Bukan tentang kemewahan yang diinginkan, tetapi tentang kebersamaan yang dirindukan.
Setapak meninggalkan, terasa berat, bagaikan rantai besi yang melingkari kedua kaki. ketika harus melepaskan kebersamaan, walaupun berlabel sementara.
Segala kesempurnaan hidup secara fisikal terpenuhi, bukan lantas menawarkan keindahan, apalagi kebahagiaan.
Nyatanya, perasaan memiliki masih merajai ruang hati, hingga sulit dipisahkan walau dengan tujuan masa depan lebih cerah.
Duhai anak!
Tataplah matahari yang menyinari bumi
Memberikan kehangatan kepada seluruh alam ini
Dan langkahmu. Berjalanlah!
Jangan menoleh lagi, hingga keyakinanmu menggenggam arah tujuanmu.
Hingga jemarimu menyempurnakan kalimat
ketika menuliskan kisahmu hari ini, esok dan nanti
Duhai anak!
Kejayaan terbentang di ujung sana
Kejarlah! Raihlah!
Karena Tuhan, tidak akan mengubah garis hidup hambanya
Jika tidak dimulai dari diri sendiri
**
Permata Biru, 18 Januari 2020
Diyah Kalyna
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H