Mohon tunggu...
Divo Aurelius Tampubolon
Divo Aurelius Tampubolon Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Boom

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Kontroversi Gelar "Juara Dunia" oleh Liga Olahraga Amerika

23 November 2024   12:46 Diperbarui: 23 November 2024   17:57 500
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Banyak liga olahraga di Amerika Serikat, seperti Major League Baseball , National Football League, dan National Basketball Association, selalu menyebut tim juara mereka sebagai "juara dunia". Dalam banyak kasus, terutama di luar AS, gelar tersebut sangat kontroversial karena ramainya penggemar olahraga, terutama di luar Amerika Serikat yang meragukan tim di liga tersebut adalah Champion of the World. 

Mengapa Disebut "Juara Dunia"?

Justifikasi gelar "Juara Dunia" oleh liga-liga tersebut tentunya dikarenakan talenta yang ada di dalam liga-liga tersebut dan juga popularitas olahraganya. NBA atau National Basketball Association menjadi gravitasi untuk talenta-talenta yang ada di dunia. Suatu fakta yang tidak bisa dibantah adalah seluruh pemain basket ingin bermain di NBA. Selain gaji yang sangat tinggi, eksposur dan tingkat kompetisinya menjadi alasan lain seluruh pemain basket ingin bermain di NBA. Liga Eropa atau Euroleague yang banyak orang bilang adalah liga terbaik kedua di dunia juga melakukan beberapa pertandingan eksibisi dan hampir seluruh kemenangan diraih oleh tim NBA. Pertandingan eksibisi tersebut juga dilakukan sebelum musim NBA sehingga pemain di tim NBA yang paling lama bermain tidak berada di tim utamanya, bahkan beberapa pemain ada yang diambil dari G-League atau liga minor NBA yang menjadi tempat untuk perkembangan pemain. Kasus lain adalah olimpiade 2024 pada bidang olahraga basket, 81 dari 144 pemain yang ikut berkompetisi adalah atlet NBA.

MLB atau Major Baseball League juga merupakan kasus yang sama. Liga Jepang dan Korea memang memiliki tingkat kompetisi yang sangat tinggi, tetapi setiap tahun, pemain-pemain bintang dari liga tersebut juga memutuskan untuk pindah ke MLB ketika mendapatkan tawaran. Bahkan piala dunia baseball atau World Baseball Classic pada 2023 silam, tim Jepang yang memenangkan turnamen tersebut dipimpin oleh mega bintang MLB, yaitu Shohei Ohtani yang pada inning terakhir berhasil membuat Mike Trout, seorang mega bintang MLB, strike out yang menjadi penentu kemenangan Jepang atas Amerika Serikat. Dalam kompetisi tersebut, 186 dari 600 pemain merupakan atlet MLB dan pemain MLB selalu menjadi bintang utama dari seluruh tim.

Berbeda dengan kedua liga tersebut, NFL atau National Football League merupakan satu-satunya liga mayor untuk olahraga American Football. Hal tersebut menjadi argumen terkuat NFL karena liga-liga lainnya yang ada di negara lain masih baru dibuat dan bahkan banyak orang yang berpendapat bahwa pemainnya tidak akan menembus tim American Football tingkat universitas di Amerika Serikat. Pemain-pemain berpotensial dari liga selain NFL (contohnya liga kanada) juga berusaha masuk NFL karena alasan gaji dan juga kesempatan bermain di tingkat tertinggi. Oleh karena itu, tim NFL yang memenangkan Superbowl (kejuaraan NFL) sering kali menyebut diri mereka juara dunia, karena tidak ada liga yang "established" untuk menantang tim juara NFL. 

Argumen Penentang Gelar "Juara Dunia"

  1. Tidak Ada Kompetisi Internasional yang Sesungguhnya
    Kritik utama adalah bahwa liga-liga ini tidak berkompetisi melawan tim-tim terbaik dari seluruh dunia dalam turnamen yang setara. Misalnya:

    • Dalam bisbol, tim MLB jarang bermain melawan tim profesional dari Jepang atau Korea Selatan, meskipun liga di negara-negara ini juga sangat kompetitif.
    • Di basket, meskipun NBA diakui sebagai liga terbaik, ada kompetisi seperti EuroLeague yang juga memiliki tim berkualitas tinggi.
  2. Arrogansi dan Perspektif Amerika
    Banyak yang melihat penggunaan istilah "juara dunia" sebagai cerminan arrogansi budaya. Kritikus menyebut bahwa istilah ini mengabaikan kemajuan olahraga di negara lain dan mencerminkan pandangan bahwa Amerika Serikat adalah pusat dunia olahraga.

