Mohon tunggu...
Diva Nur Wulandari
Diva Nur Wulandari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Pascasarjana Manajemen Pendidikan Islam Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pikiran Membentuk Tindakan (Studi tentang Persepsi dan Pengambilan Keputusan)

2 Desember 2024   16:37 Diperbarui: 2 Desember 2024   16:40 10
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Pikiran membentuk tindakan/iStock

Keputusan yang diambil oleh individu atau kelompok sering kali menjadi refleksi dari bagaimana mereka mempersepsikan situasi di sekitarnya. Dalam kehidupan sehari-hari, pikiran membentuk tindakan, dan persepsi menjadi dasar yang menentukan cara individu menilai suatu situasi sebelum mengambil langkah tertentu. Namun, di tengah kompleksitas dinamika sosial dan ekonomi saat ini, terdapat sejumlah masalah dalam hubungan antara persepsi dan pengambilan keputusan yang berdampak pada individu maupun masyarakat secara keseluruhan.

Meskipun berbagai studi telah menyoroti pentingnya persepsi dalam pengambilan keputusan, masih ada kesenjangan dalam pemahaman tentang bagaimana persepsi terbentuk dan memengaruhi tindakan, terutama dalam konteks masyarakat yang beragam. Persepsi sering kali dibentuk oleh pengalaman, nilai budaya, dan informasi yang diterima, tetapi kurangnya kesadaran atau pemahaman terhadap bias persepsi dapat menyebabkan keputusan yang tidak objektif atau tidak efisien.

Bias kognitif seperti confirmation bias, stereotyping, atau halo effect sering kali menghambat individu untuk membuat keputusan yang rasional. Misalnya, dalam masyarakat, stereotip terhadap kelompok tertentu dapat menyebabkan diskriminasi dalam pengambilan keputusan pekerjaan atau layanan publik. Selain itu, informasi yang salah atau hoaks yang tersebar luas melalui media sosial juga memengaruhi persepsi masyarakat, sehingga mendorong pengambilan keputusan yang salah atau merugikan.

Pengambilan keputusan yang dipengaruhi oleh persepsi yang salah atau bias dapat berdampak buruk, baik pada tingkat individu maupun kolektif. Dalam kehidupan sehari-hari, persepsi keliru terhadap risiko keuangan, misalnya, dapat menyebabkan keputusan investasi yang merugikan. Dalam organisasi, pemimpin yang salah mempersepsikan kinerja karyawan mungkin mengambil langkah yang tidak tepat, seperti memberhentikan karyawan yang sebenarnya potensial. Hal ini menunjukkan bagaimana persepsi yang tidak akurat dapat menimbulkan masalah dalam produktivitas dan kesejahteraan masyarakat.

Di masyarakat, program edukasi yang fokus pada pengelolaan persepsi dan pengambilan keputusan secara rasional masih minim. Banyak individu tidak menyadari keberadaan bias dalam pikiran mereka, sehingga sulit untuk memperbaiki pola pikir dan pengambilan keputusan. Selain itu, organisasi atau institusi sering kali mengabaikan pentingnya pelatihan yang berfokus pada pengelolaan bias persepsi, yang dapat meningkatkan kualitas keputusan dalam berbagai sektor, mulai dari bisnis hingga pelayanan publik.

Oleh karena itu, penting untuk melakukan kajian mendalam tentang bagaimana pikiran membentuk tindakan melalui proses persepsi dan pengambilan keputusan. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan pemahaman yang lebih baik tentang faktor-faktor yang memengaruhi persepsi, bagaimana bias dapat diminimalkan, serta strategi untuk meningkatkan kualitas keputusan individu dan organisasi. Dengan demikian, penelitian ini tidak hanya relevan dalam konteks akademis, tetapi juga memiliki manfaat praktis dalam membantu masyarakat membuat keputusan yang lebih rasional dan bermanfaat.

Pertama: Membongkar Persepsi (Kacamata Psikologi Organisasi). Persepsi adalah proses mental yang menafsirkan informasi sensoris, memengaruhi perilaku individu berdasarkan interpretasi subjektif. Persepsi sering berbeda dari kenyataan, mencerminkan pemahaman pribadi terhadap lingkungan. Tahapan persepsi meliputi seleksi rangsangan, interpretasi informasi untuk makna, dan reaksi berupa tindakan setelahnya. Adapun faktor persepsi yang dipengaruhi oleh karakteristik individu (sikap, kepribadian, pengalaman), karakteristik objek yang diamati, dan situasi saat persepsi terjadi (waktu, keadaan kerja). Pengelompokan persepsi didasarkan pada kesamaan, kedekatan ruang, dan waktu, di mana objek terkait dipersepsikan saling berhubungan. Persepsi penting dalam organisasi karena memengaruhi interaksi individu, memahami lingkungan kerja, dan respons terhadap situasi melalui berbagai jenis persepsi.

Kedua: Analisis Individu dalam Organisasi. Pengambilan keputusan adalah proses memilih alternatif rasional dari beberapa opsi untuk mencapai tujuan organisasi, menghindari keputusan tanpa dasar logis. Proses pengambilan keputusan rasional dalam organisasi melibatkan langkah terstruktur: mendefinisikan masalah, mengidentifikasi kriteria, menimbang prioritas, mengembangkan dan mengevaluasi alternatif, serta memilih solusi optimal. Keputusan yang rasional bersifat objektif dan bertujuan untuk memaksimalkan hasil sesuai nilai-nilai masyarakat yang berlaku. Kreativitas mendukung pengambilan keputusan dengan menemukan solusi baru. Tiga komponen utamanya: keahlian, keterampilan berpikir kreatif, dan motivasi tugas, mendorong ide inovatif untuk pemecahan masalah efektif.

Ketiga: Hubungan Persepsi Dengan Pengambilan Keputusan Individu dalam Organisasi. Persepsi memengaruhi perilaku organisasi dan keputusan di pesantren, membentuk nilai, etika, dan budaya kepemimpinan kiai.

1.Individu akan mengambil keputusan. Pengambilan keputusan individu dipengaruhi persepsi, dengan evaluasi alternatif dan pengolahan data penting untuk kualitas keputusan yang efektif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun