Mohon tunggu...
Yessi Ramadhona
Yessi Ramadhona Mohon Tunggu... ibu rumah tangga -

penggemar novel

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Syukur Tiada Akhir, Jejak Langkah Jacob Oetama

26 September 2011   03:54 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:37 547
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Judul Buku: Syukur Tiada Akhir jejak langkah Jakob Oetama

Penyusun: St Sularto

Penerbit: Kompas

Perjalanan harian kompas yang terbit pertama tanggal 28 juni 1965 dan didirikan oleh petrus kanisius ojong (1920-1980) dan jakob oetama, tak bisa lepas dari tiga titik balik yg menentukan.

Pertama keputusan jakob oetama siap memikul tanggung jawab menandatangani suratpermintaan maaf,dini hari 5 febuari 1978

Kedua keputusan jakob oetama memilih profesi jurnalistik sebagai panggilan hidup

Ketiga kepergian Pk Ojong yg mendadak tanggal 31 mei 1980, padahal selama ini urusan bisnis menjadi tanggung jawabnya sementara urusan redaksi tanggung jawab utama jakob oetama.

Apa yg bakal terjadi andaikan jakob oetama tidak mengambil alih tanggung jawab? kompas mungkin akan tinggal nama menjadi salah satu fosil korban pembredelan,Andai jakob oetama menjadi dosen dan dikirim mengambil program doctor di universitas leuven,belgia atau university of Columbia seperti yang dijanjikan mungkin tidak akan lahir Koran dengan terobosan terobosan mencerahkan yang merupakan bagian dari usaha survival nya di bawah pemerintahan represif soeharto

Banyak pengendalian yang lain, yang jelas sekian suku usaha tumbuh dan berkembang di bawah nama jakob oetama sosok sederhana yang lebih senang di sebut wartawan daripada pengusaha, yang selalu menyebut keberhasilan kompas adalah berkat kerja keras sinergi dan karena diberkati allah.

Seolah olah semua terjadi secara kebetulan tetapi sebenarnya semua terjadi berkat penyelenggaraan allah (providential dei)

Un journal c’est un monsieur Koran itu bersosok,kata pepatah perancis.

Karena sosok jakob oetama,kompas pun bersosok.begitu pula sebaliknya

Deus,gratias agimus tibi.tuhan,kami bersyukur padamu

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun