[caption id="" align="alignleft" width="391" caption="Ahmad Fuadi, penulis Negeri 5 Menara, Kompasiana Blogshop Jakarta Theater (27/10)"][/caption] Menjadi penulis itu membuat seseorang menjadi awet muda dan bahkan tidak bakal mati. Hal ini disampaikan oleh Ahmad Fuadi, penulis “Negeri 5 Menara” dihadapan peserta Kompasiana Blogshop di Jakarta Theater (29/10).
“Penulis menghasilkan karya yang tetap dibaca dan dipraktikan oleh orang lain sampai kapan pun.” Ujar Fuadi.
Individu yang tertarik menulis, maka tulislah tulisan yang berisi tentang kebaikan. Untuk itu, seorang penulis memahami kemauan pembaca yang ingin tahu sesuatu, terhibur dan keluar dari masalah yang ia hadapi.
Fuadi membagi pengalaman, bagaimana sebuah tulisan menjadi sebuah “Novel”. Menurut Fuadi, si penulis perlu menjawab beberapa pertanyaan. Pertama, mengapa menulis? Jawaban dari pertanyaan, meluruskan niat di hati. Niat menulis adalah untuk berbagi sesuatu dengan pembaca tentang kebaikan. Ingat, “sebaik-baiknya manusia yang paling bermanfaat buat orang lain.” Intinya, melalui menulis, penulis berbagi kepada orang lain.
Kedua, apa yang harus ditulis? Tulislah sesuatu yang dikenal, familiar, dan orang peduli. Menurut Fuadi, “Tulislah sesuatu yang ada didekat kita.” “Tulislah yang menggetarkan hati kita, itu yang akan mengena pada diri orang,” ungkap Fuadi.
Ketiga, bagaimana cara menulis? Menulis merupakan pekerjaan sederhana, tetapi sebagian orang beranggapan, menulis, pekerjaan sulit. Mengapa menjadi sulit? Jawaban singkatnya, si penulisnya tidak memiliki referensi. Jika kita ingin menulis, maka persiapkan bahan referensinya. Fuadi dalam menulis “Negeri 5 Menara", referensinya berasal dari berbagai buku dan foto serta diari selama di Gontor.” Selain itu, penulis melakukan penelitian tentang sesuatu yang terkait dengan topik tulisan. Dan jangan lupa membaca kamus dan tesaurus (sinonim).
Keempat, kapan menulis? Lakukan setiap hari, minimal setengah jam. Fuadi bercerita bahwa “Saat merampungkan tulisan Negeri 5 Menara dilakukan setegah jam setiap subuh.” Seandainya Anda memulai menulis hari ini dan dilaksanakan sampai setahun, maka Anda telah menulis 365 halaman. Jika satu halaman sehari, maka akan terkumpul menjadi satu buku.
Terakhir, susun alur kerja dengan cara menyusun mind mapping (menjaring ide); kerangka awal (calon daftar isi); pointer (memecah ide); pointer dicicil jadi paragraf; dan buku siap terbit. Setelah itu jangan pernah risau siapa yang akan menerbitkan. Jika tulisan sudah jadi, maka sudah dipastikan ada yang menerbitkan, minimal diri kita sendiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H