**
Hambar merasuki relung hati. Merajai rasa yang sengsara. Memaksa patah di setiap sudut, dan menyisakan semangat di ujung tanduk.
Mengiring ke tepi, hingga ternampak lembah di bawah sana, dalam ayunan langkah setapak lagi.
Titian diantara pilihan ini, menaburkan keraguan tak terbatas. Bertahan adalah nyanyian suram yang menyakitkan. Berlari meninggalkan, juga bukan keniscayaan meraih bahagia.
Kemanakah tambatan terakhir? Kemanakah sandaran terbaik?
Saat suara bijak enggan datang menghampiri. Bahkan tersembunyi di balik tirai buta. Gelap, pekat, tanpa sinar yang menerangi.
Tersungkur mengakui kekalahan. Tersadar diri hanya seorang hamba. Dan hanya mendekati-Nya, lalu bersujud kepada-Nya. Maka hati akan kembali tenang.
Tuhan, Engkau Maha Sempurna dan Maha Pemberi Rahmat kepada alam semesta.
**
BSB, 22102019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H