[caption id="attachment_244806" align="alignright" width="150" caption="FGD bidan Widaningsih dan bumil"][/caption] JW Tulungagung — “Saya sering ke Puskesmas Ngunut untuk mencari informasi kegiatan. Lalu saya mendapat modul kelas bumil (ibu hamil) dan mempelajarinya. Intinya sih, saya enggak seneng kalau Polindes (Poli Bersalin Desa) Kromasan sepi dari bumil yang datang untuk memeriksakan kehamilannya!” ujar Widaningsih, bidan yang 8 tahun bertugas di Polindes Kromasan kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung sebagai penggagas Kelas Bumil di wilayah kerjanya. Kegiatan berawal dari sistem pendataan ibu hamil oleh bidan desa. Data tersebut tentang status ibu hamil dari satu desa, bukan hanya yang periksa ke bidan desa, melainkan juga dari pusat pelayanan kesehatan se-kabupaten Tulungagung yang berasal dari desa calon ibu tersebut. Pasca pendataan, bidan mengundang para ibu hamil ataupun ibu dengan trimester kehamilan berbeda untuk mengikuti Kelas Bumil di Polindes . Kegiatan Kelas Bumil Polindes Kromasan sudah terlaksana dalam tiga angkatan besar bumil yang dibentuk setiap 4-5 bulan sekali. Angkatan pertama mulai terlaksana pada 30 Mei 2012 dengan jumlah peserta 21. Angkatan kedua pada 27 Nopember 2012 dengan jumlah peserta 14 bumil. Angkatan ketiga pada 29 April 2013 dengan peserta 13 bumil. Pada pertemuan pertama setiap angkatan, dilaksanakan pemerikasaan golongan darah dan pre-test berupa materi tanda-tanda kehamilan. Dari hasil pertemuan awal ini, bidan dapat mengidentifikasi seberapa besar pengetahuan masing-masing calon ibu atas kehamilannya. Selanjutnya pada pertemuan kedua diisi dengan materi persalinan dan tanda-tandanya. Pertemuan ketiga membahas tentang perawatan bayi. Jadwal ketiga pertemuan tersebut dilaksanakan sesuai dengan kesepakatan dalam kelompok bumil. Diluar dugaan, ternyata pertemuan ibu hamil yang digagas Widaningsih menarik perhatian Kalbe Farma dengan memberikan dukungan berupa susu ibu hamil dan ibu menyusui dengan harga jual lebih murah dari toko. Widaningsih menolak tegas untuk dukungan susu formula dikarenakan dapat menjadi penghambat pemberian ASI Ekslusif dari ibu pada bayi khususnya pada umur 0-6 bulan. Hal tersebut dikarenakan ASI Ekslusif juga menjadi salah satu materi konseling dalam kelas ibu hamil. Selain ketiga pertemuan inti tersebut, juga dilaksanakan pertemuan mingguan ibu hamil di Polindes Kromasan. Kegiatan yang dilaksanakan berupa senam hamil, pemutaran film proses kelahiran dan menyusui, serta focus group discussion antara bidan dan bumil. Widaningsih mengharapkan, melalui Kelas Bumil akan terjalin kedekatan emosional ibu hamil dengan bidan, sehingga apabila ada keluhan dari ibu hamil baik medis maupun psikologis, dapat segera teratasi. Koordinator Bidan Puskesmas Ngunut, Nur Muftin mengatakan,“Kelas Bumil merupakan aplikasi Gerakan Sayang Ibu yang sudah ada sejak tahun 1997. Dilaksanakan dengan tujuan untuk peningkatan partisipasi masyarakat untuk menurunkan AKI (Angka Kematian Ibu). Namun dalam pelaksanaannya kurang mendapat perhatian. Satu tahun ini mulai dirintis secara intens lagi di Polindes, terutama sejak ada pelatihan kelas bumil bagi bidan yang dilaksanakan dinas terkait.” Nur Muftin menambahkan,“Selain di Polindes Kromasan, Kelas Bumil juga dilaksanakan di Polindes Kaliwungu, Gilang, Sumberrejo Kulon, Ngunut, dan Pulotondo Kecamatan Ngunut. Angkatan pertama sudah dimulai bulan Maret - April 2013 dengan jumlah peserta 10-15 orang di masing-masing desa.” (Dian AA, Jurnalis Warga Tulungagung, Puskakom – Kinerja USAID)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H