Mohon tunggu...
Hamid Patilima
Hamid Patilima Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis, pembicara, dan fasilitator

Merdeka

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kasihan jadi Chandra Hamzah

11 September 2011   11:03 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:03 307
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Chandra Hamzah (isw)

[caption id="" align="alignright" width="240" caption="Chandra Hamzah (isw)"][/caption] Tercatat dua kali, Bung Chandra Hamzah diperdayai oleh Mafia Hukum yang tergabung dalam jejaring Koruptor. Pertama, terkenal dengan kasus Cicak dan Buaya. Bung Chandra terbebas dari fitnah. Kedua, kasus Nazaruddin. Jika Bung Chandra hanya individu yang sederhana dan emosional dan bukan individu yang terberkati dalam pemerantasan korupsi, maka Bung Chandra bisa-bisa kehilangan kesabaran dan ketulusan untuk mengabdi kepada negeri ini melalui KPK. Akan tetapi, Bung Chandra adalah individu yang terpilih tetap tegar, ikhlas, dan tulus menghadapi tingkah laku para mafioso yang tak henti berupaya untuk mencari individu yang bisa dikorbankan. Dari kasus yang dihadapi oleh Bung Chandra, sesungguhnya ada hikmah yang dapat dijadikan acuan bagi setiap individu di Negeri ini, Pertama, Meskipun Bung Chandra diterpa isu yang sangat merendahkan martabat sebagai seorang manusia, Bung Chandra tetap berpasrah kepada Yang Maha Kuasa. Kepasarahan ini yang kemudian memberi keuntungan secara rohani, bahwa "Bung Chandra akan mendapatkan penghargaan yang tinggi dari Yang Maha Penilai". Kedua, Apapun yang dituduhkan oleh orang lain, Bung Chandra menghadapi dengan penuh lapang dada. Intinya, jika kita tidak berbuat, maka kita tetap menyatakan tidak berbuat, meskipun nyawa menjadi taruhan. Hanya individu yang memiliki kecerdasanlah yang mampu menghadapi ini semua. Bung Chandra tidak sendiri, meskipun semua makhluk didunia mempercayai apa yang dituduhkan kepada Bung Chandra, Bung Chandra akan yakin bahwa ia bersama Allah SWT, Amin. Merdekaaaaaaaaaaaaa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun