Sistem drainase yang baik sangat fundamental akan terciptanya sanitasi berkelanjutan, pentingnya sistem drainase pada suatu kawasan terutama daerah perkotaan dimana bangunan memenuhi hampir semua ruang yang ada sehingga semakin sempitnya lahan peresapan air, hal ini menimbulkan ketidakseimbangan akan lingkungan sehingga dapat menimbulkan bencana yang sangat sering dan sebetulnya jika dipikirkan tidak akan terjadi pada daerah perkotaan  yaitu banjir.Â
Suatu fenomena yang sangat sering kita temui pada daerah perkotaan ini boleh saja kita simpulkan bahwa terjadi kegagalan pada sistem drainase yang telah ada sebelumnya, kegagalan ini menjadi suatu  catatan bagi semua pihak yang terlibat dalam lingkungan tersebut, dimana harus ada tindakan secepat mungkin  dalam penyelesaian masalah yang terjadi.
Melihat kondisi lingkungan yang semakin hari semakin tidak stabil sebagai contoh dalam jambipos-online menyebutkan "Hujan deras yang mengguyur Kota Jambi Rabu (26/4/2017) sore mengakibatkan sejumlah wilayah di Kota Jambi dikepung banjir. Banjir tampak di wilayah Kotabaru. "Negeri 1000 parit. Banjir lagi di RT 8 Kelurahan Simpang III Sipin, Kecamatan Kotabaru Jambi akibat draenase dan box culver tidak berfungsi."Â
Dari pemberitaan diatas dapat di simpulkan bahwa banjir merupakan salah satu akibat yang di timbulkan atas ketidakseimbangan lingkungan terutama pada sistem drainase yang tidak berfungsi secara maksimal, massa air yang banyak akibat curah hujan yang tinggi tidak didukung dengan lahan serapan yang sempit akibat pembangunan ditambah dengan instrumen pendukung yaitu sistem drainase yang tidak berfungsi dengan baik, dalam hal ini  pentingnya sistem drainase dalam pengendalian bencana banjir.
Pentingnya suatu sistem drainase yang baik berbanding terbalik dengan kondisi yang sesungguhnya pada sistem tersebut, sistem drainase saat ini banyak yang tidak bekerja secara optimal menjadi sebuah penyebab terjadinya akan bencana tersebut, berkurangnya fungsi drainase dikarenakan kurang kesadaran masyarakat terhadap instrumen tersebut serta akan pentingnya bagi keberlangsungan sanitasi lingkungan sehingga tidak dirawatnya drainase dari sampah dan sedimen secara baik.Â
Dalam hal ini butuhnya pembenahan atau rekonstruksi akan sistem tersebut agar kembali pada fungsi yang sebenarnya dalam meningkatkan upaya keseimbangan lingkungan agar terciptanya suatu sanitasi yang berkelanjutan.
Rekonstruksi akan sistem drainase telah berhasil dicontohkan oleh negara Thailand, dimana Bangkok merupakan negara yang berada pada wilayah yang berdataran rendah Sungai Chao Phraya dengan iklim monsoon, hal ini membuat negara tersebut menjadi rawan akan banjir namun tidak seimbang dengan sistem drainase yang sangat buruk pada saat itu, melihat kondisi tersebut pemerintah mengeluarkan sebuah kebijakan yaitu Lima kebijakan Raja diantaranya pemeliharaan saluran drainase, upaya pemeliharaan yang terpadu berupa pemeliharaan drainase, penanganan akan sampah, dan air kotor serta memaksimalkan faktor pendukung pemeliharaan sistem drainase yaitu manajemen sumber daya manusia yang baik (SIB, 2/11/2007).
Rekonstruksi suatu sistem drainase harus didukung oleh kesadaran masyarakat akan pentingnya sistem tersebut dalam pencegahan akan terjadinya bencana banjir yang menjadi salah satu dampak terhadap kurang fungsionalnya instrumen tersebut dalam menjaga keseimbangan lingkungan perkotaan untuk menciptakan sanitasi berkelanjutan.
Dalam sebuah wawancara yang saya lakukan terhadap saudari Putri Acebeli dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang menjadi perwakilan Indonesia sebagai Global Volunteer AIESEC di Thailand mengatakan bahwa "Kesadaran masyarakat Thailand akan pentingnya kebersihan lingkungan sangat tinggi hal ini terlihat pada kebersihan Sungai Chao Phraya yaitu sungai yang terpanjang di negara Thailand, dimana sungai ini menjadi jantung kota bangkok serta menjadi instrumen utama sistem drainase perkotaan.Â
Kesadaran akan pentingnya kerbersihan lingkungan tersebut terlihat dari bersihnya sungai tersebut dari sampah karena perilaku masyarakat yang sangat mencintai kebersihan akan lingkungan dengan tidak membuang sampai di sungai tersebut."Â
Dari pengamatan di atas terlihat bahwa kesadaran masyarakat Thailand akan pentingnya menciptakan kebersihan lingkungan terutama pada sistem drainase yang menjadi instrumen bagi sanitasi lingkungan akan berdampak pada terwujudnya apa yang telah dicita-citakan yaitu sanitasi berkelanjutan, hal ini dapat di terapkan juga bagi perkotaan negara Indonesia salah satunya Propinsi Jambi yang memiliki kesamaan dengan bangkok dimana menjadikan sungai sebagai salah satu instrumen drainase alami.