Mohon tunggu...
Diyah Ayu Nur Halimah
Diyah Ayu Nur Halimah Mohon Tunggu... Lainnya - Writer, Content Creator

Ibu rumah tangga yang memiliki hobi menulis di berbagai platform.

Selanjutnya

Tutup

Diary

Buku Sumber Bahagia

1 Mei 2021   07:36 Diperbarui: 1 Mei 2021   07:45 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Pandemi yang terjadi hampir dua tahun ini telah mengubah segalanya. Covid-19 yang terjadi di seluruh dunia sejak akhir Desember tahun 2019 telah membuat saya harus beradaptasi. Bukan hanya satu atau dua sistem yang berubah. Hampir setiap elemen kehidupan harus merubah cara kerja agar tetap berjalan seperti biasanya. Seperti halnya cara bekerja, yang dulu bisa hampir 24 jam toko buka, kini dibatasi. Karyawan yang bekerja di pabrik atau warung juga dibatasi guna menerapkan jaga jarak.

Cara beraktivitas saat ini juga berubah, jika sebelumnya bebas berkumpul, kini harus jaga jarak untuk meminimalisir penyebaran virus. Harus beradaptasi dengan penggunaan protokol kesehatan seperti memakai masker, cuci tangan atau memakai handsanitizer. Interaksi kita yang biasanya bisa dilakukan secara langsung, perlahan mulai berubah. Proses belajar mengajar misalnya, kini dilakukan daring dengan menggunakan aplikasi zoom atau google meet, di mana mahasiswa dan dosen berada di tempat yang berbeda. Mencari hiburan pun demikian, saya lebih intens menggunakan youtube dan instagram untuk menghibur diri. Semuanya butuh adaptasi. Tidak mudah melakukan hal yang tidak biasa dilakukan sebelumnya.

Saya pribadi cenderung introvert, hampir setiap kegiatan saya lakukan di rumah. Meski mudah, tidak merasa kesulitan. Saya juga merasa jenuh di waktu tertentu. Beruntungnya buku membantu saya dalam melakukan adaptasi. Buku membantu saya mengurangi kejenuhan karena pembatasan keluar rumah. Alhamdulillah, awal tahun 2021 ada promo buku gramedia di toko online. Sebagai penggemar buku gramedia, saya pun membelinya untuk bahan bacaan di rumah.

Dari tiga buku yang  saya beli, baru dua yang saya buka. Buku pertama yang saya buka berjudul 00:00 karya Ardelia Karisa, yang diterbitkan oleh Grasindo, salah satu penerbit bagian gramedia. Pertama kali membukanya, saya cukup kecewa. Antusias saya yang melihat covernya yang menarik dihempaskan begitu saja dengan cerita yang dibuat. Salah saya juga, tidak memebaca lengkap di bagian ISBN jika buku ini untuk usia tujuh belas ke atas. Sebenarnya tidak masalah terkait usia tujuh belas ke atas, hanya saja saya merasa tidak cocok dengan jalan ceritanya. Mungkin ini cocok untuk pembaca lain, bukan saya. Kekecewaan saya menyurutkan niat saya membaca buku.

Selama tiga hari selanjutnya saya tidak membaca buku. Hingga akhirnya sebuah tuntutan yang mengharuskan saya membaca buku. Saya kembali membuka buka yang masih dibungkus plastik. Dan saya membaca buku Spring In London karya Iliana Tan. Buku kali ini diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama. Buku inilah yang akhirnya membuat saya kembali jatuh cinta untuk membaca buku. Buku ini salah satu buku yang menghilangkan kejenuhan saya. Buku yang membantu saya bisa jalan-jalan ke luar negeri. Buku yang menghadirkan tempat-tempat di Korea dan London.

Di awal cerita, saya disuguhkan dengan pemandangan Jalanan Apgujeong-dong yang mana cuaca saat itu sedang dingin. Orang-orang dalam balutan jaket tebal beraneka warna berjalan sepanjang trotoar dan mobil-mobil bersliweran di jalan raya. Karena cerita ini lah saya jadi tahu jika di Seoul Korea Selatan terbagi beberapa wilayah salah satunya Gangnam-gu, Gangnam-gu terbagi beberapa lingkungan yaitu Apgujeong-dong. Dari satu bab itu, saya merasa luar biasa bisa mengenal daerah yang tidak diketahui sebelumnya.

Bab selanjutnya mengkisahkan sang tokoh yang sudah ada di London. Tempat-tempat yang diceritakan dalam novel pun seputar London. Lagi-lagi, saya merasa luar biasa bisa mengenal bagian-bagian tempat di Negara London. Saya merasa seperti berjalan-jalan di satu kota ke kota lainnya. Inilah mengapa saya mengatakan buku ini kembali membuat jatuh cinta. Mungkin, jika saya tidak membaca buku ini, saya tidak akan bisa berkeliling di Negara London. Meski yang diekspos tidak semua tempat, tapi saya cukup puas dengan apa yang diceritakan. Cerita yang disuguhkan membuat saya sesekali tersenyum.

Buku ini telah membuat saya beradaptasi dengan pandemi yang telah terjadi. Kejenuhan yang datang tiba-tiba akhirnya bisa hilang pelan-pelan seiring dengan buku yang saya baca. Masih ada banyak buku lainnya yang membuat saya beradaptasi. Bagaimana saya harus dekat dengan Allah untuk tetap selalu mensyukuri apa pun yang telah terjadi. Saya bersyukur, di masa-masa sulit ini saya dipertemukan buku-buku yang mampu membuat saya tetap bahagia dengan cara saya sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun