Alur baru penetapan penerima dan distribusi pupuk subsidi telah diterapkan. Pemerintah menargetkan petani bisa menebus pupuk subsidi pada Januari 2025.
Untuk mewujudkan swasembada pangan secara bertahap, pemerintah menstop impor beras, gula konsumsi, jagung pakan, dan garam konsumsi pada 2025. Pemerintah juga memangkas alur distribusi pupuk subsidi.
Saat ini, alur baru distribusi pupuk subsidi itu telah diberlakukan untuk menentukan kuota dan penyaluran pupuk subsidi pada 2025. Pemerintah bahkan menjamin petani bisa menebus pupuk tersebut pada Januari 2025.
Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan menyatakan hal itu dalam diskusi terbatas tentang " Deregulasi Distribusi Pupuk Industri di Indonesia" di Menara Kompas, Jakarta, Senin (9/12/2024). Narasumber lain dalam diskusi itu adalah Direktur Pupuk dan Pestisida Kementerian Pertanian Jekvy Hendra, Ketua Umum Kontak Tani dan Nelayan Andalan (KTNA) M Yadi Sofyan Noor, dan Wakil Rektor Universitas Hasanuddin Farida Patitingi.
Menurut Zulkifli, pada 202, pemerintah tidak akan mengimpor beras, gula konsumsi, jagung pakan, dan garam konsumsi. Pemerintah juga mengurangi kuota impor komoditas pangan lain, seperti bawang putih, gula mentah, serta daging kerbau dan sapi.
Hal itu merupakan keputusan Rapat Koordinasi Terbatas tentang Penetapan Neraca Komoditas Pangan 2025. Jadi keputusan itu sudah mempertimbangkan neraca komoditas-komoditas pangan yang disusun kementerian/lembaga terkait. "Beras, misalnya. Tahun depan, produksi dan konsumsi beras nasional diperkirakan masing-masing 32,5 juta ton dan 31 juta ton. Saat ini, stok beras Perum Bulog mencapai 2 juta ton dan stok beras di pedagang dan masyarakat 8 juta ton," katanya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H