Bismillahirahmanirohim, Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarakatuh My Dearest Reader!
Perkenalkan saya Divka fauziah putri dari program studi PGSD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan kelas 1A UNIVERSITAS Prof. Dr. HAMKA. Saya ucapkan terima kasih untuk kompasiana yang sudah menyiadakan platform ini untuk berbagai berita dan juga ilmu ilmu untuk para pembaca kompasiana.Â
  Kali ini saya akan membahas tentang pengalaman saya sebagai mahasiswa dan adik saya sebagai pelajar di pandemi ini sekaligus kita bahas kualitas pendidikan di masa pandemi ini yuk teman-teman!Â
PENDIDIKAN DI MASA PANDEMI
  Pada tahun 2020 ketika virus covid-19 melanda negara-negara di dunia dimulai dari Wuhan ( China ) hingga menjelajahi dunia dan sampai lah pada negara kita, negara Indonesia. Tentu saja hal ini sangat berpengaruh terhadap keadaan kita, karna virus ini sangat berbahaya. Kita harus menjaga kesehatan dan membatasi kontak fisik dengan orang lain ( Social Distancing ). Lock down yang di berlakukan oleh pemerintah meliputi seluruh warga Indonesia termasuk para pekerja dan pelajar. Karna itu, kita sebagai pelajar harus belajar dari rumah dengan memanfaatkan internet yang kini menjadi salah satu hal yang terpenting di era sekarang. Dengan internet kita bisa tetap bersosialisasi walaupun hanya via maya. Sebagai mahasiswa baru saya sangat kaget karna sistem belajar pada saat saya SMA offline ( lulus tahun 2019 ) apalagi adik saya yang biasanya penuh kegiatan di sekolah nya kini hanya belajar via online.Â
  Pendidikan di masa pandemi ini di dukung dengan platform zoom, google meet, google classroom, dsb. Mau tidak mau kita harus memiliki device yang memadai juga koneksi internet yang bagus agar bisa terhubung dengan pengajar ( guru / dosen ). Pengalaman belajar saya dan adik saya dalam cara tatap maya ini sama. Sistem yang paling sering digunakan yaitu aplikasi zoom. Semenjak tatap maya adik saya jadi kurang fokus belajarnya dan banyaknya tugas tanpa penjelasan yang tidak sejelas pada saat offline, menjadikan adik saya sedikit malas dan juga karna kurangnya kegiatan dan anak sd itu kan belajarnya harus have fun ya teman-teman dengan sosialisasi bersama teman kelas nya jadi tidak membosankan. Kalo saya pribadi, saya sangat ingin belajar offline agar bisa pergi ke kampus karna mahasiswa baru hehe jadi norak sekaligus ingin bertemu teman-teman baru saya yaitu teman sekelas saya. Semoga saja virus covid-19 ini bisa segera bisa pergi dari dunia agar bisa beraktivitas juga sosialisai seperti dahulu. AamiinÂ
KUALITAS PENDIDIKAN MASA PANDEMIÂ
  Banyak orang tua tak puas dengan kondisi dan cara belajar daring yang diberikan guru dan sekolah di masa pandemi COVID-19. Namun, sebagian yang lain mengaku tak ingin memberikan beban berlebihan kepada anak di saat ini. Anak-anak sudah cukup depresi dengan keadaan ketika mereka harus terkurung di rumah, dibatasi gerakannya, hingga tak boleh datang ke sekolah secara fisik. Itu sudah cukup mendatangkan rasa frustrasi tersendiri bagi anak. Mau tidak mau mereka terpaksa belajar di tengah keterbatasan secara daring dan hampir dipastikan tak bisa seoptimal mendapatkan materi belajar dibandingkan hari-hari biasa.
  Alasan keamanan dan kesehatan menjadi faktor utama yang menyebabkan sebagian besar anak-anak di Indonesia masih harus bertahan belajar daring sampai saat ini. Terlebih banyak daerah di Indonesia yang kini kembali mengalami peningkatan angka pasien yang terjangkit COVID-19. Oleh karena itu, di tengah pandemi COVID-19 tampaknya bukan waktu yang ideal untuk mempertanyakan kualitas materi pendidikan yang diterima anak dari guru dan sekolahnya. Sebab tidak layak menuntut sesuatu yang ideal di tengah keterbatasan yang jauh dari kata ideal untuk mencapainya.
  Guru sebagai sumber terpenting dalam penyampaian materi pembelajaran harus mempunyai seribu akal untuk mencapai kualitas pengajaran yang mumpuni. Tidak dipungkiri masa darurat kesehatan atau pandemi Covid-19 telah banyak merubah strategi belajar baik guru maupun siswanya. Semua komponen dalam kegiatan pembelajaran harus dapat mengikuti trend perkembangan tuntutan belajar. Guru harus bisa memenuhi target mengajar tuntas dan mendapatkan hasil berupa feedback langsung dari para siswanya. Guru pun tidak lagi gusar karena feedback tersebut secara langsung dapat dilihat pada saat setelah siswanya dipastikan menyimak melalui media yang disepakati. Youtube sebagai solusi alternative media pembelajaran mencoba menaikkan kualitas pengajaran guru dimasa pandemic Covid-19.Â
Mungkin segini aja ya teman-teman semoga bermanfaat