Siapa itu Charles William Morris? Dalam artikel kali ini saya akan membahas dia juga mengenal keterlibatannya dalam bidang ilmu kebahasaan yakni semiotika. Charles William Morris (1901-1979) adalah seorang filsuf dan semiotikus Amerika yang terkenal karena kontribusinya pada teori tanda atau bisa disebut semiotika. Morris dikenal sebagai salah satu tokoh utama dalam mengembangkan studi semiotika modern, terutama melalui  pendekatannya yang pragmatis. Dia juga memiliki latar belakang yang kuat dalam psikologi sosial dan ilmu komunikasi, yang mempengaruhi pandangannya tentang bagaimana tanda bekerja dalam masyarakat. Morris pernah belajar filsafat di University of Chicago, di mana dia kemudian menjadi seorang profesor. dia banyak dipengaruhi oleh filsafat pragmatisme, terutama olah pemikiran Charles Sanders Pierce dan John Dewey. Dia juga terlibat dalam upaya menjadikan semiotika sebagai ilmu formal yang bisa diterapkan pada berbagai bidang, termasuk bahasa, komunikasi, psikologi, dan antropologi. salah satu karya utama Morris adalah "Foundations of The Theory of Signs" (1938), dimana dia menguraikan teori semiotikanya. Karya ini merupakan bagian dari International Encyclopedia of Unified Science, proyek yang disunting oleh Otto Neurath dan Rudolf Carnap, dua tokoh penting dalam Lingkaran Wina.Â
Dalam teori Morris, Semiotika dibagi menjadi tiga dimensi yakni sintaksis, semantik, dan pragmatik. Sintaksis berfokus pada Struktur tanda dan aturan penggabungannya. Semantik membahas hubungan antara tanda dan maknanya atau objek yang diwakilinya. Pragmatik mengeksplorasi hubungan antara tanda dan pengguna tanda serta konteks sosialnya.
Teori pertama adalah Sintaksis, menurut Morris sintaksis dalam semiotika adalah studi tentang hubungan formal antara tanda-tanda itu sendiri, tanpa mempertimbangkan makna atau penggunaannya. Yang berfokus pada mempelajari bagaimana tanda-tanda digabungkan dan diorganisasi dalam suatu sistem. Ini termasuk aturan dan struktur formal yang mengatur cara tanda-tanda berhubungan satu sama lain.
Teori kedua adalah semantik, Morris menyatakan semantik adalah study tentang hubungan antara tanda dan objek atau konsep yang diwakilinya, yaitu makna atau arti tanda. Bagi Morris semantik berfokus pada bagaimana tanda merujuk pada objek tertentu atau membawa makna tertentu  yang dapat dipahami oleh penerima tanda.
Teori ketiga adalah pragmatik, pragmatik dalam semiotika Morris adalah study tentang hubungan antara tanda dan pengguna tanda, atau bagaimana tanda digunakan dalam konteks sosial dan mempengaruhi perilaku. Fokus pada teori ini adalah pragmatik mengeksplorasi bagaimana tanda dipahami, diinterprestasikan, dan dipengaruhi oleh konteks sosial, budaya, atau situasi, serta efek tanda pada perilaku pengguna.
Menurut Morris ketiga dimensi ini saling terkait dan bersama-sama membentuk pemahaman yang lebih kommprehensif mengenai tanda dalam komunikasi. Sintaksis, berfungsi sebagai dasar struktural dimana tanda-tanda diorganisasi, semantik memberikan makna pada tanda-tanda yang diorganisasi dalam struktur sintaksis, sedangkan pragmatik menentukan bagaimana tanda-tanda yang bermakna dipahami dan digunakan dalam konteks sosial yang spesifik. Teori tiga dimensi oleh Morris menjadi dasar penting dalam studi semiotika, komunikasi, dan ilmu sosial. Dengan menggunakan sintaksis, semantik, dan pragmatik, kita bisa menganalisis tanda dalam semua aspek dari struktur dasar hinga makna dan efeknya pada perilaku manusia dalam kehidupan sehari-hari.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI