Program Asistensi Mengajar merupakan salah satu program MBKM (Merdeka Belajar Kampus Merdeka) yang ada di Universitas Negeri Malang. Asistensi Mengajar diikuti oleh mahasiswa khususnya pada prodi pendidikan yang telah menempuh minimal semester 4. Asistensi Mengajar dilaksanakan pada satuan pendidikan mulai dari jenjang TK/PAUD, SD/MI, SMP/MTs hingga SMA/SMK/MA. Salah satu satuan pendidikan yang bekerjasama dengan program Asistensi Mengajar Universitas Negeri Malang yaitu SMA Negeri 1 Turen. Di SMA Negeri 1 Turen terdapat 3 prodi yang melakukan program Asistensi Mengajar pada semester Genap ini, diantaranya Pendidikan Geografi, Pendidikan Sosiologi dan Pendidikan Ekonomi. Jumlah total mahasiswa Asistensi Mengajar di SMA Negeri 1 Turen adalah 20 mahasiswa, diantaranya 8 mahasiswa dari prodi Pendidikan Geografi, 6 mahasiswa dari prodi Pendidikan Sosiologi dan 6 mahasiswa dari prodi Pendidikan Ekonomi.
Pembelajaran di SMA Negeri 1 Turen sudah menerapkan pembelajaran berbasis Kurikulum Merdeka yang diterapkan pada kelas X. Sedangkan untuk kelas XI dan XII masih menggunakan pembelajaran dengan Kurikulum K-13. Mahasiswa Asistensi Mengajar prodi Pendidikan Geografi yang berjumlah 8 mahasiswa diantaranya Achmad Zainur Risla, Ahmad Rizal Tanjung, Danish Afrulloh, Diva Maharani Dewi, Indah Juliati Sukatno Putri, Iqbal Dio Ardiansyah, Nanda Aprillia Farida, dan Nur Aida Arifah. Adapun guru pamong yang mendampingi selama pelaksanaan program Asistensi Mengajar di SMA Negeri 1 Turen yaitu Ibu Ana Yuliana, S.Pd. dan Ibu Eko Novi Wartiningsih, S.Pd. Selanjutnya, mahasiswa Asistensi Mengajar prodi Pendidikan Geografi dibagi menjadi dua kelompok kecil yang mengampu mata pelajaran Geografi kelas X dan kelas XI. Kelompok mahasiswa kelas X ditugaskan pada kelas X-A, X-B, X-C, X-D, X-E, X-F. Sedangkan kelompok mahasiswa kelas XI ditugaskan pada kelas XI IPS 1, XI IPS 2, XI IPS 3, dan XI MIPA 7 (Lintas Minat Geografi).
Proses pembelajaran geografi di SMA Negeri 1 Turen dilakukan tidak hanya secara tatap muka melainkan juga secara daring. Pembelajaran secara hybrid dilakukan selama dua minggu pada bulan Ramadhan. Hal ini dikarenakan adanya pelaksanaan Ujian Satuan Pendidikan (USP) kelas 12 sehingga terdapat keterbatasan ruang kelas. Proses pembelajaran hybrid dilakukan secara bergantian dengan teknis minggu pertama kelas 10 secara daring, sedangkan kelas 11 secara tatap muka. Sebaliknya, pada minggu kedua dengan teknis kelas 10 secara tatap muka, sedangkan kelas 11 secara daring. Proses pembelajaran daring dilakukan melalui WA grup dan google meet agar pembelajaran tetap berlangsung secara kondusif.
Pada pembelajaran Geografi semester genap untuk kelas X sudah memasuki materi Fenomena Geosfer di Indonesia, khususnya materi Fenomena Atmosfer dan Fenomena Hidrosfer dimana materi ini terfokus pada materi fisik geografi. Pada kelas X pembelajaran yang diterapkan disesuaikan dengan pembelajaran abad 21 dengan menggunakan metode Problem Based Learning dan Project Based Learning. Penerapan model pembelajaran ini diharapkan siswa dapat mengembangkan life skill dan soft skills, yang meliputi kemampuan berpikir kritis, pemecahan masalah, kreativitas, berkomunikasi, serta berkolaborasi. Proses pembelajaran yang dilakukan berfokus pada siswa (students center). Proses pembelajaran didukung dengan penggunaan media pembelajaran berupa slide power point, video, game, dan infografis. Penyampaian materi memanfaatkan media pembelajaran berupa slide power point. Selain itu, juga didukung dengan perangkat pembelajaran berupa modul. Dalam upaya menciptakan proses pembelajaran yang interaktif, mahasiswa Asistensi Mengajar memanfaatkan video pembelajaran dan games interaktif. Hal ini sebagai upaya untuk menumbuhkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Dengan penerapan penggunaan model dan media pembelajaran yang tepat ini membuat kegiatan pembelajaran lebih menarik minat belajar siswa dan siswa merasa tidak bosan di kelas. Selain itu, penerapan model ini diharapkan dapat meningkatkan hasil akhir belajar siswa agar lebih baik dari sebelumnya.