  3. Turnamen Global Sudah Ada
    Beberapa cabang olahraga sebenarnya sudah memiliki turnamen global, tetapi tim-tim dari liga AS tidak selalu mendominasi.

    • Di bisbol, World Baseball Classic (WBC) menunjukkan bahwa tim nasional dari Jepang, Republik Dominika, dan Puerto Riko mampu mengalahkan pemain MLB.
    • Di basket, Piala Dunia FIBA sering kali tidak dimenangkan oleh tim nasional Amerika Serikat, meskipun banyak pemain NBA yang terlibat.

Contoh Kasus Kontroversial

  1. NBA Champion 2023: Denver Nuggets
    Setelah memenangkan gelar NBA, pemain Denver Nuggets dan komentator menyebut mereka sebagai "juara dunia". Ini mendapat reaksi keras dari Noah Lyles, seorang pelari Olimpiade, yang menyebut pernyataan itu tidak relevan karena mereka hanya bermain di liga domestik. Lyles bertanya: "Sejak kapan mereka bermain melawan negara lain?" Pernyataan ini memicu debat besar di media sosial, terutama antara atlet lintas cabang olahraga.

  2. MLB World Series
    Kritik terhadap istilah "World Series" sering datang dari penggemar bisbol di Jepang atau Korea Selatan. Mereka berpendapat bahwa tim pemenang MLB belum tentu mampu mengalahkan tim dari liga profesional Jepang seperti Nippon Professional Baseball (NPB), yang memiliki kualitas sangat tinggi.

Perlukah Gelar "Juara Dunia" Diubah?

  1. Pendukung Gelar "Juara Dunia"

    • Pendukung istilah ini berargumen bahwa liga-liga seperti NBA dan MLB benar-benar mencerminkan level tertinggi dari olahraga tersebut. Bahkan jika tidak ada kompetisi global langsung, pemain terbaik dunia bermain di liga-liga ini, sehingga pemenangnya pantas disebut sebagai yang terbaik di dunia.
    • Mereka juga menunjukkan bahwa istilah ini bersifat historis dan tidak dimaksudkan untuk meremehkan negara lain.
  2. Penentang Gelar

    • Penentang berpendapat bahwa istilah ini hanya bisa digunakan jika ada kompetisi internasional yang inklusif.
    • Mereka mendorong liga untuk lebih berpartisipasi dalam turnamen global sehingga gelar "juara dunia" bisa benar-benar teruji dan diterima oleh semua pihak.

Perlukah ada kejuaraan dunia antar klub atau liga?

Cara yang paling benar untuk menentukan juara dunia adalah dengan menyelenggarakan kejuaraan dunia. Namun, kejuaraan dunia tersebut perlu melihat jadwal-jadwal setiap klub di liganya. Selain itu, adanya kejuaraan dunia akan membuat pemain-pemain terutama dari MLB, NBA, atau NFL sangat kelelahan karena jadwal mereka yang sangat padat dan panjang. Contohnya adalah NBA yang memiliki 82 pertandingan per musim (belum termasuk playoff) yang jauh lebih banyak dibandingkan Euroleague 34 pertandingan (belum termasuk playoff). Kejuaraan dunia antar klub juga akan sangat mengganggu MLB dan liga bisbol lainnya karena jadwal liga tingkat atas bisbol di seluruh dunia memiliki rata-rata pertandingan di atas 140 (liga Jepang: 144, liga Korea: 144, MLB: 162). Untuk American Football belum banyak negara yang memiliki liga untuk olahraga tersebut sehingga kejuaraan dunia antar klub pun sangat sulit untuk diselenggarakan.


Kesimpulan

Kontroversi gelar "juara dunia" untuk liga olahraga Amerika adalah perdebatan yang kompleks, mencerminkan perbedaan perspektif budaya dan realitas globalisasi olahraga. Di satu sisi, liga-liga AS memang menampilkan talenta terbaik di dunia, tetapi di sisi lain, istilah ini kurang mencerminkan kompetisi yang benar-benar global.

Untuk menjembatani perbedaan ini, beberapa pihak mendorong diadakannya turnamen internasional antar liga atau redefinisi istilah agar lebih mencerminkan realitas. Namun, kejuaraan antar liga tersebut akan sangat mengganggu pemain NBA, NFL, ataupun MLB karena jadwal permainan mereka yang sangat panjang dan banyak. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun