Mohon tunggu...
Jejaknesia (Div Naritha)
Jejaknesia (Div Naritha) Mohon Tunggu... Freelancer - I Tell Stories Trough The Lens

Aku bukan seorang Fotografer handal. Tetapi aku suka menjelajahi bumi. Melalui lensaku aku ingin bercerita tentang apa saja agar seluruh dunia tau

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Natal Terakhir Bersamamu

8 Januari 2021   01:57 Diperbarui: 8 Januari 2021   02:00 302
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
pinterest/shruti mathad

Rei tertegun mendengar kata-kata yang terlontar dari bibir kekasihnya. Kekasihnya yang selama enam bulan ini menerimanya. "Maafkan aku, Rei. Sungguh aku tidak ingin menyakiti mu. Tapi aku sangat mencintai Charles. Kau boleh memaki ku jika itu membuat mu lega." Rei semakin tak bisa menahan kepedihan hatinya. Jadi selama ini Santi hanya menjadikannya pelarian untuk melupakan sosok Charles? Tapi dia tidak egois. bagaimanapun dia juga seorang wanita. Dia tahu walaupun sesungguhnya Charles  tidak mencintainya.  Rei menyentuh jemari Santi perlahan. Ia mencoba tersenyum walau terlihat begitu dipaksakan. "Pergilah lihat keadaan Charles. Dia meskipun tahu dia tidak mencintaimu, jangan biarkan menderita seorang diri," suara Rei terdengar begitu tegar. Mata Santi bersinar, seakan mengucapkan ribuan terima kasih atas kebesaran hati Rei.

24 Desember 2002, di Malam Natal

Pelupuk mata Santi terasa memanas saat melihat sosok tubuh Charles yang terbaring dengan selang infus di kedua tangannya dan beberapa bagian tubuhnya. Yang juga ditemani Dewi wajahnya terlihat begitu pucat, tanpa rambut di kepalanya. Padahal setahun yang lalu rambut itu indah warna hitam alami. Setahun yang lalu mereka masih merayakan natal bersama. Santi perlahan menarik kursi, dan duduk di samping tempat tidur. Dipandangnya wajah Charles dengan kerinduan yang terpendam. Wajah itu terlihat begitu lelah. Dua tahun mereka bersama di bangku SMA. Menjelang ujian akhir, Charles membuat sandiwara dengan Dewi, menyebabkan Santi meninggalkannya walau dengan terpaksa. Dengan berbagai pikiran buruk tentang sosok Charles. kelopak mata Charles terlihat berkejap seperti sayap kupu-kupu yang siap terbang . Kemudian mata itu terbuka, dan terlihat terkejut saat melihat gadis yang dulu pernah mencintainya. 

prensa.com
prensa.com
"Santi," gumam nya perlahan Santi mengangguk. Ia mencoba untuk tegar. "Aku datang menjengguk mu sayang." ucap Santi, membuat Charles terdiam. "Pasti Dewi yang telah memberitahu keadaan dirinya padamu." tebak Charles. "maafkan aku Kak aku tak mau ke salah paham an ini terjadi lebih jauh. " Dewi berkata sambil menatap raut wajah Charles." Tidak apa-apa Wi. Kalian tidak ikut Misa malam ini?" tanya Charles lemah. "Aku masih memiliki Misa yang indah" Santi berkata dengan sendu." ya....kami masih memiliki Misa yang indah setahun yang lalu bersamamu, itu sudah cukup bagi kami," jawab Dewi."Tapi Misa malam ini...." "Tuhan tahu, kami sedang bersamamu. Dia pasti mengampuni kami yang tidak mengikuti Misa malam ini, Toh tiap tahun kami tidak pernah meninggalkan Misa-Kami." Alasan yang di lontarkan Dewi membuat Charles tersenyum. 

"Setahun tidak bertemu, aku semakin jelek ya? kurus, tanpa rambut, pucat." bibir Charles bergetar saat berbicara dan menatap Santi. "Kau masih Charles yang dulu," Santi mencoba menghibur. Di genggam nya jemari Charles. "Perasaanku terhadapmu....?" "Sss....jangan ucapkan apa-apa. Aku sudah tahu semuanya . Kau memang seorang aktor yang handal mampu membuatku percaya bahwa kau benar-benar ada hubungan dengn Dewi." Charles tersenyum kecut. Tidak salah kalau Santi dulu tertipu dengan permainan nya. Selain tidak tahu Dewi itu adik angkatnya dan sesungguh nya dia memang mencintai Dewi. 

