Mohon tunggu...
Diva Putri Nadiastiti
Diva Putri Nadiastiti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Airlangga

Merupakan mahasiswa dari universitas airlangga progam studi ilmu hukum yang memiliki minat menulis.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengenal KH Agus Salim sebagai Tokoh Nasional Pancasila

24 September 2024   09:28 Diperbarui: 24 September 2024   09:45 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

K.H Agus Salim merupakan salah satu pahlawan nasional Republik Indonesia yang lahir di Sumatera Barat, tepatnya di Kota Gadang. Beliau dilahirkan di kalangan pegawai pemerintahan, ayahnya Sutan Mohammad Salim merupakan kepala jaksa di Riau, sedangkan ibunya Siti Zaeanah dari kalangan keluarga yang terpandang. Seperti yang tertulis pada profil singkat diatas, K.H. Agus Salim menempuh pendidikan sekolah dasar di Europeesche Lagere School (ELS) dan melanjutkan pendidikannya ke jenjang berikutnya yakni sekolah menengah di Hogere Burger School (HBS) tepatnya berada di Batavia. 

Berkat pendidikan yang gemilang serta pencapaiannya di berbagai bidang terutama pers dan politik, K.H. Agus Salim turut serta berperan aktif dalam BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia), Panitia Sembilan, dan PPKI ](Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia).

 Panitia Sembilan merupakan kepanitiaan yang bertugas membuat naskah dasar negara Indonesia yang didasari dari aspirasi rakyat yang telah mereka tampung dalam BPUPKI. Pada acara penandatanganan Piagam Jakarta, K.H. Agus Salim berpendapat bahwa prinsip "Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya..." diubah menjadi Ketuhanan yang Maha Esa, dan hal tersebut akhirnya disetujui lalu diwujudkan dalam Piagam Jakarta serta pada UndangUndang Dasar dalam formula pancasila yang otentik, yuridis, konstitusional, dan formal. 

Selain Panitia Sembilan K.H. Agus Salim juga aktif pada BPUPKI. Beliau membantu penghalusan bahasa Rancangan Undang-Undang Dasar yang kemudian diserahkan pada sidang pleno tepatnya pada 14 Juli 1945. Setelah BPUPKI telah menyelesaikan tugasnya dan dibubarkan, K.H. Agus Salim bergabung dengan PPKI untuk berkontribusi dalam merancang daerah pemerintahan dan pertahanan pada masa itu. Pada tanggal 25 September 1945, K.H Agus Salim dipilih menjadi salah satu anggota dari Dewan Pertimbangan Agung yang kemudian terpilih menjabat sebagai menteri luar negeri Indonesia.

 Alasan saya memilih untuk mengulas K.H. Agus Salim sebagai Tokoh Nasional Pancasila adalah bukan semata-mata untuk memenuhi penugasan mata kuliah PDB Pancasila di Universitas Airlangga, namun karena karakter dari K.H. Agus Salim yang membuat saya terkesan. Beliau merupakan salah seorang contoh tokoh yang menunjukkan sikap pengamalan Pancasila yang baik dan patut untuk dicontoh oleh anak-anak muda zaman ini. Seperti yang kita ketahui dalam pengamalan sila pertama pancasila, yaitu Ketuhanan yang Maha Esa, K.H. Agus Salim sendirilah yang pernah mengutarakan ketidaksetujuannya terhadap rancangan awal Piagam Jakarta yang di dalamnya terdapat bunyi "Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya...". 

Tentu hal ini menunjukan bahwa K.H. Agus Salim telah mengetahui serta mengakui keberagaman baik budaya maupun agama yang ada di Nusantara, serta kewajiban untuk menjalankan ibadah tak hanya berlaku untuk umat Islam saja, melainkan untuk umat beragama lainnya. Lalu pada saat beliau memperjuangkan pendapatnya mengenai pergantian satu kalimat itu di Piagam Jakarta juga merupakan salah bentuk pengamalan mengenai sila ketiga pancasila yang berbunyi "Persatuan Indonesia" yang di mana persatuan hanya akan terjadi ketika seorang individu mengakui dahulu adanya perbedaan dan mau menerimanya sebagai anggota negara yang utuh dan satu.

 Bukan hanya pengamalan sila pertama dan ketiga semata, pengamalan silasila pancasila lainnya dapat kita temukan dari sejarah aktivitas kepanitian dan organisasi yang pernah K.H. Agus Salim ikuti. Mulai dari aktivitas rapat kepanitiaan dimana kebebasan berpendapat dan musyawarah dijunjung tinggi sembari menghargai orang yang sedang mengutarakan pendapatnya, hingga hasil perjuangan K.H. Agus Salim bersama pahlawan lainnya demi keadilan sosial Indonesia. 

Berkat para tokoh sekaligus pahlawan nasional, masyarakat Indonesia bisa merealisasikan  kebebasan beragama, berpendapat, hidup secara berdampingan dengan perbedaan yang ada namun tetap satu bangsa, serta menjunjung rasa hormat dan toleransi terhadap satu sama lain. Sangat besar harapan saya agar pemuda-pemudi generasi penerus bangsa tertutama anak bangsa sebagai penerus khususnya para pelajar di Indonesia, terutama mahasiswa Univeritas Airlangga yang memiliki motto "Excellence with Morality", agar dapat mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila pada kehidupan bermasyarakat maupun dalam lingkup akademik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun