Dalam falsafah dan teori keperawatan dikenal dengan konsep Holistic Care. Kata Holism dan Holistic merupakan kata yang berasal dari bahasa Yunani kuno yang berarti semua, seluruh, menyeluruh, atau total. Konsep holistik dalam keperawatan merupakan sebuah model yang mengkombinasikan adanya kehadiran, penyembuhan menyeluruh dengan memperhatikan kebutuhan bio-psiko-sosial-spiritual individu.Â
Holistik merupakan sebuah prinsip dalam keperawatan yang menghubungkan antara seni dan ilmu pengetahuan yang perwujudannya melibatkan proses analisis, keterampilan dalam berintuisi, dan hubungan antara pikiran, semangat dan kondisi tubuh seseorang. Holistik keperawatan bertujuan untuk mengurangi atau mencegah penderitaan yang dialami oleh individu.
Konsep umum dari Holistic Care dalam keperawatan adalah konsep yang berfokus pada perlindungan, promosi dan pengoptimalisasian kesehatan dan status kesehatan untuk pencegahan kesakitan dan trauma. Selain itu Holistic Care juga berfokus pada upaya mengurangi penderitaan dan mendukung individu dalam menemukan kedamaian, kenyamanan dan keseimbangan dalam hidupnya.Â
Konsep Holistic Care mempercayai bahwa jika terjadi ketidak seimbangan dalam hidup individu maka dapat berpengaruh negatif pada seluruh fungsi kesehatannya. Selain teori keperawatan konvensional  barat, juga teori pengobatan timur seperti akupuntur juga mengajarkan bahwa gangguan kesehatan yang dialami individu tergantung pada keseimbangan Yin dan Yang,  keseimbangan lima unsur di dalam tubuh seperti unsur kayu, tanah, logam, air dan api. Sesungguhnya teori -- teori ini telah lama dipahami oleh para ahli pengobatan dan keperawatan seperti dokter dan perawat sehingga dalam perawatan dan pengobatan pasien harus meliputi perawatan fisik, psikis, sosial dan spiritual.Â
Sebagaimana telah dikemukan oleh Betty Neuman yang memandang manusia di dalam paradigma keperawatan sebagai makhluk yang multidimensi. Oleh sebab itu, keperawatan harus berkonsentrasi terhadap seluruh aspek dari manusia, termasuk lingkungan internal, eksternal, dan lingkungan yang tercipta dari interaksi manusia dengan lingkungan itu sendiri. Kesehatan merupakan suatu keseimbangan antara seluruh aspek yang terdapat di dalam diri manusia.
Keperawatan yang holistic care yang dimaksud salah satunya adalah dengan memberi dukungan spiritual melalui doa, pembacaan ayat -- ayat suci dan ritual keagamaan lainnya yang diyakini dapat memberi penguatan spiritual kepada penderita dalam memperoleh kesembuhan fisik maupun psikis. Spiritualitas adalah salah satu aspek kehidupan pasien yang sangat penting untuk dipenuhi dalam perawatan kesehatan. Pentingnya spiritualitas dalam pelayanan kesehatan dapat dilihat dari definisi kesehatan menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang menetapkan empat unsur kesehatan yaitu sehat fisik, psikis, sosial, dan spiritual (Hawari, 2002).Â
Spiritualitas merupakan kekuatan yang menyatukan, memberi makna pada kehidupan dan nilai-nilai individu, persepsi, kepercayaan dan keterikatan di antara individu (Kozier, 2004). Misalnya pada penderita wanita dengan kanker serviks akan mengalami berbagai masalah baik secara fisik, psikologis, sosial maupun spiritual. Secara fisik, penyakit kanker serviks akan menyebabkan penderita mengalami penurunan berat badan, nyeri, perdarahan, penurunan nafsu makan, anemia, dan mudah lelah (Aziz, 2006).Â
Sementara itu secara psikologis, penyakit kanker serviks menimbulkan banyak respon negatif pada penderita seperti cemas, takut, dan menarik diri (Santi, 2010; Nuraeni, 2010). Kompleksnya masalah yang dialami oleh individu yang mengalami kanker terutama kanker serviks, akan membuat kebutuhan spiritual diperlukan. Balbony (2007) menjelaskan bahwa dari 230 penderita kanker, 156 penderita kanker (68%) melaporkan spiritualitas adalah salah satu hal yang paling penting.Â
Dukungan spiritual juga dapat meringankan kondisi psikologis pasien seperti takut, syok, putus asa, marah, cemas, dan depresi. Kekuatan spiritual seseorang yang rendah dapat menimbulkan permasalahan psiko- sosial di bidang kesehatan (Hamid, 2008). Selain itu, melalui dukungan spiritual yang baik akan mampu meningkatkan kualitas hidup pasien kanker serviks. Dukungan spiritual didapatkan pasien tidak hanya dari dirinya sendiri melainkan dari peran serta perawat dan keluarga dalam pemenuhan kebutuhan spiritual pasien (Kinasih & Wahyuningsih, 2012).
Dalam pelaksanaan perawatan individu baik di Rumah Sakit maupun Puskesmas dapat kita perhatikan bahwa belum semua atau seluruh komponen ini dilaksanakan. Dimensi spiritual sering dilupakan dalam praktek pelayanan kesehatan. Peran perawat dan keluarga hanya berfokus pada mengatasi masalah fisik pasien, dan jarang menangani masalah spiritualitas pasien (Balbony, 2007), misalnya seseorang yang menderita penyakit infeksi hanya diberi pengobatan dan perawatan untuk menyembuhkan infeksinya saja melalui pemberian antibiotika dan beberapa obat tambahan lainnya.Â
Demikian pula beberapa jenis penyakit lainnya belum dilakukan holistic care. Salah satu bentuk perhatian RS dan Puskesmas dalam mengembangkan pelayanan spiritual yang dengan memfasilitasi pasien dan keluarga dalam pelayanan doa sesuai keyakinan masing masing pasien yang dilakukan secara perorangan oleh tokoh -- tokoh agama seperti ustad, pendeta, pastor, dan lain -lain. Kalaupun ada beberapa pasien atau penderita yang di lakukan pengobatan spiritual melalui doa dan pembacaan ayat -- ayat suci sesuai dengan keyakinannya, itu karena insiatif keluarga saja, belum merupakan bagian dari perawatan yang di programkan Rumah Sakit atau Puskesmas.Â