Mohon tunggu...
Diva Alayna Suwito
Diva Alayna Suwito Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi

pretty girls read

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Branding Fundamental

18 Oktober 2022   10:07 Diperbarui: 18 Oktober 2022   10:14 250
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Mengapa kita memerlukan sebuah branding? Apakah branding itu penting? Jawabannya adalah iya, branding penting, karena yang pertama lebih memudahkan untuk berjualan. Customer lebih memercayai pada penjual yang sudah memiliki reputasi, reseller pun lebih mudah menjual brand terpercaya. Yang kedua, lebih kebal terhadap kompetitor, sebagai contoh, produk yang memiliki branding besar dan terkenal pasti tetap banyak pembeli walaupun telah disindir dengan cara bagaimanapun oleh pesaing. Yang ketiga, hampir tidak bisa bangkrut, karena yang bisa bangkrut adalah produsennya, tetapi merk atau brandnya masih tetap ada.


Rencana atau keinginan disebut dengan Brand Blueprint. Sebagai contoh Amel ingin dikenal sebagai penyanyi yang ceria dan murah senyum. Tetapi Amel malah dikenal sebagai penyanyi yang mewah dan modis. Sehingga, Amel yang dikenal masyarakat sebagai penyanyi yang mewah dan modis ini disebut dengan persepsi atau Brand Equity. Bagaimana Amel mengomunikasikannya dan menunjukkannya disebut dengan aksi atau Brand Delivery.


Jadi, semua hasil persepsi yang muncul di benak konsumen adalah Brand Equity. Kita sebagai pemilik usaha (produk dan brand) hanya bisa fokus mengendalikan Brand Blueprint dan Brand Delivery.
Tujuan membangun brand adalah agar dapat dikenal masyarakat luas, sehingga produk dapat terjual dan mengembangkan loyalitas konsumen.


Branding memiliki dua komponen utama yaitu:


Rational  Value (Kompetensi)
Rational Value ini didasarkan pada logika dan kualitas produk. Kekurangannya adalah lebih mudah ditiru.


Emotional Value (Karakter/Attitude)
Emotional Value didasarkan pada ikatan emosional dari produsen barang/jasa kepada konsumen

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun