Mohon tunggu...
Hamid Patilima
Hamid Patilima Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis, pembicara, dan fasilitator

Merdeka

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tiga Keuntungan Naik Kendaraan Umum

8 September 2011   00:37 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:09 1945
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Banyak warga kota berkeluh kesah atas pelayanan publik, salah satu-nya Kendaraan Umum, seperti Bis Kota, Angkutan Kota, Bus Way, dan Kereta Api. Namun, tidak banyak warga kota pernah berpikir bagaimana cara menggalang kebersamaan untuk bersama-sama menggunakan dan memanfaatkan kenderaan umum. Apabila ini terlaksana, sudah pasti ada kebersamaan. Melalui kebersamaan, akan terbangun rasa memiliki dan adanya kesadaran sebagai pengguna untuk mengusulkan kepada operator dan pengambil kebijakan perlu adanya suatu perbaikan.

Teman-teman dari pengguna Kereta Api Jabotabek misalnya, mereka mencoba membangun suatu asosiasi pengguna Kereta Api. Dengan asosiasi ini akhirnya mereka dapat mengusulkan beberapa gagasan ke operator Kereta Api. Meskipun agak lamban, gagasan mereka mulai mendapatkan perhatian dari Perusahaan Kereta Api.

Bagaimana dengan pengguna Bis Kota [Kopaja, Metro Mini, Mayasaribakti, PPD], Angkutan Kota [Mikrolet]? Jika semua pengguna kendaraan umum bersatu dan memiliki asosiasi, maka kita dapat mengusulkan gagasan yang cerdas, dan bila perlu melakukan boikot pada suatu waktu. Ini dapat terwujud bila setiap warga kota merasa memiliki kotanya.

Sebelum membangun kesadaran bersama untuk menggunakan dan memanfaatkan kendaraan umum, berikut ini ada tiga keuntungan yang kita dapatkan dengan menggunakan dan memanfaatkan kendaraan umum.

Pertama, mengoptimalkan subsidi bahan bakar. Keuntungan pertama yang didapat oleh setiap warga kota dengan memanfaatkan kendaraan umum adalah penyerapan subsidi bahan bakar akan tepat sasaran. Subsidi bahan bakar yang telah dianggarkan oleh Pemerintah benar-benar digunakan hanya untuk kepentingan rakyat. Coba lihat sekarang, sepeda motor dan mobil pribadi yang seharusnya tidak berhak memanfaatkan subsidi tersebut menjadi konsumen utama penyedot "Premium". Akibatnya, anggaran pemerintah yang seharusnya untuk program kesehatan, pendidikan, dan anak yatim, dialihkan ke program subsidi Bahan Bakar.

Kedua, keuntungan kedua dengan menggunakan kendaraan umum adalah mengutamkan kepentingan umum daripada kepentingan pribadi.

Ketiga, terbangun kecerdasan interpersonal dan intrapersonal pada setiap warga kota. Setiap warga kota akan saling sapa, senyum, dan salam. Kejadian seperti ini tidak akan terlihat, bila masing-masing warga kota lebih memilih menggunakan sepeda motor dan mobil pribadi. Keuntungan lain, setiap warga kota akan saling berbagi tempat duduk, bila ia melihat ada perempuan hamil, perempuan atau laki-laki lanjut usia dan perempuan dan laki-laki yang mengendong anak. Seru bukan.

Ini semua pilihan, hanya warga yang memiliki kecerdasan emosi, moral, sosial, matematika,  dan alam yang dapat merasakan keuntungan memanfaatkan kendaraan umum. Bila mereka yang belum memiliki kecerdasan, tidak ada salahnya untuk mulai mengasa kecerdasan tersebut, meskipun terlambat. Seharusnya itu terjadi dan terlaksana saat usia dini.

Merdekaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun