Pada masa remaja kepribadian seorang anak dibentuk karena anak akan diproses untuk menemukan jati dirinya. Cara yang dilakukan dalam mencari jati diri juga beragam baik dengan cara yang positif maupun negatif. Pergaulan dan pengaruh lingkungan sekitar menjadi salah satu faktor terbentuknya kepribadian remaja. Perbuatan yang secara nyata dilakukan oleh remaja dan bersifat melanggar hukum serta berlawanan dengan keadaan sosial yang seharusnya, sehingga kondisi tersebut merupakan problem sosial. Problem atau permasalahan sosial menyangkut nilai-nilai sosial dan moral. Serta menyangkut tingkah laku yang menyimpang, berlawanan dengan hukum dan bersifat merusak.Â
Ada 2 hal yang berpengaruh terhadap kepribadian remaja yaitu pengaruh eksternal dan internal. Pengaruh eksternal yaitu pengaruh lingkungan yang berdampak pada pembentukan kepribadian remaja bahwa lingkungan yang berdampak pada pembentukan kepribadian remaja bahwa lingkungan dimana ia bersosialisasi juga bisa membentuk sifat dan karakter remaja kemudian pengaruh internal adalah pengaruh yang berasal dari dalam diri remaja itu sendiri.Dalam hal ini remaja perlu dukungan maupun bantuan dari lingkungan sekitar untuk bisa tumbuh dan berkembang dalam kondisi yang memberi pengaruh baik untuknya, bisa berpengaruh dari segi psikis maupun fisik. Masa remaja disini biasanya mereka enggan untuk bercerita atau memberitahu kondisi sebenarnya yang sedang dialami, baik bercerita ke orangtua, saudara atau teman.
Agar peran remaja tidak terjerumus kedalam pergaulan yang tidak diinginkan seperti permasalahannya diluar sana dengan melakukan seks bebas, mengonsumsi narkoba, melakukan pernikahan dini, dan lain-lain, maka disini peran sekitarlah yang perlu turun tangan langsung  untuk mengawasi dan menghadapi situasi yang terjadi pada remaja saat ini. Saat ini telah terbentuk suatu organisasi yang memberikan wadah untuk para remaja agar bisa konsultasi atau menjadi tempat bercerita baginya dengan usia sebayanya, PIK-R adalah organisasi yang menjadikan remaja sebagai suatu wadah kegiatan program PKBR (Penyiapan Kehidupan Berkeluarga Bagi Remaja) yang dikelola dari, oleh dan untuk remaja guna memberikan pelayanan informasi dan konseling kesehatan reproduksi serta penyiapan kehidupan berkeluarga.Â
Pembentukan PIK-R merupakan upaya dalam menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas. Program ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan orangtua dan anggota keluarga lain dalam membina tumbuh kembang anak dan remaja dalam rangka meningkatkan kualitas remaja dan menciptakan ketahanan keluarga. Untuk meningkatkan kualitas pengelolaan dan pelayanan Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK-R) perlu dukungan dan naungan dari lembaga guna membantu para anggota PIK-R yang beranggotakan para remaja ini, juga tetap dalam pengawasan.Â
BKKBN (Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional) adalah sebuah lembaga dibawah naungan Menteri Kesehatan yang memiliki sebuah program yaitu salah satunya adalah Program GenRe sebuah program yang mengedepankan pembentukan karakter bangsa di kalangan generasi muda. Program GenRe merupakan wadah untuk mengembangkan karakter bangsa karena mengajarkan remaja untuk menjauhi Pernikahan Dini, Seks Pranikah dan Napza guna menjadi remaja tangguh dan dapat berkontribusi dalam pembangunan. Setelah adanya GenRe, dibentuk lagi suatu wadah yang lebih kecil tingkatannya di tingkat sekolah-sekolah yaitu PIK-R tadi yang menjalankan adalah para remaja-remaja itu sendiri.
PIK Remaja/Mahasiswa adalah salah satu wadah yang dikembangkan dalam program GenRe, yang dikelola dari, oleh dan untuk Remaja/Mahasiswa guna memberikan pelayanan informasi dan konseling tentang pendewasaan usia perkawinan, delapan fungsi keluarga, TRIAD KRR (seksualitas, HIV dan AIDS serta Napza), keterampilan hidup (life skills), gender dan keterampilan advokasi dan KIE. Dibentuknya PIK Remaja MAKOBA salah satunya adalah untuk memenuhi fungsi tersebut. Setelah bertanya secara acak kepada beberapa siswa kelas 10, 11, dan 12 yang kami temui di area sekolah, sebagian besar dari mereka menyampaikan bahwa lebih nyaman bercerita mengenai permasalahan remaja ke teman sebaya, hanya sebagian kecil yang nyaman menceritakan hal tersebut pada orang tua. Alasan sebagian besar siswa malu bercerita kepada orang tua.Â
Untuk mengurangi terjadinya Triad KRR, PIK-R menghadirkan konselor dan pendidik sebaya untuk menjadi wadah para siswa bercerita mengenai permasalahan remaja yang mereka alami serta menjadi jembatan antara siswa dan BK apabila yang bersangkutan enggan berbicara atau bercerita langsung kepada guru BK yang ada di MAN 2 Kota Batu. Fungsi lainnya dari pendidik dan konselor sebaya adalah sebagai sumber informasi mengenai masalah Triad KRR maupun kesehatan reproduksi. Diharapkan, dengan adanya PIK-R di MAN Kota Batu, para siswa bisa lebih mengerti mengenai kesehatan reproduksi serta memahami bagaimana kesiapan kehidupan berkeluarga maupun menyiapkan diri untuk kehidupan yang akan datang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H