Mohon tunggu...
Dewi Aryati
Dewi Aryati Mohon Tunggu... -

A civil engineering graduate who loves to write anything, read anything interest her, and... swimming.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Namanya Raka

15 Desember 2010   02:44 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:43 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Namanya Raka. Kucoba berkomunikasi dengannya sebisaku. Tapi jujur saja, sepertinya ia tak mengerti. Sama sekali tak mengerti. Kucoba memahami bahasa tubuhnya kala ia merasa tak mendapat perhatian. Saat semua orang rumah sibuk dengan aktifitas masing-masing, termasuk aku yang harus mengurusi tugas besar yang tak kunjung jilid.

03.00 - tiit..tiit… alarm berbunyi memonya: PERBAIKI GAMBAR PONDASIMU!!!
hwah…setengah bermalas-malas…kali ini niatku bulat!!! Handphonenya kumatikan lalu tidur lagi… Tidak boleh!!!!Harus bangun!!!
Kuraih kertas A3 yang sejak semalam tergeletak di atas meja tulis, lalu mencoba menyadarkan diri kalo kuliah itu penting…. masa cuma gara-gara malas begini tugas besar dengan notebene mata kuliah 3 sks harus diulang tahun depan?tidak boleh…harus semangat dE!!! kuliah gak gratis….SMANGAT!Kucoba sugesti diri sendiri dan akhirnya…..kukerja juga…

Kretek…kretekk….tak…tak….
?!#%$&*^~ bunyi apa itu?
Perasaan jam segini yang idup cuma saya?! Sudahlah..cuekin…cuekin…cuekin…
Tapi penasaran juga, tapi suaranya sudah hilang. Konsen lagi.

Kretek…..kretek…..kretek…kretek…kali ini jauh lebih keras
Kubuka pintu kamar dengan modal dag dig dug juga, jangan-jangan maling…
Sepertinya dari ruang keluarga, konon ruang keluarga di rumah saya itu t4 nangkringnya makhluk tak jelas bentuknya…(ngerti maksud saya?)

Hwah….kaget karena bunyinya datang lagi, dan ternyata….
Raka?! sedikit melengos kaget juga kesal, tapi kuhampiri juga
"Kamu kenapa?" kucoba tanyai dia dengan semua bahasa yang kupunya…
Tapi ia tak kunjung menjawab…
"Karena setiap hari aku sudah menceritakan semua keluh kesahku, jadi tolong dong… kamu cerita juga…"
Ia masih bergerak-gerak tak jelas, padahal biasanya dia tidur jam segini. Apaiya dia kesepian? soalnya belakangan ini jarang ada yang perhatian ke dia… Sampai2 ngasih makan kadang kelupaan…. sedikit berlari kuambilkan makanannya, jangan2 dia lapar. Saat tanganku mendekat ke atas stoples…
"kretek…kretek…kretek….." dia berenang tak keruan di tengah kolamnya….
Karena kaget juga akhirnya kupikir dia marah, setelah menuangkan makanan kuputuskan untuk kembali mengerjakan tugas. Sebab setelah kuberi pakan Raka langsung memasukkan kepala dan tangannya ke rumahnya. Mungkin dia sakit.

08.00 - hoaaaahmmmm….sedikit menguap wah akhirnya selesai juga. Kujenguk lagi Raka di ruang keluarga. Kuketuk2kan jariku ke stoples, eh dia malah kaget lalu kembali memasukkan kepala dan kakinya ke rumahnya. Padahal biasanya dia langsung sedikit riang karena dia pikir mau kuberi makanan.
"Kemarin datangki Aing sama Fachrul main2iki….dia kasi keluarki dari stoples baru dia pukuli kepalanya pake keramik kodoknya ibu" kira2 begitu penjelasan adikku ketika kutanyai tentang Raka.

Wah kejam sekali 2 keponakanku itu…alhasil tukikku harus jantungan begitu tiap liat tangan…. Tapi kucoba untuk memberikan pengertian dengan membelai punggungnya, menganti air stoplesnya, lalu memberinya makanan lagi… Meski masih terkaget-kaget, lama-kelamaan dia terbiasa dan kemudian mengerti.

Setelah airnya sudah bersih,kuangkat Raka dari baskom kecil, karena ia sembnyi lagi di dalam rumahnya, kuletakkan ia di atas telapak tanganku…Hoah…..aku tertipu…dia kabur ke bawah rice box punya ibuku… dengan modal tangan kosong akhirnya kugapai juga punggungnya…Lalu kumasukkan ke stoples….
Huff… hampir saja aku kehilangan Rakaku….

Pesan moral hari ini:
1. Kalo punya ponakan berusia 4-7 tahun dan juga punya tukik jangan pernah mempertemukan mereka. Karena bisa jadi tukik kamu jadi korban.
2. Kalopun kejadian seperti di atas harus terjadi, kamu harus punya waktu beberapa hari untuk memulihkan kondisi psikologisnya, jangan sampai kamu kehilangan dia untuk selamanya…(baca:kabur dan tak kembali)

- gak semua yang lo baca itu bener, tapi bener kok!-

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun