Bagaimana Cara Penanganan Tantrum Pada Anak Penyandang Autisme?

Disusun Oleh :

Diyanah Fauziyyah                 (19410179)

Tri Desta Fitriyanti                 (19410154)

Lutfi Nugraha                         (19410156)

Abu Amar Nashih B.              (19410187)

Faqih Mua’lla A.                    (19410206)

Autism Spectrum Disosder (ASD) atau yang sering disebut dengan autisme merupakan suatu gangguan perkembangan neuropsychiatri yang mana dalam hal ini seorang anak akan mengalami kesulitan dalam melakukan hal-hal seperti: sulit dalam mempelajari bagaimana cara berkomunikasi, kemudian juga berinteraksi sosial, memusatkan konsentrasi, melakukan suatu hal secara berulang-ulang dan bahkan terkadang anak dengan gangguan autis dapat berperilaku ekstrim. 

Pada umumnya anak dengan kelainan autisme dapat dikenali sejak masih berusia muda, yakni sebelum berusia tiga tahun (Katherine, 2004 dalam Wijaya 2013).

Anak-anak dengan Autism Spectrum Disosder (ASD) akan memiliki bentuk stimulasi diri yang sangat berlebihan (Azwandi, 2008 dalam Mirnawati 2020) kemudian memberikan beberapa contoh reaksi seperti halnya mudah tantrum, marah, menjadi agresif, kemudian juga menangis atau bahkan menjadi takut akan suatu hal tertentu dan juga mendadak tertawa tanpa adanya suatu penyebab yang jelas. 

Disisi lain Anak-anak dengan Autism Spectrum Disosder (ASD) juga akan menjadi hiperkinetik, agresif, menolak untuk melakukan suatu aktivitas tanpa suatu alasan yang jelas, terkadang mereka juga membenturkan kepala, menggigit, mencakar atau bahkan menarik rambut sebagai contoh reaksi emosi yang berupa perilaku akibat dari gangguan sistem limbik (Mirnawati, 2020).

Sebagian orang tua dengan anak Autism Spectrum Disosder (ASD) tentu akan merasa bahwasannya tantrum merupakan suatu permasalahan besar yang harus dihadapi. Para orang tua kadang kala mengalami kesulitan dalam menenangkan anaknya, tak jarang sebagai jalan pintas mereka berusaha membujuk anak dengan memberi hal-hal yang mereka inginkan. Padahal pemberikan hal-hal yang diinginkan anak ini justru malah dapat membuat anak menjadi mudah tantrum apabila hal yang anak inginkan tidak diberikan.