Psikologi perkembangan dan teori belajar merupakan dua jenis konteks yang memiliki arti berbeda namun juga memiliki fungsi sama yang berdasar keterikatan dalam diri manusia.Â
Psikologi perkembangan sendiri merupakan ilmu yang mempelajari tentang tingkah laku dan proses mental seorang individu sepanjang hidupnya. Santrock; 2011, mengatakan bahwa psikologi perkembangan itu menitikberatkan pada kapan dan bagaimana manusia itu berubah sepanjang hidupnya.Â
Nah perubahan itu dipengaruhi oleh proses belajar dan berlatih. Sedangkan belajar sendiri didasarkan teori dan akal. Teori dalam belajar itu terdapat bermacam-macam jenis. Seperti ada teori behaviour, teori kognitif, teori humanistik, dan juga teori konstuktivisme. Adanya teori belajar tersebut, pada dasarnya manusia tidak bisa melakukannya sendiri, dengan kata lain mereka membutuhkan seseorang untuk mengajarinya.
Manusia merupakan makhluk Tuhan yang mana diberi akal untuk berfikir. Satu-satunya makhluk Allah yang diciptakan dengan kesempurnaan akal dan pikiran agar mereka mampu memanfaatkannya dengan baik.Â
Dengan adanya akal tersebut, manusia memulai hidup dengan belajar dan terus belajar. Mereka mengasah akalnya dengan belajar mulai dari kandungan hingga semasa hidupnya. Lantas mengapa sih belajar itu dianggap penting?Â
Belajar itu sebuah perubahan, belajar itu untuk hidup, belajar itu proses dari yang tidak tahu menjadi tahu, dan masih banyak lagi definisi dari belajar. Belajar didefinisikan sebagai perubahan yang relatif permanen dalam potensi perilaku yang terjadi sebagai akibat dari penguatan praktek (Kimble, 1961, hal. 6).
Seperti yang kita perhatikan, manusia itu sudah memulai belajar pada waktu mereka masih bayi, dan bahkan sejak dalam kandungan. Dalam kandungan, mereka belajar dari orang tua mereka.Â
Apa yang dilakukan orang tua semasa mereka belum lahir kadang akan menurun pada anak yang dikandung. Begitu pula saat mereka telah dilahirkan kedunia, tumbuh dan berkembang dengan belajar.Â
Mulai dari belajar merangkak, berjalan, berbicara, makan dan sebagainya. Nah, jika kita pikir-pikir dari semua aktivitas yang dilakukan bayi tersebut pasti ada seorang tentor atau pendidik yaitu orang tua yang mengajari mereka agar bisa melakukannya dengan baik.Â
Bukan hanya tentang hal berbicara dan berjalan, namun sikap dan emosi juga muncul didalamnya. Dalam hal ini termasuk dalam aspek emosional. Emosional mereka mulai tumbuh sehubungan dengan perkembangan keadaan lingkungan fisiknya.
Emosional dalam diri seseorang itu berkaitan erat dengan sikap. Manusia dapat menyelesaikan masalah yang dihadapinya melalui pikiran, bukan emosional. Jadi, dalam pendidikan itu bukan hanya mata pelajaran saja yang dipelajari, namun juga sikap tentunya.Â