Mohon tunggu...
Diyah Cwp
Diyah Cwp Mohon Tunggu... -

jalani Hidup Seperti Air Mengalir

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Alm Bang Ben dan Bang Fauzi untuk Jakarta

19 Agustus 2012   01:32 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:33 707
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Putra Betawi asli yang telah menjadi ikon Betawi akan dikenang sepanjang masa. Karakteristik Betawi yang sangat khas dengan nada nyeleneh sepintas seperti orang yang marah dan terkesan nyablak itulah ciri khas watak asli dari orang Betawi.  Aktor serba bisa yang terkenal dengan logat bahasa Betawi nya yang kental, beliau adalah alm.Benyamin Sueb (bang ben).

Kita mungkin sering mendengar lagu dan menonton tayangan film beliau, saat beliau berbicara seakan nyablak dan seperti menghujat lawan bicaranya, namun  jika lawan bicaranya mengenal karakteristik dari gaya bahasa Betawi justru si lawan bicara tidak merasa hal demikian, karena itu merupakan  watak dari orang Betawi asli.

Pengalaman saya ketika pertama kali hijrah ke Jakarta dengan  ngontrak di sebuah rumah petak di daerah Pesing Jakarta Barat. Tinggal di lingkungan sekitar dengan mayoritas orang Betawi membuat saya merasa enggan dan sangat sulit di bayangkan ketika harus berbaur dengan bahasa dan budaya yang berbeda, karena kampung halaman saya terkenal dengan ramah, maka merasa asing ketika berbaur dengan mereka yang mempunyai  sifat dan logat yang khas.

Ketika kami sedang berada di dalam rumah, selintas suka terdengar percakapan mereka di luar sana dengan gaya bahasa yang bikin saya tersentak kaget karena mereka seperti marah nada bicaranya dan tak pernah ada kata basa basi, semua perkataan meluncur sesuai dengan kata hati. Mungkin terkesan menyakitkan tapi menurut saya memang kejujuran itu menyakitkan tapi lebih baik bersifat natural apa adanya dari pada di buat-buat sehingga terkesan baik namun belum tentu hatinya baik juga.

Seperti kata pepatah " Tak Kenal Maka Tak Sayang", artinya jangan kita menilai seseorang dari tampak luarnya saja tanpa kita mengenal terlebih dahulu orang tersebut. Balik lagi ke pengalaman saya, kurang lebih sudah 7 tahun saya tinggal di kota Jakarta, sedikit demi sedikit saya sudah mulai menyesuaikan diri dan bayanganku tentang orang Betawi yang terkesan nyablak perlahan sirna, karena setelah saya mengenal mereka lebih dekat ternyata mereka tidak seburuk yang saya bayangkan.

Karena saya menganut pemahaman  "Dimana Langit di Junjung, di Situ Tanah di Pijak" , jadi dimanapun kita berada maka kita harus menghargai dan menghormati semua yang ada di sekitar kita.

Justru saya merasa senang dengan karakter yang natural dari pada yang terkesan kalem tapi menghanyutkan, itu yang berbahaya. "Air Beriak Tanda Tak Dalam, Air Tenang Tanda Tak Dangkal" seperti itu kira-kira gambaran sifat dari seseoarang.

Begitu juga dalam memilih seorang pemimpin kita harus cermat dan bisa menilai apa yang telah beliau konstribusikan dan sudah banyak memberi  manfaat buat warga, khususnya warga Jakarta. Namanya juga manusia tidak ada yang sempurna dan tidak luput dari kesalahan.  Seperti yang baru-baru ini terjadi kesalah fahaman tentang perkataan Pak Fauzi Bowo ketika berada di lokasi kebakaran Karet Tengsin, dengan gaya yang khas Betawinya yang natural tanpa di buat-buat sehingga menimbulkan perspektif yang berbeda sumber.

Diatas telah saya ulas karakteristik dari orang Betawi, jadi kitapun harus saling pengertian akan semua itu, jangan terlalu di besar-besarkan hanya demi untuk menjatuhkan seseorang, Semua ada nilai plus dan minus nya.Yang benar belum tentu baik dan yang baik belum tentu benar, sebelum kita menilai seseorang hanya dengan kasat mata.

Sosok Pak Fauzi Bowo yang terkesan seperti sombong,  sehingga menimbulkan wacana yang berbeda dari setiap individu, namun tidak begitu kenyataannya karena beliau merupakan orang yang sangat tegas dan disiplin dalam segala hal, jadi agak terkesan seperti demikian karena karakter tegas dan disiplinnya tersebut, Sedikit berbicara namun banyak bekerja itulah sosok dari beliau, meski telah banyak menorehkan prestasi selama beliau menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta namun masyarakat seolah-olah tidak tahu bahkan banyak juga yang tidak tahu dengan program yang telah dijalankan beliau.

Sayangnya masih banyak yang munampik hal itu, padahal kita semua sudah menikmati dan merasakan hasilnya. Sudah menjadi kebiasaan dan hal yang lumrah jika hal yang tabu dan keburukan orang lebih ditonjolkan pemberitaannya di banding dengan prestasi atau kebaikannya. Sebagai warga yang baik, sudah seharusnya kita saling pengertian dan tidak hanya melihat seseorang dari sisi negatifnya saja, bagaimanapun setiap orang memiliki karakakteristik yang berbeda. Saya yakin para hati kecil dari para pembaca sekalian telah mengakui prestasi yang telah ditorehkan Fauzi Bowo untuk warga Jakarta, kalaupun secara lisannya menolak saya yakin itu karena imbas dari ikut-ikutan saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun