Â
Teater Korek merupakan salah satu UKM di Universitas Islam 45 Bekasi yang bergerak di bidang seni terutama seni pertunjukan dan perteateran. UKM ini dibentuk pada tanggal 19 juli 2002. Yang didirikan oleh 5 orang dari latar belakang yang berbeda.
Awal mula dibentuknya teater korek ini berawal dari kegelisahan individu menyatu dalam sebuah rasa mencinta sesama, mengajak, membaur dalam sebuah nilai untuk menyatukan sebuah rasa bersama, Kemudian 5 orang tersebut megadakan "Pagelaran Musik Taman" yang diadakan dikantin pada pertengahan tahun 2000.
Dediscputra Siregar yang merupakan salah satu seniman mencoba berkomunikasi, Â koloborasi serta eksplorasi untuk menciptakan sebuah ruang kesenian.
LAODPT (Latihan Alam Dasar Pemain Teater) pertama dilaksanakan di Cibubur pada bulan Mei 2002, diikuti 17 peserta (9 Pria & 8 Wanita) selama 3 hari 4 malam. Pulang membawa harapan untuk membuka ruang kebudayaan (perkampungan budaya) sadar akan Budaya Ibu Pertiwi. menyatu pada tataran Civitas Akademika sebagai bagian yang tak terpisahkan, melakukan sosialisasi terhadap beberapa Organisasi Internal kampus.
Tepat Pada tanggal 19 Juli 2002 Organisasi Teater di deklarasikan dengan nama "Teater Korek" yang disahkan oleh Rektor Unisma, Cecep Efendi, yang dihadiri oleh beberapa elemen kampus dan beberapa kelompok teater baik sanggar maupun Koteka. Saat itu, Teater Korek juga menjadi anggota sekaligus tuan rumah pertemuan Koteka untuk membahas berbagai hal.
Merasa bahwa kebudayaan semakin menipis, maka proses sosialisasi terus berlangsung dengan Eksplorasi Budaya Daerah Bekasi "Kesenian Topeng". Tak hanya terhenti pada satu titik, Teater Korek juga melakukan pementasan ke berbagai kelompok teater baik teater kampus maupun teater rumah (sanggar) dan juga beberapa instansi yang mengajak memberi ruang apresiasi.
Untuk melakukan pendekatan dan penggalian Budaya Lokal Tim dari Teater Korek mengadakan "Tabe" yang terdiri dari festival teater antar pelajar, lomba baca puisi dan musikalisasi puisi.
Teater Korek merupakan sebuah perlambangan. Sesuatu yang jika dinyalakan dapat menerangi kegelapan, namun jika disalah artikan jutru melahirkan malapetaka bagi siapa dan apapun. Kemudian, dari sistu muncul kata -- kata meng-korek-si. Mencari dan menggali ke dalam Nurani pada sebuah perjalanan panjang.
Aru Elgete, Selaku Ketua teater korek periode 2017 -2018 menceritakan,"Ketika itu (19/7/2002) organisasi teater ini dideklarasikan. Hingga kemudian mencoba melakukan kerja kebudayaan Bersama tim dari teater korek yang ada di sekitarnya. Berbagai karya diciptakan sebagai pertanggung jawaban masyarakat.
Teater korek ini sudah sering melakukan berbagai macam kegiatan seperti : Pementasan Ruang Raung II (2019), Dramakala fest9 (2020) Ayahku Pulang, Seru- Art (2021) dan masih banyak lagi kegitan yang dilakukan oleh teater korek."