Pendidikan anak usia dini (PAUD) telah menjadi perhatian dalam sistem pendidikan global. Di Indonesia, “Wajib belajar 13 tahun adalah bagian dari upaya untuk memperkuat kualitas pendidikan, terutama bagi anak usia dini, yang dimulai dari Taman Kanak-kanak Formal, PAUD informal, serta Taman Penitipan Anak. Semua sepakat bahwa kemajuan bangsa ditentukan oleh generasi muda, ditentukan oleh anak-anak nya. Ada banyak sekali penelitian dan tulisan yang menyebutkan arti pentingnya usia golden age, dalam buku Give Me a Child Until He Is Seven, dalam buku tersebut dijelaskan arti pentingnya pendidikan anak usia dini bahkan pendidikan dari dalam kandungan. Kita semua yakin bahwa anak-anak kita yang sekarang masih balita, yang masih belajar di Taman Kanak-kanak adalah masa depan Indonesia.” ujar Bapak Prof. Dr. Abdul Mu'ti, M.Ed. (Menteri Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah) saat kegiatan Puncak Mentas PAUDPEDIA dan Seremoni dukungan terhadap Wajib Belajar 13 Tahun, di Gedung Kemendikdasmen, Jakarta, Selasa, 26 November 2024.
Salah satu langkah penting dalam pendidikan nasional Indonesia adalah kebijakan wajib belajar 13 tahun, yang mencakup pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Kebijakan ini berfokus pada pemenuhan hak setiap anak untuk mendapatkan pendidikan yang berkualitas, dimulai dari Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).
Kementerian Pendidikan menyadari bahwa pendidikan dasar dan menengah yang berkualitas harus dimulai dengan dasar yang kuat. Anak-anak yang telah mengikuti pendidikan anak usia dini cenderung lebih siap untuk menghadapi tantangan pendidikan di jenjang selanjutnya. Selain itu, mereka lebih mungkin untuk mengembangkan kebiasaan positif, seperti rasa percaya diri, disiplin, dan keterampilan sosial. Menyekolahkan anak sejak usia 2-3 tahun bukan hanya memberikan anak-anak kesempatan untuk belajar, tetapi juga memberikan fondasi yang kuat untuk masa depan mereka.
Pendidikan anak usia dini tidak hanya berfokus pada keterampilan akademik /kognitif, tetapi juga pada perkembangan emosional, sosial, bahasa, dan fisik anak. Pada usia 0 sampai 6 tahun, otak anak berkembang dengan sangat pesat mencapai hingga 90% dari total kapasitas otaknya. Hal ini menjadikan usia dini sebagai periode yang sangat penting untuk mendapatkan stimulasi yang tepat. Dengan kebijakan wajib belajar 13 tahun yang dimulai dari pendidikan anak usia dini, kini orang tua semakin didorong untuk memperkenalkan anak-anak mereka pada dunia pendidikan sedini mungkin.
Penelitian dari National Scientific Council on the Developing Child mengungkapkan bahwa pembelajaran yang tepat pada usia dini dapat mempengaruhi kemampuan berpikir, berbicara, dan bahkan kemampuan sosial anak. Maka melalui pendidikan usia dini, anak-anak akan berada di waktu yang paling tepat untuk belajar bagaimana berinteraksi dengan teman sebaya, mengembangkan keterampilan motorik halus dan kasar, serta mengenali emosi mereka. Ini adalah keterampilan dasar yang sangat bermakna dan berguna ketika mereka mulai memasuki pendidikan formal berikutnya. Jean Piaget dan Lev Vygotsky, dua tokoh besar dalam psikologi pendidikan, menekankan pentingnya interaksi sosial dan pengalaman langsung dalam proses belajar anak. Piaget percaya bahwa anak-anak membangun pemahaman mereka tentang dunia melalui pengalaman sensorik dan motorik, yang dapat diperoleh melalui berbagai kegiatan dari usia dini. Vygotsky, di sisi lain, mengungkapkan bahwa anak-anak belajar lebih efektif ketika berada dalam Zone of Proximal Development (ZPD), tahap di mana anak dapat belajar dengan bimbingan orang dewasa atau teman sebaya.
Salah satu Penelitian Longitudinal terkenal, Perry Preschool Project, menunjukkan bahwa anak-anak yang mengikuti pendidikan anak usia dini memiliki tingkat kelulusan yang lebih tinggi, pendapatan yang lebih baik, dan tingkat keterlibatan yang lebih rendah dalam kejahatan dibandingkan mereka yang tidak mengikuti program tersebut. Ini membuktikan bahwa pendidikan usia dini bukan hanya mempengaruhi perkembangan akademis, tetapi juga masa depan sosial dan ekonomi anak.
Menyekolahkan anak sejak usia dini bukan hanya langkah pertama menuju pendidikan formal, tetapi juga langkah pertama untuk memastikan mereka memiliki masa depan yang cerah. Dengan kurikulum yang dirancang untuk memfasilitasi perkembangan kognitif, emosional, bahasa, dan sosial anak, pendidikan anak usia dini akan memberikan anak-anak fondasi yang kuat untuk kesuksesan di masa depan.
Mari bersama-sama mendukung pendidikan anak usia dini dan pastikan setiap anak mendapatkan kesempatan yang sama untuk berkembang secara maksimal.
Nantikan artikel berikutnya mengenai bagaimana cara memilih sekolah yang tepat untuk anak pada usia dini tersebut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H