Mohon tunggu...
Diyah Ayu Nur Halimah
Diyah Ayu Nur Halimah Mohon Tunggu... Lainnya - Writer, Content Creator

Ibu rumah tangga yang memiliki hobi menulis di berbagai platform.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Makna Sebutan Ustaz atau Ustazah

1 Oktober 2021   18:03 Diperbarui: 1 Oktober 2021   18:05 12307
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Panggilan ustaz dan ustazah sering kali jadi perbincangan di kalangan netizen. Netizen dengan sebutan maha benar selalu mempertanyakan, siapa sih yang ngasih dia panggilan ustaz? Kok bisa dia jadi ustazah? Saya sendiri justru heran, kenapa juga netizen mempermasalahkan sebutan ustaz atau ustazah untuk seseorang?

Pertanyan-pertanyaan itu bermunculan setiap kali ada orang yang sering dipanggil ustaz diberitakan menipu jamaahnya. Atau ustazah yang dianggap tidak mampu menyampaikan dakwahnya dengan tepat. Netizen akan mencibir, mengkritik tajam, hingga mempertanyakan penyematan ustaz atau ustazah pada orang tersebut.

Tidakkah mereka paham? Arti dari makna ustaz atau ustazah? Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) sendiri ustaz atau ustazah memiliki makna guru agama islam atau guru besar. 

Pada poin kedua justru dijelaskan sebagai sapaan tuan atau nyonya. Lalu bagaimana dengan arti ustaz dari bahasa arab?

Ustaz sendiri bukanlah dari bahasa arab, melainkan dari bahasa Ajam, tepatnya bahasa persia yang kemudian di-arabkan. Maknanya sendiri adalah guru atau pengajar, orang yang ahli dalam bidang keindustrian dan mengajarkannya kepada orang lain, gelar untuk akademis level tertinggi di universitas.

Dari pengertian-pengertian tersebut, sudah jelas bukan? Bahwa ustaz atau ustazah adalah guru. Siapa saja yang menyampaikan satu ayat atau satu kalimat berupa ilmu bisa disebut guru. Siapa pun bisa menjadi guru.

Jadi, jangan salahkan mereka yang mendapat sebutan ustaz atau ustazah dari pengikutnya. Karenanya nyatanya, mereka menyampaikan ilmu walau hanya satu kalimat. 

Sebagai netizen cukuplah bijak dalam menggunakan media sosial. Saat ada kasus yang menimpa seorang ustaz atau ustazah, berikan doa terbaik. Bukan mencibir apalagi mengkritik hingga mempertanyakan hal yang kamu sendiri tidak paham.

Sebagai netizen, bijaklah dalam berkomentar. Tidak semua manusia itu sempurna, begitu juga dengan ustaz atau ustazah. Jika ustaz atau ustazah yang mendapat kasus, lalu dipertanyakan gelarnya. 

Haruskah yang dipanggil ustaz atau ustazah orang yang suci tanpa dosa? Haruskah baru baru lahir yang mendapat gelar tersebut? 

Semoga saya dan kamu bisa menjadi netizen yang pandai menahan diri untuk berkomentar. Jika ada orang yang mendapat kasus, cukup doakan yang terbaik. Tidak suka bisa di skip dan cari guru yang lain. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun