Mohon tunggu...
Diyana Wulandari
Diyana Wulandari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Akuntansi Universitas Muhammadiyah Malang

hobi menulis dan membaca puisi

Selanjutnya

Tutup

Diary

Korban Ketidakadilan: Kisah Perundungan di Pondok

30 Mei 2024   20:35 Diperbarui: 30 Mei 2024   22:19 232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di sebuah pondok pesantren, ada seorang santriwati bernama Alifah yang dikenal sebagai anak yang baik hati dan patuh. Suatu hari, sekelompok santriwati, termasuk Alifah, terlibat dalam insiden kenakalan di pondok . Mereka tertangkap basah melangggar peraturan pesantren. Ketika pihak sekolah memeriksa insiden tersebut, mereka menemukan bahwa Alifah sebenarnya tidak ikut melanggar Bahasa dalam pondok.

Setelah penyelidikan, Ustadzah memutuskan untuk menghukum semua santriwati yang terlibat kecuali Alifah. Keputusan ini membuat teman-teman Alifah merasa marah dan iri. Mereka beranggapan bahwa Alifah seharusnya juga mendapat hukuman karena berada di tempat itu. Kemarahan ini memicu perundungan terhadap Alifah. Setiap hari, Alifah mulai mendapat perlakuan buruk dari teman-temannya. Mereka mencemoohnya dan mengucilkannya.

Alifah merasa sangat tertekan dan bingung. Dia tidak mengerti mengapa teman-temannya begitu marah padanya hanya karena dia tidak dihukum. Perundungan yang terus-menerus membuatnya merasa takut dan tidak nyaman berada di sekolah. Akhirnya, seorang Ustadzah Inna, menyadari perubahan perilaku Alifah yang menjadi pendiam dan sering terlihat murung.

Ustadzah Inna memutuskan untuk berbicara dengan Alifah secara pribadi. Dalam percakapan tersebut, Ustadzah mendengarkan semua cerita yang di alami Alifah. Ustadzah Inna segera mengambil tindakan dengan memanggil santriwati - santriwarti yang merundung Alifah dan mengadakan pertemuan mediasi. Dalam pertemuan tersebut, Ustadzah Inna menjelaskan betapa pentingnya sikap adil dan empati serta dampak negatif dari perundungan terhadap korban.

Kasus Alifah mengajarkan kita bahwa ketidakadilan dapat memicu perundungan, yang berdampak serius pada korban. Penting bagi kita semua, terutama para pendidik dan pemimpin, untuk memastikan bahwa setiap keputusan yang diambil didasarkan pada keadilan dan kebenaran. Selain itu, perlunya menanamkan nilai-nilai empati dan rasa hormat antar sesama agar dapat menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi semua.

Kisah ini juga menekankan pentingnya campur tangan yang tepat waktu dari pihak yang berwenang untuk menghentikan perundungan dan memberikan dukungan kepada korban. Dengan demikian, kita dapat menciptakan lingkungan yang lebih harmonis dan saling mendukung, di mana setiap individu merasa dihargai dan dilindungi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun