Hari ini adalah hari pertama aku masuk ke sekolah setelah libur semester 2. Saat ini aku kelas XI atau lebih tepatnya kelas 2 SMA. Seperti biasa, aku langsung masuk ke kelas dan pelajaran pun dimulai. Saat istirahat, sahabatku duluan ke kantin karena aku mau nyelesain dulu tugas dari guru Ekonomi tadi.
Saat aku menulis, ada sesuatu yang mengikutiku dari tadi. Aku berhenti menulis dan mencoba menelusuri meja demi meja dan berjalan untuk mengitarinya. Memang tidak ada yang aneh, tapi saat aku akan ke kantin menyusul sahabatku yang sudah duluan ke kantin, aku merasa ada sosok hitam berbaju putih abu-abu yang wajahnya sangat menyeramkan ada dihadapanku.
"Audira, hihihihi...!" ucapnya menyapaku dengan suaranya yang melengking.
Aku yang mendengar suara itu ketakutan dan berlari sekencang-kencangnya saking takutnya hingga tiba depan kantin. Ketiga sahabatku yang bernama Gina, Safira, dan Widya melihatku berjalan ngos-ngosan seperti dikejar setan pun heran melihatku.
"Lo kenapa, Di?" tanya mereka serempak kepadaku.
"Gu-gue habis lihat hantu, serem banget pokoknya!" ucapku kepada mereka.
"Mana ada hantu jam segini, Di!" ucap Safira kepadaku.
"Iya palingan hantunya takut lihat lo karena wajah lo yang sangar itu!" ucap Gina meledekku.
"Betul itu, mana ada hantu, Di. Yang ada mah hantunya takut sama lo karena tampang lo yang menyeramkan kalau lagi marah!" ucap Widya kepadaku.
"Au ah, capek ngomong sama lo, lo pada!" ucapku dengan nada kesal kepada mereka.
Aku kesal dengan ketiga sahabatku yang tak henti-hentinya meledekku. Percuma aku curhat kepada mereka karena ujung-ujungnya aku dianggap halu. Selesai makan di kantin, aku pun pergi sendiri ke taman depan kelas. Melihat indahnya bunga yang bermekaran, pohon yang rindang membuatku tenang berada disini. Setidaknya aku bisa menghilangkan sedikit ketakutan di kelas tadi.
Aku pun bertanya-tanya, siapakah sosok menyeramkan itu? Apa hubunganku dengannya? Apakah ia mengenalku atau kami pernah ada masa lalu sehingga hanya aku yang diterornya. Aku bermonolog dalam hati. Saat aku melamun seraya melihat bunga bermekaran, tiba-tiba ada seorang cowok yang menutup mataku. Ternyata dia adalah Gilang, pacarku.
"Sayang, kok kamu sendirian disini?" tanya Gilang seraya melepaskan tangannya dari kedua mataku.
"Sayang, aku tadi di kelas lihat hantu serem!" ucapku seraya memeluk Gilang.
Gilang pun melepas pelukanku. Gilang pun sama seperti yang lainnya, tak percaya padaku. Tapi, dia tetap menenangkanku agar tidak takut lagi. Semenjak kejadian itu, aku tidak mau sendirian lagi di kelas. Ke toilet pun, aku minta diantar ketiga sahabatku. Bel pun berbunyi. Gilang mengantarku ke kelasku karena kami berbeda kelas.
Pelajaran setelah istirahat pun dimulai. Aku tidak fokus karena kejadian tadi ditambah guru Matematika jelasinnya belibet buat otakku mumet dan ingin segera pulang rasanya. Tak terasa jam pelajaran pun selesai dan bel pulang pun berbunyi. Aku segera siap-siap untuk pulang ke rumah. Di pintu kelas, kulihat Gilang sudah menungguku.
Aku dan Gilang menuju parkiran motor untuk pulang. Tidak ada pembicaraan diatas motor, hanya suara motor dan hiruk pikuknya ibukota yang terdengar. Tanpa kusadari, aku sudah sampai depan rumahku. Tapi, Gilang melihatku aneh dan menyadarkanku dari lamunanku. Gilang pun besok ingin memastikan apa yang aku katakan itu benar atau tidak.
Aku pun berterimakasih kepada Gilang karena sudah mulai mempercayaiku, meskipun besok dia ingin memastikan apa yang barusan aku alami. Tak ada salahnya dia melihat secara langsung saat semuanya berada di kantin. Sesampainya di rumah, aku pun tertidur karena mengantuk. Aku pun bermimpi melihat seorang perempuan menangis dihadapanku, tapi aku tidak tahu kenapa perempuan itu menangis.