Namun kenyataanya Dewi hanya mencintai aku sebatas seorang kakak seperti saat Krishna masih hidup. Kami satu sekolah. aku dan Krishna sama-sama mendintai Dewi melebihi seorang adik. Di sekolah mereka, Dewi di kenal cewek pendiam juga bunga sekolah itu. Sedangkan aku memang di kenal playboy. Tidak ada seorang pun cewek yang mampu menolak cintaku. Dengan bantuan Dewi, ia bisa mengelabui Santi. Walaupun hatinya saat itu begitu terluka, karena tidak bisa mencintai Santi dan menderita karena sesungguh nya dia mencintai Dewi adik angkatnya. "sayang aku masih mencintaimu. Aku tak bisa melupakan mu sampai detik ini." Air mata Santi mengalir dari sudut matanya. Charles merasakan pelupuk matanya memanas. Tapi ia tidak ingin Santi melihatnya lemah, Charles menghapus air mata Santi dengan jemarinya. 

"Kau tahu, sayang? Kau jahat sekali..... benarkan wi? suka dan bahagia kalian berikan padaku. Kita lewati bersama. Tapi kenapa duka kalian tanggung sendiri? Kalian tidak adil, sini! izinkan aku memikul setengah saja beban kalian agar kalian tidak merasakan berat itu!" Charles mengangguk. kata-kata Santi menyentuh hatinya.  Tapi tiba-tiba suasana keheningan itu di pecahkan oleh suara HP Santi. Karena tak ingin mengganggu, Santi keluar untuk menyelesaikan pembicaraan nya di telepon. "Wi, mana Bobby?" "Bobby tadi bilang ada rapat di sekolah. Apakah abang ingin dia datang ?" "Aah....akhirnya-akhir ini dia begitu sibuk. Tidak aku tidak mau mengganggunya." Belum selesai kami bicara, Santi masuk ke ruangan "Maaf sayang, Wi, aku harus pulang karena papa ku sudah datang dari Austria, papa ingin bertemu denganku." "pulanglah Santi, kalian sudah lama tak bertemu kan?" kata Charles. 

"Lamakah papa mu di sini Santi?" tanya Dewi. "Papa hanya singgah satu minggu, setelah itu papa akan berangkat lagi. jadi maafkan kalau aku tak bisa lama menemani mu sayang." "pulanglah tak apa-apa Dewi sudah menemani ku. Hati-hati!" Suara Charles melemah. Santi pun kemudian pergi dan menghilang dari balik pintu.  "Wi, bisakah aku minta sesuatu darimu?" "Katakanlah bang!" "maukah kamu menyuapiku makan? aku sangat lapar!" "Ooh...maaf aku sampai lupa." 

"Aku tersenyum, walaupun dia tahu kondisinya seperti ini, Tapi semangat hidupnya tak pernah padam. Tak terasa air mataku mengalir membasahi pipiku. "Sayang mengapa kamu menangis? Tak kah kamu sadar nasi sudah habis dan aku ingin tidur sebentar di sampingmu. Tolong jangan menagis sayangku.! karena semua itu tak bisa membantu apa-apa." Walaupun suaranya sangat pelan, tapi sangat jelas di telingaku, dia seolah-olah bisa membaca pikiran ku yang takut akan kehilangan nya. Andai ia bisa meminta pada Tuhan agar di beri kesempatan kedua untuk bersama Charles. Mengulang kembali Natal -natal yang indah bersama dia seperti dulu waktu Krishna masih hidup. Tapi malam ini aku merasakan natal tahun ini adalah yang terakhir bersamanya.

pinterest/shruti mathad
pinterest/shruti mathad
Setelah semua ku bereskan dan kubenahi, aku pun duduk di sebelah abang menemaninya tidur. Entah mengapa aku ingin memeluknya saat itu. "Wi apa yang kamu fikirkan? apakah kamu ingin memelukku?" "apakah aku boleh memelukmu bang?" kataku parau. "kenapa tidak. Aku akan bahagia sekali jika kamu mau memelukku erat dan izinkan aku mencium keningmu." dengan perasaan yang tak menentu, ku tundukan keningku. Tiba-tiba tangan yang memelukku erat, terlepas....dia sudah pergi. Aku pun menangis sejadi-jadinya. Karena aku merasakan kembali sakit yang seperti saat aku kehilangan Krishna.

Kau terlalu banyak berbuat hal yang indah dalam hidupku

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun