Mohon tunggu...
Diyah Kalyna
Diyah Kalyna Mohon Tunggu... Wiraswasta - Menulis itu berbicara kepada alam. Menceritakan keindahannya dan mengungkapkan rahasianya. Aku, kamu, menjadi kita.

Berasal dari Blitar, Jatim, pendidikan S1 di kota Solo, Jateng, dan sekarang domisili di Negara Brunei Darussalam. Sejak tahun 2015 bergabung dalam mediasi dan penanganan masalah tenaga kerja.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Duhai Anak! Tataplah Matahari yang Menyinari Bumi

18 Januari 2020   12:04 Diperbarui: 18 Januari 2020   18:00 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bukan tentang kemewahan yang diinginkan, tetapi tentang kebersamaan yang dirindukan.

Setapak meninggalkan, terasa berat, bagaikan rantai besi yang melingkari kedua kaki. ketika harus melepaskan kebersamaan, walaupun berlabel sementara.

Segala kesempurnaan hidup secara fisikal terpenuhi, bukan lantas menawarkan keindahan, apalagi kebahagiaan.

Nyatanya, perasaan memiliki masih merajai ruang hati, hingga sulit dipisahkan walau dengan tujuan masa depan lebih cerah.

Duhai anak!
Tataplah matahari yang menyinari bumi
Memberikan kehangatan kepada seluruh alam ini

Dan langkahmu. Berjalanlah!
Jangan menoleh lagi, hingga keyakinanmu menggenggam arah tujuanmu.

Hingga jemarimu menyempurnakan kalimat
ketika menuliskan kisahmu hari ini, esok dan nanti

Duhai anak!
Kejayaan terbentang di ujung sana
Kejarlah! Raihlah!
Karena Tuhan, tidak akan mengubah garis hidup hambanya
Jika tidak dimulai dari diri sendiri

**

Permata Biru, 18 Januari 2020
Diyah Kalyna

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun