Di pondok pesantren Al-Nahdlah Islamic Boarding School, terdapat 100 lebih jumlah santriwan dan santriwati, dari 100 santriwan/santriwati Al-Nahdlah terbagi menjadi beberapa kelas, ada yang kelas 7, kelas 8, kelas 9, kelas 10, kelas 11, dan juga kelas 12, masing-masing kelas mempunyai wali kelas, wali kelas kelas 7 bu elsya, kelas 8 Mr.Ashri, kelas 9 bu azizah, kelas 10 bu yeyen, kelas 11 bu gita, dan kelas 12 ustadz ghofur. Saya menempati kelas 10, tempatnya disamping gudang ekstrakulikuler .Di ruang kelas Al-Nahdlah, nyaman digunakan untuk belajar, hanya saja tidak ada kipas di setiap kelas,tetapi dikarenakan dikelas 10 terdapat jendela yang bolong, terkadang ada angin yang masuk lewat jendela tersebut, Suasana di kelas 10 sangat adem saat sedang hujan, di kelas 10, terdapat loker untuk menaruh buku, setiap santriwan dan santriwati mendapatkan 1 Â loker, 7 santriwan, dan 12 santriwati. Dikelas 10 terdapat 19 santri atau santriwati. Di kelas 10 ada 3 bingkai, 1 bingkai bapak Jokowi, 1 bingkai Garuda, dan 1 bingkai bapak Ma'ruf amin, didalam kelas 10 terdapat 8 jendela,terdapat 4 lampu, 2 sapu dan 1 pel-pelan untuk piket, dan terdapat 2 mading di kelas, biasanya mading tersebut digunakan untuk menempelkan jadwal piket, struktur kelas, jadwal mata pelajara, dan mengenai informasi-imformasi, Biasanya santriwan dan santriwati Al-Nahdlah membawa makanan dan minuman ke kelas supaya tidak mengantuk saat belajar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H