Revolusi Industri 4.0 secara fundamental mengakibatkan berubahnya cara manusia berpikir, hidup, dan berhubungan satu dengan yang lain. Jika dilihat dari perkembangannya yang bahkan mampu juga menggantikan manusia dengan robot untuk bekerja, saya rasa dunia semakin menarik. Hampir semua teknologi industri saat ini sedikit-sedikit mengembangkan usahanya dengan teknologi canggih.Â
Lalu bagaimana dengan pekerjaan yang dilakukan manusia seperti psikiater, pekerja sosial, dan masih banyak lainnya. Sebut saja dengan organisasi pelayanan manusia yang tentunya bekerja dengan hati nurani manusia dan tidak dapat digantikan dengan robot. Dan sebagai mahasiswa ilmu kesejahteraan sosial saya menanyakan lalu bagaimana dengan pekerja sosial ? apakah ini sebuah tantangan atau peluang?.
Pekerjaan sosial adalah kegiatan profesional membantu individu, kelompok, atau masyarakat untuk meningkatkan atau memulihkan kemampuan mereka berfungsi sosial dan untuk menciptakan kondisi sosial yang mendukung tujuan-tujuannya. Tujuan pekerjaan sosial adalah untuk memenuhi kebutuhan dan memberikan kontribusi terhadap kesejahteraan konsumennya serta untuk memberikan kontribusi terhadap kesejahteraan sosial secara menyeluruh. Misalnya mempengaruhi kebijakan pembangunan sosial, melakukan advokasi perencanaan kegiatan.Â
Namun sangat disayangkan di  Indonesia sendiri masih dianggap suatu pelayanan karitatif yang dapat dilakukan oleh semua orang. Profesi pekerja sosial kurang dikenal di masyarakat karena kurangnya pemahaman dan sosialisasi tentang profesi pekerja sosial sebagi profesi pertolongan terhadap individu, kelompok yang membutuhkan. Indonesia merupakan negara besar dengan berbagai permasalahan sosial terutama masalah kemiskinan, perdagangan manusia, disabilitas, anak terlantar dan permasalahan sosial lainnya, membutuhkan pekerja sosial untuk menyelesaikan masalah sosial.
Era revolusi industri 4.0 ini merupakan suatu keadaan yang memberikan promise (janji) yang sangat besar yang dibersamai dengan peril (ancaman) yang sangat besar juga. Jadi jika kita tidak bisa mengikuti kemajuan teknologi di era ini, kita akan terlindas. Ini adalah semacam pisau bermata dua, kalau kita bisa memanfaatkan dengan baik, tentu kita bisa mengambil keuntungan, kalau tidak ya akan tertinggal.Â
Ambil contoh dalam kegiatan berbisnis, jika biasa bisnis kaki lima dan tidak mengikuti era ini yang sebenarnya juga bisa dilakukan di dunia maya maka penghasilan bisnis akan itu-itu saja namun jika mampu beradaptasi dengan era ini maka penghasilan akan lebih besar karena dapat di tawarkan lebih luas.Â
Namun bagaimana dengan profek pekerja sosial yang banyak berada di organisasi nonprofit seperti organisasi pelayanan manusia yang semata-mata tidak mencari keuntungan. Apakah berkembangnya teknologi di era 4.0 ini mempengaruhi organisasi pelayanan manusia. Seperti organisasi lainnya yang mendapatkan pengaruh baik tantangan maupun peluang, organisasi pelayanan manusia memiliki peluang untuk mencapai tujuannya. Contoh: jika profesi pekerja sosial atau lembaga pelayanan manusia tidak diketahui banyak orang, maka dapat menggunakan media sosial untuk memberikan informasi pelayanan manusia.
Dalam pembahasan yang dibahas mengenai tantangan yang dihadapi Organisasi Pelayan Manusia di era 4.0 saya merngkas menjadi bebrapa tantangan sebagai berikut:Â
1. Perubahan Sosial yang dihadapi oleh masyarakat.Â
2. Kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh era ini dan pengaruh terhadap masyarakat organisasi pelayanan manusia juga harus mencegah terjadinya ini.Â