23 Februari 2017 merupakan hari perdana untuk 9 peserta dan 4 panitia YOUCAN EMPOWER LOMBOK memulai memasuki kampung orang lain dengan bahasa, makanan khas, rumah adat, pakaian adat, dan tradisi yang berbeda. Tapi ada 1 panitia lokal yang asli Mendure dan rumahnya dijadikan tempat penginapan. Ternyata hampir semua warga itu masih mempunyai hubungan kekeluargaan dengan panitia lokal. Sungguh tidak kami duga.
Sasak adalah suku mereka dengan Islam adalah agama yang dianut oleh seluruh warga. Hampir semua dusun memiliki lebih dari 1 mushola dan mengantarkan Lombok dengan sebutan “Kota 1000 Masjid”. Sambutan khas untuk para tamu adalah upacara adat Sasak yaitu dengan pemberian selendang adat kepada perwakilan kelompok.
Jamuan makanan khas Sasak yang sangat cocok di lidah saya yaitu Sambal Beberok (Sambal dari Tomat dan Cabai yang diuleg), Keripik Bertabur Kacang dan Irisan Daun Jeruk, Kopi Asli Lombok Khas Racikan Nenek, dan Sayur Antap (Sayur Kacang Panjang). Penyajiannyapun ditempatkan dalam 1 nampan bulat dari besi dengan piring yang berbeda. Memang demikian penyajian makanan untuk orang dewasa, sedangkan penyajian makanan untuk anak-anak dengan menggunakan nampan saja. Tak lupa beberapa tembang adat Sasak yang ditembangkan oleh Ketua Suku mengiringi nikmatnya pembukaan program YOUCAN EMPOWER sore itu. Sungguh merdu sekali hingga kami merasakan benar-benar sedang di Lombok.
Mengajar Mengaji setiap selesai Sholat Maghrib di Mushola merupakan kegiatan wajib kita. Menurut pak ustadz bahwa setiap ada tamu mahasiswa KKN atau relawan yang beragama Islam, wajib untuk mengajar mengaji di mushola. Hal ini bertujuan agar tamu tersebut mudah berbaur dengan para warga. Memang benar berdakwah itu tidak memandang usia, lokasi, waktu, dan status sosial. Karena berdakwah adalah menyampaikan ilmu, dan sampaikanlah walau itu hanya dengan 1 ayat saja.
Model rumah disana seperti rumah pada umumnya, tetapi kamar mandi dan WC terpisah dari rumah utama. Walaupun jaraknya belum 10 meter, setidaknya mereka mengerti aturan kesehatan yang dianjurkan pemerintah. Jika kamar mandi milik salah satu warga sedang dipakai, maka warga lain menawarkan kamar mandinya. Begitu ramahnya para warga sehingga membuat kami betah disana walaupun banyak bahasa yang kami kurang mengerti.
Pekerjaan utama mereka adalah bertani. Rerata mereka mempunyai sawah sebanyak 1-3 ha/warga. Padi-padi mereka memiliki rendemen 60-70% sehingga mengantarkan Mendure menjadi lumbung padi ke desa sebelah hingga Kota Mataram. Sapi dan Kambing menjadi hewan ternak mereka. Selain bertani padi, mereka juga bertani tembakau yang hasilnya dikirim ke kota. Bahkan pengeringan tembakau dibuat khusus untuk mengeringkan tembakau milik sendiri.
Merarik menjadi topik paling menarik bagi kami. Maklum, seluruh peserta dan panita itu masih single alias belum menikah. Merarik merupakan tradisi menculik gadis pujaan yang akan di jadikan isteri dengan cara dibawa ke rumah pria. Prosesi merarik jangan sampai diketahui oleh keluarga si gadis, bahkan warga kampung. Jika dalam penculikan diketahui, maka prosesi merarik itu gagal, dan bisa diulangi lagi hingga terkabulkan. Terkadang merarik sudah direncanakan matang-matang oleh si gadis dengan pacarnya.
Biasanya 3 hari setelah merarik akan dilangsungkan pernikahan, karena orang tua gadis tidak mau menanggung malu. Bagi keluarga si gadis, jika si gadis sudah berada di rumah pria yang belum menikah itu merupakan aib. Pesan untuk para gadis agar waspada jika keluar sendirian di kala maghrib tiba. Sebaiknya mengaji di rumah atau mushola secara berjamaah, daripada pergi sendirian.
