Mohon tunggu...
Divaki Avisa
Divaki Avisa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah mahasiswa tahun pertama yang memiliki semangat untuk terus belajar hal baru

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Awas Hoax! Inilah Fakta MSG

5 Januari 2023   10:42 Diperbarui: 5 Januari 2023   11:22 362
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 Banyak yang mengatakan bahwa MSG (monosodium Glutamat) atau sering dikenal dengan micin dapat menyebabkan berbagai penyakit seperti pemicu terjadinya kelebihan berat badan (obesitas), kanker, hingga disebut sebagai penyebab kebodohan namun nyatanya hal tersebut hanyalah mitos belaka.

Faktanya sampai saat ini belum ada peneliti yang bisa membuktikan hubungan yang signifikan antara Monosodium Glutamat (MSG) atau sering disebut dengan micin ini merupakan salah satu bahan makanan yang sering digunakan untuk penyedap rasa. MSG berasal dari garam natrium asam glutamat yang secara alami dapat ditemukan pada daging, ikan, tomat, hingga ASI. MSG sering ditemukan sebagai bahan tambahan makanan yang bisa menambahkan rasa gurih (umami).

Munculnya berbagai mitos mengenai MSG ini disebabkan oleh "Chinese Restaurant Syndrome", yang mana banyak masyarakat membicarakannya karena efek negatif dari MSG tersebar pada tahun 1960an. Tersebarnya berita tersebut, membuat para peneliti melakukan kajian mengenai MSG dan ditemukan bahwa setiap orang memiliki sensitivitas atau alergi terhadap MSG yang berbeda-beda. Efek yang timbul dari alergi MSG seperti pusing, otot terasa tegang, kesemutan, serta wajah memerah. 

Selain itu, reaksi dari MSG atau biasa disebut gejala kompleks MSG yaitu tubuh menjadi lemas, berkeringat, nyeri dada, mual, hingga detak jantung menjadi lebih cepat. Walaupun dapat menyebabkan alergi, mengkonsumsi MSG sesuai dengan anjuran tidak memiliki dampak buruk yang signifikan pada tubuh manusia hanya saja jika dikonsumsi dalam jangka panjang dan dalam jumlah yang banyak, MSG beresiko menyebabkan tingginya tekanan darah seseorang.

Berbagai mitos mengenai MSG-pun telah berhasil dipatahkan oleh beberapa peneliti seperti, Kondoh dan Tori (2008), mengkonsumsi air yang mengandung MSG sebanyak 1% dapat membantu mengurangi bobot lemak pada perut tikus dan mengalami pengurangan berat badan yang signifikan. Sementara itu, berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh shi et al (2012), menyatakan bahwa penambahan berat badan dapat terjadi akibat beberapa faktor seperti usia, wilayah tinggal, pekerjaan yang panjang, aktivitas fisik dan asupan makanan.

Sehingga mitos yang mengatakan bahwa MSG dapat menyebabkan obesitas itu tidak benar adanya. Tidak hanya itu, berdasarkan hasil wawancara dr. Kevin dengan IDN Times (2022), menyatakan bahwa belum ada penelitian yang akurat yang menyatakan bahwa MSG dapat menyebabkan penurunan kecerdasan. Hingga saat ini-pun bukti maupun studi ilmiah mengenai MSG berdampak buruk bagi otak masih belum ada kejelasannya.

Meskipun belum banyak penelitian yang mengungkapkan mengenai efek dari MSG secara pasti, lebih baik mengonsumsi MSG secukupnya saja. Oleh karena itu, agar tidak menimbulkan efek yang kurang baik sebaiknya MSG dikonsumsi hanya 30 mg/kg berat badan per harinya.

Selain itu, membatasi konsumsi MSG bisa meminimalisir resiko terjadinya gangguan kesehatan. Masyarakat dapat mengganti MSG dengan menambahkan kaldu baik kaldu ayam, sapi, maupun jamur; kecap; aneka herba dan garam sebagai alternatif untuk meminimalisir alergi/sensitivitas akibat MGS.

By : Divaki Avisa_102111133069_IKM 3C

Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Airlangga

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun