Mohon tunggu...
Divalindra GatraN
Divalindra GatraN Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Mahasiswa

Aku Sayang Kamu

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Media Sosial Menggerogoti Kesehatan Mental Remaja

23 Juni 2023   17:40 Diperbarui: 23 Juni 2023   18:25 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Divalindra Gatra N
Manajemen H
202210160311427

Media Sosial Menggerogoti Kesehatan Mental Remaja
Pendahuluan
Perkembangan masyarakat pada masa kini dan perkembangan teknologi telah mengubah media sosial menjadi hal yang tidak dapat terpisahkan dari kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia. Media sosial menawarkan banyak manfaat dan juga memiliki kemudahan dalam berinteraksi dengan orang lain, juga dapat mengumpulkan berbagai informasi, mempromosikan bisnis, atau bahkan juga dapat memajukan karier para penggunanya. Kemudahan dalam mengakses media sosial dimanapun dan kapanpun membuat pengguna merasa dipermudah dalam segala hal. Media sosial memungkinkan kita untuk dapat terhubung dengan orang-orang dari berbagai kalangan mulai dari anak remaja hingga orang dewasa, media sosial juga memberi informasi berbagi pengetahuan, memperkuat jaringan sosial, dan mengekspresikan diri secara kreatif. Media sosial juga dapat berfungsi sebagai forum untuk diskusi sosial, penggalangan dana untuk tujuan amal, atau mengekspresikan konsensus tentang isu-isu penting. Menurut We Are Sosial dan Hootsuite, akan ada sebanyak 4,74 juta pengguna media sosial di seluruh dunia pada akhir Oktober 2022. Jumlah ini setara dengan 59,3% populasi manusia di dunia.
Pembahasan
Media sosial adalah salah satu platform yang mudah diakses dan sangat populer di era digital saat ini. Namun, penggunaan media sosial yang tidak terkontrol dapat berdampak negatif pada kesehatan mental remaja. Banyak penelitian yang telah menunjukkan bahwa paparan berlebihan terhadap konten-konten negatif atau yang dapat merugikan di media sosial contohnya seperti berikut; cyberbullying, body shaming, dan perbandingan diri dengan orang lain dapat menyebabkan stress yang berkepanjangan, kecemasan diri sendiri terhadap sisi negative dari media sosial, lebih bahaya lagi menimbulkan depresi bahkan perilaku bunuh diri. Remaja sering merasa perlu untuk terus memperbarui profil mereka, memposting foto dan video, serta memperoleh jumlah like dan komentar yang tinggi. Tekanan ini dapat menyebabkan remaja merasa tidak aman dan tidak puas dengan diri mereka sendiri, yang pada gilirannya dapat memicu stres dan kecemasan. Selain itu paparan informasi palsu atau hoaks juga bisa membuat para remaja bingung dalam menjalani pilihan hidupnya. Mereka seringkali mengalami kesulitan dalam membedakan fakta dan opini sehingga sulit bagi mereka untuk membuat keputusan yang tepat. Tidak hanya itu saja, penggunaan media sosial juga bisa menimbulkan atau memperburuk gangguan tidur para remaja karena kecanduan dengan media sosial dan dapat juga meningkatkan risiko obesitas karena semakin   lama durasi menggunakan media sosial membuat semakin banyak juga energy yang terkuras.
Banyak waktu yang terbuang untuk menggunakan media sosial. Remaja cenderung menghabiskan waktu yang lama untuk menggunakan ponsel mereka sebelum tidur di malam hari sehingga itu dapat menimbulkan  kebiasaan, sulit bagi mereka untuk dapat mengawali tidur nyenyak dan mengalami gangguan susah tidur yang menyebabkan gampang mengantuk di pagi hari karena kurangnya durasi tidur di malam hari. Kualitas tidur yang buruk dapat menyebabkan remaja merasa lelah, tidak fokus, dan mudah dikalahkan, yang pada akhirnya dapat memicu stres dan kecemasan. Selain tekanan sosial dan perbandingan sosial yang merugikan, media sosial juga dapat memperkuat perilaku yang tidak sehat pada remaja. Misalnya, remaja dapat tergoda untuk terus menerus membandingkan diri mereka dengan orang lain, memperhatikan penampilan fisik mereka, atau bahkan terlibat dalam perilaku berisiko seperti penggunaan narkoba atau alkohol. Hal ini dapat menyebabkan remaja merasa tidak aman dan tidak sehat secara fisik dan mental. Selain itu, media sosial juga dapat memperkuat stigma dan ketakutan terhadap orang-orang dengan masalah kesehatan mental. Remaja yang mengalami masalah kesehatan mental dapat merasa malu atau takut untuk mencari bantuan karena takut dijauhi atau diasingkan oleh teman-teman mereka. Hal ini dapat merugikan kondisi mereka dan membuat mereka merasa terisolasi dan kesepian.
Sebagai masyarakat Indonesia yang makmur kita harus lebih peduli terhadap apa yang terjadi pada masa sekarang, efek samping dari penggunaan media sosial tersebut dapat menyerang pada kesehatan mental remaja pada saat ini. Kita sebagai para remaja harus bisa bekerja sama untuk mencari solusi tentang bagaimana cara mengatasi masalah tersebut agar dampak buruk media sosial bagi para remaja dapat diminimalisir. Salah satu solusinya adalah dengan memberikan pendidikan tentang pemakaian media secara benar dan bijaksana kepada masyarakat serta pemerintah agar turut aktif dalam penyedia layanan edukasi bagi para generasi muda melalui program-program sekolah ataupun kampanye-kampanye positif di sosial media yang mendukung gaya hidup sehat secara fisik maupun mental bagi kaum millennial saat ini. Adanya media sosial telah mempengaruhi kehidupan sosial dalam bermasyarakat. Perubahan sosial yang berdampak positif seperti kemudahan memperoleh, menyampaikan informasi.  Sedangkan peubahan sosial yang cenderung negatif seperti munculnya kelompok-kelompok sosial yang mengatasnamakan agama suku dan pola perilaku tertentu yang terkadang  menyimpang dari norma-norma yang ada. Jejaring sosial yang merupakan situs dimana setiap orang bisa membuat web page pribadi, kemudian terhubung dengan teman-teman untuk mencari berbagai informasi dan berkomunikasi. Jejaring sosial terbesar antara lain Facebook, My space, Instagram, Twitter, Whatsapp.
Namun, bukan berarti media sosial selalu berdampak negatif pada kesehatan mental remaja. Media sosial juga dapat menjadi sumber dukungan dan bantuan bagi remaja yang mengalami masalah kesehatan mental. Banyak organisasi dan kelompok pendukung kesehatan mental yang menggunakan media sosial sebagai tempat untuk menyebarkan informasi dan menyediakan dukungan online bagi remaja yang membutuhkan.