Projek kecil yang dikerjakan oleh kelompok kelas X adalah pembuatan media pembelajaran gunung berapi. Pembuatan projek ini memiliki manfaat bagi siswa yakni siswa dapat memahami proses terjadinya erupsi gunung berapi pada materi fenomena geosfer khususnya pada materi litosfer. Bahan-bahan yang dibutuhkan untuk membuat maket gunung meletus ini diantaranya adalah koran bekas, kardus bekas, lem rajawali, kuas, cat akrilik, cairan cuka, baking soda, dan pewarna merah. Selain itu, juga memanfaatkan potongan botol kemasan air mineral bekas sebagai maket kawah gunung api. Pembuatan maket gunung api menggunakan bahan campuran koran bekas dan lem rajawali. Bahan campuran yang sudah menjadi bubur kemudian dibentuk menyerupai gunung api dengan cara mengelilingi kerangka yang berbentuk kawah. Biasanya proses pengeringan dilakukan selama kurang lebih tiga hari dengan bantuan panas matahari. Setelah maket gunung api mengering, dilanjutkan dengan proses pengecatan agar maket tersebut menyerupai bentuk asli gunung api. Proses selanjutnya yaitu pembuatan cairan yang menyerupai magma. Langkah- langkah pertama yaitu dengan memasukkan cairan cuka ke dalam gunung berapi. Selanjutnya masukkan pewarna merah sekitar 4-5 tetes yang disesuaikan dengan warna magma. Kemudian masukkan baking soda dan tunggu magma buatan akan keluar dari dalam gunung berapi.
Gambar 1. Pembuatan Maket Gunung Api
Pada pembelajaran kelas XI memasuki materi Keragaman Budaya Bangsa sebagai Identitas Nasional berdasarkan Keunikan dan Sebarannya serta Jenis dan Penanggulangan Bencana Alam melalui Edukasi, Kearifan Lokal dan Teknologi Modern dimana materi ini terfokus pada materi sosial geografi. Proses pembelajaran di kelas XI menggunakan metode pembelajaran Discovey Learning dan Project Based Learning. Pada metode Discovery Learning digunakan untuk penyampaian materi, sedangkan pada metode Project Based Learning digunakan untuk penugasan kelompok. Selain itu, proses pembelajaran juga memanfaatkan perkembangan teknologi sebagai media pembelajaran seperti penggunaan slide Power Point, video pembelajaran, GimKit, Quizziz, padlet, Google Form, Google Site, dan Google Drive. Pemanfaatan link padlet dan google site sebagai media pembelajaran dinilai lebih efektif dan efisien. Karena hanya dengan mengakses link yang diberikan, siswa sudah mendapat seluruh perangkat pembelajaran yang akan digunakan. Dalam link tersebut sudah tercantum modul pembelajaran, slide power point, video pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran.
Dalam penerapan Project Based Learning menghasilkan dua projek yang berhubungan dengan materi Keragaman Budaya Bangsa sebagai Identitas Nasional berdasarkan Keunikan dan Sebarannya serta Jenis dan Penanggulangan Bencana Alam melalui Edukasi, Kearifan Lokal dan Teknologi Modern. Kedua projek tersebut tertuang dalam program kerja kecil prodi Pendidikan Geografi. Projek tersebut berupa pembuatan MindMap 3D Keragaman Budaya Bangsa dan Video Simulasi Mitigasi Bencana Gempa Bumi. Dalam pelaksanaan projek ini melibatkan siswa-siswi kelas XI IPS 1, XI IPS 2, XI IPS 3, dan XI MIPA 7.