video dokumenter kebudayaan Kuda Lumping dan Pencak Silat pada Jumat (02/08/2024) di Balai Desa Sidoasri, Sumbermanjing Wetan, Malang. Acara nonton bareng video dokumenter ini dihadiri oleh berbagai kalangan, mulai dari anak-anak, remaja, hingga orangtua yang antusias mengikuti rangkaian kegiatan. Nonton bareng ini bertujuan untuk mempererat kebersamaan serta meningkatkan kesadaran akan pentingnya pelestarian seni dan budaya lokal di Desa Sidoasri.
DESA SIDOASRI – Dalam upaya melestarikan dan mempromosikan kembali kebudayaan lokal kepada generasi muda, Kelompok 31 FBD JANTRA menggelar kegiatan nonton barengAcara dibuka dengan sambutan oleh Kepala Desa Sidoasri, Bapak Andik Ismanto, yang menekankan pentingnya menjaga warisan budaya sebagai bagian dari identitas bangsa. “Kuda Lumping dan Pencak Silat bukan hanya sekedar hiburan, tetapi juga cerminan nilai-nilai luhur yang harus kita jaga bersama,” ujar beliau dalam sambutannya.
Setelah sambutan, warga disuguhi penampilan langsung dari Komunitas Kuda Lumping “Turonggo Seto Budoyo”. Pertunjukan ini berhasil memukau seluruh penonton dengan gerakan-gerakan yang dinamis dan penuh semangat. Kemudian, diputar video dokumenter yang memperlihatkan sejarah dan filosofi di balik Kuda Lumping, tarian tradisional yang sarat dengan nilai spiritual dan keberanian.
Tak hanya itu, Komunitas Pencak Silat “Manunggaling Sinar Jaya Campursari” juga turut menunjukkan keahlian mereka dalam demonstrasi latihan, yang disambut antusias oleh para penonton. Video dokumenter yang ditayangkan memperlihatkan teknik dan gerakan Pencak Silat, seni bela diri asli Indonesia yang telah diakui secara internasional. Video dokumenter ini memberikan wawasan mendalam tentang keindahan dan makna yang terkandung dalam Pencak Silat, sekaligus menekankan pentingnya pelestarian kebudayaan lokal.
Menutup rangkaian acara, dilakukan penyerahan cinderamata sebagai bentuk penghargaan kepada kedua komunitas yang telah berkontribusi dalam acara ini. Koordinator Desa FBD Jantra 31, Izzuddin, dengan penuh hormat menyerahkan cinderamata kepada perwakilan Komunitas Kuda Lumping dan Pencak Silat. Acara kemudian diakhiri dengan sesi foto bersama antara panitia dari Kelompok 31 FBD JANTRA, perangkat desa, dan komunitas untuk mengabadikan momen berharga ini.
Acara ini menjadi bukti nyata bahwa kebersamaan dan semangat untuk melestarikan budaya lokal dapat terus berkembang, demi menjaga identitas dan warisan budaya bagi generasi mendatang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H