Penutup
Namun demikian, bukan berarti kita harus sepenuhnya melarang penggunaan media sosial bagi remaja. Penting bagi para orang tua dan remaja untuk mengenali potensi risiko dari penggunaan media sosial dan melakukan upaya pencegahan sejak dini seperti batasan waktu penggunaannya serta selektif dalam memilih konten-konten yang bermanfaat saja. Bagi para remaja sendiri perlu menjadi bijaksana dalam menggunakan media sosial agar tetap menjaga kesehatan mental mereka. Sudah suatu keharusan bagi orang tua untuk selalu mengawasi dan membatasi, serta membimbing anak-anak mereka tentang cara menggunakan media sosial dengan bijak dan menyaring konten-konten negatif yang dapat diakses dengan mudahnya oleh anak-anaknya. Dengan melakukan upaya preventif dengan memberikan pendidikan tentang manajemen emosi dan interaksi sosial yang harus ditingkatkan di sekolah-sekolah serta intervensi ketika diperlukan dan meningkatkan kesadaran akan dampak penggunaan media sosial pada kesehatan mental remaja, diharapkan bisa menciptakan lingkungan yang lebih aman dan mendukung perkembangan psikologis remaja saat ini.
Media sosial bisa menjadi ancaman bagi kesehatan mental remaja jika tidak digunakan dengan bijak. Namun demikian, bukan berarti kita harus sepenuhnya melarang penggunaannya, serta tidaklah tepat apabila kita hanya menyalahkan media sosial sebagai satu-satunya penyebab masalah kesehatan mental remaja saat ini. Namun demikian, kita semua harus mewaspadai dampak negatif dari penggunaannya sehingga bisa meminimalisir resikonya dan membantu menciptakan lingkungan online yang lebih sehat bagi generasi masa depan kita.

Divalindra Gatra N

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun