Sektor pariwisata adalah salah satu sumber daya yang diunggulkan oleh Indonesia. Indonesia memiliki keberagaman dalam demografi serta bentang alam yang berpotensi tinggi dalam optimalisasi sumber daya masyarakat dan mencetak angka devisa negara. Pandemi Covid-19 yang melumpuhkan ekonomi global pada 2020 juga menyerang sektor pariwisata nasional. Menko Perekonomian RI, Airlangga Hartanto menyatakan bahwa sektor pariwisata terdampak hingga 70 persen terutama pada daerah-daerah yang menerapkan PSBB.
Penurunan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara terbilang drastis. Meski demikian Pariwisata Indonesia masih dapat mengandalkan pelancong domestik yang terbatas.
Kunjungan Wisatawan Mancanegara Indonesia
Â
Jumlah kunjungan pada 2019 menurun hingga 74,84 persen yaitu yang semula berkisar 16 juta kunjungan turun ke kisaran 4 juta kunjungan. Tren ini semakin memburuk di tahun 2021 yang mencetak penurunan sebesar 61,57 persen di angka kisaran 1,5 juta kunjungan.
Kunjungan wisatawan mancanegara yang anjlok ternyata tidak terlalu mempengaruhi nilai cadangan devisa yang dimiliki Indonesia. Menurut Deputi Bidang Kebijakan Kemenparekraf, Raden Kurleni Ukar, Devisa Pariwisata tercatat mengalami penyusutan dari 16,9 Miliar dolar AS menjadi hanya 3,54 Miiar dolar AS (Kurs Rp. 14.462 per dolar AS). Meski sektor pariwisata anjlok, devisa Indonesia masih terbilang cukup.
Pertumbuhan Cadangan Devisa Indonesia
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahudin Uno menyatakan optimismenya untuk Indonesia dalam menarik jumlah kunjungan wisatawan mancanegara dengan unjuk gigi di KTT G-20. Ia menyatakan bahwasanya KTT G-20 mampu menciptakan multiplier effect yang berdampak positif pada terbukanya peluang usaha dan lapangan kerja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H