Isu bullying di Korea ini diawali dengan kasus atlet voli nasional yang bernama Lee Jaeyong dan Lee Dayeong mereka berdua adalah saudara kembar kelahiran 15 Oktober 1996.
Diawali dengan seseorang yang memposting dan menyatakan bahwa dirinya adalah korban pembullyan dari 2 atlet voli ini. Korban menuliskan bahwa pada saat SD kelas 4 sampai kelas 6 dia satu sekolah dengan 2 saudara kembar ini dan mengaku bahwa mereka juga satu ekstrakulikuler.
Korban menyatakan bahwa dirinya selalu diganggu oleh saudara kembar ini, hingga akhirnya saat kelas 6 tindakan 2 bersaudara ini semakin menjadi-jadi. Bahkan mereka melontarkan kalimat-kalimat yang tidak pantas seperti
“Kenapa kamu tidak mati saja? Jika kamu mati aku akan memberikan selamat dengan cara menari di atas pemakamanmu.”
“Apakah orangtuamu tidak malu mempunyai anak seperti ini?”
Dan selain ucapan-ucapan yang tidak pantas di lontarkan, 2 bersaudara ini juga cukup sering memukuli korban dengan tangannya untuk terus mengganggu korban.
Akhirnya karena korban terus-terusan di ganggu, maka korban memutuskan untuk pindah ke New Zealand untuk memulai hidup yang baru.
Setelah beberapa tahun berlalu, korban syok ketika mengetahui bahwa saudara kembar yang melakukan bullying kepada dirinya sekarang menjadi atlet voli nasional. Tak sampai disitu, korban menemukan akun sosial pribadi pelaku dan mendapati postingan dengan caption:
“Pelaku pembullyan mungkin merasa senang atas tindakannya yang mengganggu orang lain, sedangkan perasaan korban bullying pasti ingin mati”.
Inilah pemicu yang menjadikan korban akhirnya berani berbicara tentang masa lalu nya. Ia merasa dirinya yang sangat dirugikan, tapi mengapa pelaku malah memposting hal seperti itu.