Selain mempelajari kebudayaan mereka, kami juga menyampaikan ilmu yang kita miliki kepada para warga di bidang pendidikan, ekonomi, dan kesehatan. Bidang pendidikan ada Ryan, Ardina, Dadan, Glenysz, Reihan, dan Laili. Bidang Ekonomi ada Diyah dan Emma. Dan Dimas merupakan satu-satunya peserta di Bidang Kesehatan. Seharusnya 13 peserta, tetapi hanya 9 orang yang masih komitmen. Ini menjadikan pembelajaran bagi pihak penyelenggara agar lebih mengedepankan komitmen peserta, karena masih banyak peserta lain yang belum terpilih untuk menjadi bagian dari YOUCAN EMPOWER. Alhamdulillah tim ekonomi masih solid dari awal dengan 2 orang peserta.
Rangkaian bidang pendidikan antara lain: Pengadaan Buku Perpustakaan, Pembentukan Kancil (Pustakawan Cilik), Kelas Inspirasi, dan Belajar Bersama. Aplikasi Model Tanaman Vertikultur dari Bekas Air Mineral Gelas dan Pembuatan Kerajianan dari Sampah Bekas merupakan kegiatan dari Bidang Ekonomi. Dan kegiatan bidang kesehatan adalah Pembagian Komik Gizi Seimbang Gratis, Penyuluhan Gizi Seimbang, dan Penyuluhan Cara Mencuci Tangan yang Baik. 3 bulan sebelum keberangkatan, tim pendidikan sudah membuka donasi buku untuk usia SD baik berupa buku atau uang, tim ekonomi meminta bantuan panitia lokal untuk menyediakan bekas air mineral gelas, dan tim kesehatan mencari sponsor komik kesehatan gratis.
Kegiatan besar kami adalah Out Bond yang diadakan di hari minggu. Adik-adik sangat antusias dalam bermain sehingga terjadi kehebohan tersendiri, bahkan kadang sulit diatur. Tak lupa edukasi kami selipkan dalam permainan ini. Selain itu kami mengadakan Bioskop Malam dalam 2 malam berturut-turut. Pemutaran film edukatif bertujuan untuk memberikan pesan moral dan motivasi kepada para warga yang menonton.
Tak lupa kami mengeksplor sebagian kecil wilayah Lombok Tengah dari sisi wisatanya. Setelah melaksanakan kegiatan bersama para warga, wisata adalah yang kami nantikan. Desa Sade, Pantai ‘Aan, Tanjung ‘Aan, dan Pantai Kuta Mandalika menjadi tempat tujuan kami.
Tibalah hari menjelang kami untuk pulang. Isak tangis dari adik-adik dan para warga mengiringi kepulangan kami. Sempat terucap dari bibir manis dengan air mata mengalir deras dari adik-adik untuk mengatakan bahwa ia tak rela kami tinggalkan. Akhirnya ada salah satu peserta yang berinisiatif untuk mengajak adik-adik tidur di rumah penginapan. Paginya, kami mengantarkan mereka ke sekolah. Walaupun masih tak rela, tetapi mereka mau untuk ke sekolah. Akhirnya beberapa hari setelah kepulangan, kami mengirimkan pesan-pesan inspiratif.
Sungguh pengalaman berharga dapat merasakan atmosfer Lombok yang terkenal dengan keindahannya. Panas membara tak menjadikan kami pupus dalam mengeksplor mimpi adik-adik dan wisata di sana. Lombok bukan tempat untuk persinggahan, tetapi tempat untuk dapat tinggal lebih lama lagi. Dan Mendure merupakan kampung inspiratif bagi saya walaupun hanya 7 hari singgah.
Terima kasih kepada YOUCAN INDONESIA yang telah mempercayakan kepada 40 orang dari 5992 pendaftar untuk mengabdi ke pelosok negeri. Semoga YOUCAN INDONESIA tetap konsisten dalam program pengabdian masyarakat. Dengan berbagi inspirasi kepada orang lain, maka akan lahir sebuah kebaikan dan kebaikan berikutnya. Niat yang ikhlas dalam mengabdi akan melahirkan amal jariyah untuk diri kita. Selamat mengabdi ke pelosok negeri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H