UMKM atau Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah adalah sebuah usaha yang bisa dikatakan berperan penting pada perekonomian masyarakat khususnya di Indonesia dalam mengatasi permasalahan sosial di Indonesia yakni kemiskinan dan pengangguran. Karakteristik dari UMKM sendiri adalah diatur sendiri oleh pelaku usaha, modal disediakan sendiri, pemasarannya di daerah lokal, aset perusahaan kecil, dan jumlah karyawan yang dipekerjakan juga terbatas. Berkaitan dengan UMKM sendiri, jenis-jenis usaha yang bisa dilakukan sangat beragam. Mulai dari agribisnis, fashion, ataupun kuliner. Dari ketiga jenis usaha UMKM tersebut jenis usaha kuliner bisa dikatakan cukup marak di masyarakat dan populer. Orang-orang yang memiliki usaha di bidang kuliner juga berasal dari berbagai kalangan usia dari yang muda hingga yang tua. Usaha dalam bidang kuliner adalah salah satu usaha yang cukup menjanjikan karena manusia setiap harinya pasti butuh makanan supaya mereka bisa mendapatkan tenaga dan dapat menjalani hari-harinya dengan baik.
Di Kabupaten Jember sendiri terdapat salah  satu UMKM yang bernama Pempek Wong Ayu yang berlokasi di Jalan Kyai Mojo No. 85, Kaliwates Kidul, Kec. Kaliwates, Jember. Pemilik usaha Pempek Wong Ayu ini adalah Ibu Maria. Usaha yang dijalankan oleh beliau adalah usaha yang memanfaatkan sumber daya laut yaitu Ikan Tenggiri sebagai bahan baku utama untuk membuat olahan makanan dari Palembang yaitu Pempek. Pada awal mula perintisan usaha ini dimulai ketika beliau yang pernah tinggal dan merantau ke Sumatera selama kurang lebih 20 tahun dan akhirnya kembali lagi ke Jember ingin membuka sebuah usaha. Awalnya suami beliau yang ingin meneruskan usaha jual beli handphone di Jember, tetapi hal tersebut tidak berlangsung lama dan cenderung sepi peminat. Ibu Maria sendiri sebelum membuka usaha berjualan Pempek, beliau pernah berjualan online dan juga berjualan nasi. Tetapi hal tersebut juga tidak berjalan dengan baik. Akhirnya Ibu Maria dan suami memutuskan untuk usaha berjualan Pempek dengan alasan bahwa sudah terlanjur menyewa tempat yang dahulu digunakan untuk konter hp, daripada tidak digunakan akhirnya digunakan untuk produksi usahanya yaitu Pempek. Ibu Maria memilih membuka usaha olahan makanan Pempek ini karena melihat di Jember sendiri banyak sekali usaha-usaha yang berjualan segala macam nasi, tetapi untuk Pempek sendiri masih jarang terlihat banyak yang jual. Dengan keyakinan tersebut akhirnya beliau membuka usahanya di rumah yang bernama Pempek Wong Ayu.
Pada tahun 2017 Ibu Maria memulai usaha ini dan tentunya selama perjalanan merintis usaha tersebut banyak ditemui kendala dan tantangan yang ada. Pada awal-awal usahanya beliau sempat berjualan di sekitar area kampus, tetapi karena lelah akhirnya beliau memutuskan untuk membuka usahanya di rumahnya sendiri. Sehingga rumah beliau sudah menjadi satu dengan tempat untuk memproduksi makanan Pempek ini. Sebelum pandemi Covid-19 beliau pernah memiliki pegawai sebanyak 2 orang dalam membantu menjalankan usaha ini. Tetapi semenjak ada Pandemi Covid-19 ini beliau memutuskan untuk menjalankan usahanya secara sendiri tanpa menggunakan pegawai. Sehingga sampai saat ini beliau masih mampu dan mengerjakan semuanya sendiri dibantu dengan suaminya.
