Batang, 31 Maret 2013
Maaf, jangan pergi. Melangkah lagi padaku, berikan tanganmu.
Biar rongga di sela-sela jarimu aku yang mengisi. Tiada lagi kecewa atau pahatan luka yang akan tertoreh. Ini janjiku!
Ternyata aku jatuh padamu. Mengayun dalam kutukan karena mengacuhkanmu!
Dalam hati ini berujar senang. Walau, enggan ku lagukan. Berbukan jual mahal! Hanya ingin sedikit bermain dengan kesabaranmu. Nyata kau memiliki batasan.
Lelaki, ketegapanmu usai, runtuh begitu saja karena tingkah kekanakan dariku yang memunahkan segala hasrat yang tadinya menggebu kencang dalam hatimu.
Sungguh itu kesalahan, aku mengaku!
Suara langkahmu masih terdengar jelas.
Kilasan lalu, tentang dentingan bel yang membuat ragamu lekas menemuiku. Meski aku bermasam muka, rautmu tetaplah baik sembari senyum biru kau utarakan.
Itu dulu!
Kini pintumu tertutup, lara atas penyesalan yang terucap pada hati mengurai menanah tangis.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H