Ketika tekanan dan siksaan orang Quraisy semakin bertambah, Rasulullah memerintahkan kaum muslimin berhijrah ke Madinah. Hijrah tersebut dilakukan secara sembunyi,sedangkan beliau berangkat bersama Abu Bakar setelah kaum muslimin tiba di Madinah. Berita akan datangnya Nabi Muhammad SAW tersebar di Madinah, semua penduduk Madinah bersiap-siap menanti kedatangannya. Tatkala beliau sampai di Madinah, beliau disambut dengan syair-syair dan penuh kegembiraan oleh penduduk Madinah.Â
Hijrah dari Mekkah ke Madinah bukan hanya sekedar berpindah dan menghindarkan diri dari ancaman dan tekanan orang kafir Quraisy dan penduduk Mekkah yang tidak menghendaki pembaharuan terhadap ajaran nenek moyang mereka, tetapi juga mengandung maksud untuk mengatur potensi dan menyusun srategi dalam menghadapi tantangan lebih lanjut, sehingga nanti terbentuk masyarakat baru yang didalamnya bersinar kembali mutiara tauhid warisan Ibrahim yang akan disempurnakan oleh Nabi Muhammad SAW melalui wahyu Allah SWT.Â
Dari Madinah inilah Nabi meneruskan perjuangan menyebarkan agama Islam. Di Madinah selama 13 tahun Nabi membina dan mengembangkan masyarakat Islam, Nabi membangun sistem kehidupan bermasyarakat. Setelah Nabi tiba di Madinah, Nabi langsung membangun masjid, yang menjadi pusat ibadah dan kebudayaan, bahkan dijadikan markas Islam, serta meletakkan dasar-dasar di dalamnya, diantaranya yaitu persaudaraan Islam.Â
Negara Islam yang baru terbentuk ini, terus mengalami perlawanan dari orang-orang yang tidak menyenangi akan berkembangnya Islam, adanya pemberontakan yang dilakukan, sehingga terdapat peperangan semasa Nabi berada di Madinah, baik peperangan yang terjadi di sekitar Madinah (perang Khandaq)maupun perang di luar Madinah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H