Olahan makanan Pempek yang dibuat oleh Ibu Maria ini memiliki keunggulan pada bahan utama yang digunakannya itu fresh. Beliau mengatakan bahwa ikan tenggiri yang digunakan untuk membuat Pempek ini dikirim langsumg dari Probolinggo. Probolinggo menjadi pilihan dalam mengambil bahan baku ikan karena lebih bisa menampung banyak ikan sesuai dengan kebutuhan produksi usahanya, daripada daerah lain seperti Puger yang hanya mampu menampung sedikit. Tahapan awal proses produksi Pempek ini yang pertama adalah setelah mendapatkan ikan tenggiri dari Probolinggo dan dikirim ke Jember, Ibu Maria langsung melakukan proses pengerukan daging ikan tenggiri. Dalam proses pengerukan daging ada tukang yang membantunya. Ikan yang baru dikirim tersebut langsung dikeruk dagingnya karena kalau menunggu ikan tersebut dibekukan dulu, hasilnya nanti tidak akan bagus dan keras. Setelah pengerukan daging ikan tenggirinya selesai, yang dilakukan adalah menggiling daging ikan tersebut. Setelah digiling, gilingan daging ikan tersebut dimasukkan di plastik dan di press kemudian disimpan di freezer. Tahap selanjutnya ketika melakukan pengadonan, gilingan daging di freezer tersebut dikeluarkan dan dimasukkan ke dalam satu tempat dengan bahan-bahan lain seperti garam, air, dan vetsin atau (MSG) sedikit. Adonan tersebut kemudian diblender, dan setelah diblender adonan ditaruh di wadah dan diuleni berbarengan dengan tepung. Setelah menjadi adonan yang baik, Pempek ini dibentuk sesuai jenis-jenis yang dijual disana seperti lenjer, adaan, kapal selam, dan juga kulit. Setelah itu direbus hingga matang. Apabila ada orderan, Pempek ini baru digoreng dan disajikan sesuai pesanan konsumen. Makanan Pempek ini tidak bisa dimakan di tempat, sehingga hanya berlaku sistem dibawa pulang atau take away. Dalam pemasaran produknya sendiri Ibu Maria menggunakan jasa kurir seperti paxel atau JNT untuk jarak jauh, dan juga bisa melalui aplikasi online seperti Go-Food dan Shopee Food.
Keunggulan selanjutnya adalah kuah cuko Pempek diproduksi menggunakan bahan baku utama yakni gula aren langsung diambilkan dari Sumatera. Beliau sempat mencoba menggunakan gula aren yang dijual di Jember, tetapi hasil rasanya berbeda, sehingga beliau tetap konsisten untuk mengambil bahan baku gula aren langsung dari sana. Selain bahan bakunya yang berkualitas secara harga Pempek Wong Ayu ini cukup terjangkau dengan rasa makanannya yang sangat lezat. Untuk satu porsi Pempek dengan isian 4 jenis bisa dibeli di harga 22.000 rupiah. Untuk menu yang paling favorit di Pempek Wong Ayu ini adalah varian Kapal Selam yang didalamnya terdapat telur. Modal awal untuk usaha ini dialokasikan untuk blender, kompor, panci, dan lain sebagainya. Untuk bahan baku utama yakni ikan tenggiri sendiri sebanyak 10kg. Untuk ikan tenggiri utuh sebanyak 1 kg, ketika sudah dikerok berat daging gilingnya hanya sekitar kg saja. Karena ukuran ikan tenggiri tidak selalu sama Ibu Maria memperkirakan kurang lebih ikan tenggiri yang dibutuhkan itu beratnya paling besar  3 kg supaya pas. Omset yang didapatkan oleh Ibu Maria selama satu hari berjualan adalah kurang lebih 1.000.000 rupiah. Apabila sedang sepi omset dalam satu harinya sekitar 800.000 rupiah. Penurunan pendapatan menurut Ibu Maria sendiri biasanya terjadi di akhir bulan sekitar bulan ke 9 dan bulan ke 10.
Kini usaha makanan Pempek yang dirintis oleh Ibu Maria telah berjalan selama lima tahun. Usaha tersebut memberikan dampak yang positif bagi perekonomian beliau dan keluarga. Tentu dalam menjalankan sebuah usaha banyak menemui kesulitan, kendala, dan tantangan. Mulai dari stok ikan yang kosong karena cuaca yang kurang mendukung (masa-masa hujan), sehingga nelayan di Probolinggo sana tidak berani memancing ikan. Kemudian apabila stok ikan kosong, maka persediaan bahan baku juga akan berkurang dan nge-press. Tetapi kendala tersebut dapat diatasi dengan tetap mempertahankan kualitas bahan baku yang menjadi penting supaya rasa dan ciri khas Pempek Wong Ayu ini konsisten. Ibu Maria berpesan dalam menjalankan usaha berbasis UMKM ini pertama adalah soal keyakinan diri sendiri, tidak boleh malas-malasan saat di masa orderan atau pesanannya sepi, dan harus semangat apapun yang terjadi.
Penulis:Â
Divka Aurelia Waskitha 200910302135
M. Alfandi Amali Husni 200910302051
Ragil Risang Dananjoyo 200910302010