Lagi-lagi, kualitas udara di Jakarta kembali berada dikondisi yang tidak layak. Kondisi udara kembali masuk kategori tidak sehat selama beberapa hari belakangan.Â
Melalui situs IQAir, kondisi kualitas udara di Jakarta pada Selasa (13/06/2023) menduduki peringkat terburuk ketiga di dunia. Situs itu menampilkan indeks kualitas udara di Jakarta yang menyentuh angka 155 dan PM 2,5 polutan utama.
Bahkan, pada Rabu (07/06/2023), kualitas udara di Indonesia menjadi negara di Asia Tenggara dengan tingkat polusi udara paling tinggi. Kondisi yang memprihatinkan ini membuat banyak orang khawatir dengan kualitas udara yang mereka hirup. Banyak yang takut akan penyakit yang mungkin muncul akibat dari buruknya kualitas udara yang ada.
Dinas Lingkungan Hidup (LH) DKI Jakarta menyebutkan bahwa penyebab dari memburuknya kualitas udara di Jakarta salah satunya adalah karena aktivitas warga pasca COVID-19.Â
Saat pandemi terjadi, banyak warga yang melakukan aktivitas di rumah dalam kurun waktu yang lama sehingga kendaraan bermotor yang beroperasi menjadi lebih minim. Namun sekarang, seiring dengan pencabutan anjuran untuk di rumah saja, masyarakat semakin banyak beraktivitas di luar rumah dan kendaraan bermotor menghasilkan emisi yang lebih banyak.
Alasan lainnya adalah faktor Indonesia yang saat ini sedang memasuki musim kemarau sehingga berimbas pada peningkatan konsentrasi polutan udara. Menurut Dinas Lingkungan Hidup (LH) DKI Jakarta, keadaan ini akan membaik ketika curah hujan di Indonesia meningkat pada akhir tahun.
Untuk melindungi kesehatan paru dalam kondisi udara yang tidak baik seperti ini, sebaiknya gunakan masker saat berpergian keluar. Hal ini berguna untuk meminimalisir udara buruk yang kita hirup.Â
IQAir juga memberikan beberapa saran seperti menyalakan penyaring udara seperti air purifier, menutup jendela untuk menghalau udara kotor yang masuk, serta menghindari berbagai macam aktivitas di luar ruangan.
Penggunaan kendaraan umum juga sangat membantu mengurangi produksi emisi karbon yang memperburuk kondisi udara. Penggunaan bus, kereta, atau berbagai angkutan umum lainnya dapat menjadi salah satu cara kita melakukan perjalanan ketimbang menggunakan kendaraan pribadi.
Walaupun salah satu penyumbang polutan udara adalah dari sector industri, setidaknya kita dapat membantu melalui hal-hal kecil seperti ini untuk menghindari memburuknya kondisi kualitas udara.