Kampanye politik mulai ramai dilakukan mengingat pada tahun 2024, pemilu diselenggarakan. Banyak cara bagi politisi untuk menyiarkannya, salah satunya adalah dengan membuat poster kampanye politik. Poster kampanye politik umumnya disebar di sepanjang jalan, ditempel di pohon, papan, dan tempat lainnya. Namun, tidak hanya secara konvensional, kampanye politik juga dilakukan secara virtual dengan membuat poster secara digital. Poster tersebut dapat ditemukan di web google atau media digital lainnya.Â
Kampanye politik mengandung berbagai pesan dan makna yang secara tersurat ataupun tersirat ada di dalamnya. Pesan dan makna tersebut terkandung dalam tanda-tanda yang juga membangun suatu tampilan poster kampanye tersebut. Tanda-tanda yang mempunyai suatu makna, dalam ilmu linguistik dibahas dalam semiotika. Semiotika ialah ilmu yang mempelajari sederetan luas objek, peristiwa, dan kebudayaan sebagai tanda (Eco, 1976, hlm. 6). Terdapat empat teori yang dapat digunakan untuk menganalisis, yaitu semiotika Saussure, semiotika Pierce, semiotika Barthes, dan semiotika Eco. Setelah ini, mari kita analisis tanda dan makna poster kampanye politik yang ada di google menggunakan satu teori semiotika.
Poster Kampanye Politik Partai Nasdem dan Tanda-Tanda
Dalam poster tersebut, terdapat 3 tokoh calon pengisi 3 kursi jabatan. Tokoh pertama dengan jabatan paling tinggi ialah Anies Rasyid Baswedan sebagai calon Presiden RI, tokoh kedua ialah Saan Mustopa sebagai calon gubernur Jawa Barat, dan tokoh ketiga ialah Hj. Diah Kurniasari. Tanda latar belakang warna poster ialah biru dan ada sentuhan warna kuning, terdapat bendera merah putih, juga di kiri bawah terdapat logo partai Nasdem yang di atasnya menjulang angka 11 yang dilanjut oleh "Tahun Partai NasDem, Â IT'S TIME! RESTORASI INDONESIA"
Teori Semiotika Roland Barthes
Teori Semiotika Roland Barthes membicarakan aspek denotatif dan konotatif.
Sobur (2018, hlm 128) Â menjelaskan teori signifikansi dua tahap Barthes yang dikutipnya dari Fiske (1990, hlm. 88) sebagai berikut. Signifikasi tahap pertama merupakan hubungan antara signifier (penanda) dan signified (petanda) dalam sebuah tanda terhadap realitas eksternal. Realitas tersebut disebut sebagai denotasi, yaitu makna paling nyata dari tanda. Setelah denotasi, konotasi adalah istilah untuk signifikasi tahap kedua. Tanda bertemu dengan perasaan atau emosi dari pembaca serta nilai-nilai dari kebudayaannya. Maka dari itu, konotasi ini maknanya subjektif atau bahkan intersubjektif. Fiske (1990, hlm. 88) sendiri mengemukakan bahwa denotasi adalah apa yang digambarkan tanda terhadap sebuah objek, sedangkan konotasi adalah bagaimana menggambarkannya.Â