Mohon tunggu...
Diva ardiyanti
Diva ardiyanti Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswa

hobi saya traveling dan saya masih menjadi mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence

Pendidikan Digital : Menyelaraskan Teknologi Dengan Peran Guru Dalam Islam

3 Januari 2025   18:26 Diperbarui: 3 Januari 2025   18:31 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi teknologi menggantikan peran guru 

Dapat kita ketahu bahwa Perkembangan Teknologi digital telah banyak mengubah aspek dalam kehidupan kita termaksud pendidikan. Banyak nya Platform yang memudahkan kita untuk belajar kapan pun dan dimana pun seperti aplikasi pendidikan (Google classroom , Ruang guru dan aplikasi sejenis. Penggunaan kecerdasan buatan (AI) juga semakin meluas, memungkinkan penerapan metode pembelajaran yang lebih fleksibel, memberikan umpan balik secara instan, serta meningkatkan efisiensi proses belajar dan pekerjaan. Oleh Karen itu prinsip keadilan (al-'adalah) dalam Islam mengajarkan bahwa setiap individu harus diberikan kesempatan yang sama untuk belajar, dan teknologi harus dimanfaatkan secara merata untuk mencapai tujuan ini dan meskipun teknologi dapat menjadi alat bantu yang sangat berguna, peran guru sebagai pendidik dan pembimbing dalam pendidikan tetap tak tergantikan. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW, "Sebaik-baik sedekah adalah seseorang yang belajar ilmu, kemudian mengajarkannya kepada saudaranya sesama Muslim" (HR. Ibnu Majah).

A. Tantangan Akses Teknologi
Pendidikan digital memang sudah mudah untuk di akses, tetapi tidak semua siswa memiliki akses
ke perangkat atau internet yang memadai. Misalnya di AIndonesia disparitas digital, daerah terpencil masih memiliki kendala besar. Membuat Pendidikan digital sulit diakses oleh sebagian siswa , islam mengajarkan pentingnya keadilan (al-'adalah) dalam memberikan kesempatan belajar bagi setiap individu sehinngga teknologi harus diamanfaatkan secara universal. Namun tetap saja pendidikan bukan hanya sekedar menyampaikan informasi . Guru memiliki peran yang besar dan mendalam untuk siswa Islami memandang guru sebagai sosok yang tidak hanya menyampaikan ilmu, tetapi juga membentuk akhlak dan karakter siswa. Sebagaimana Rasulullah bersabda:
"Sebaik-baik sedekah adalah seseorang muslim belajar ilmu, kemudian mengajarkannya kepada saudaranya sesama muslim". (HR.Ibnu Majah)
Ini menunjukkan bahwa pendidikan bukan hanya transfer ilmu, tetapi juga sebagai motivator,pembentuk karakter dan mentor. Karena Seorang guru dapat memahami emosi,karakter,dan dinamika sosial siswa yang belum bisa ditiru oleh teknolgi dan dapat merespons siswa secara mendalam. Selain itu pemebelajaran dengan menggunakan interaksi secara langsung juga memiliki dampak psikologis yang signifikan. Siswa cenderung akan memiliki motivasi yang tinggi dan keterampilan sosial yang baik seperti kerja sama, komunikasi, dan empati perlu dilatih dalm lingkungan sosial yang nyata karena adanya tampak dukungan fisik dari guru dan kawan sekelasnya yang menjadi inti dakam pendidikan islam.

B. Peran guru tidak dapat tergantikan
Apakah teknologi dapat menggantikan guru? Jawaban nya tidak . Secanggih canggihnya Teknologi tetap tidak akan dapat mengganti peran guru , teknologi bukanlah pengganti melainkan pelengkap. Guru dan teknologi harus dilihat sebagai mitra yang saling mendukung. Guru dapat memanfatkan teknologi untuk meningkatkan efektifitas pengajaran dan teknologi menyediakan alat untuk memperluas pengalaman belajar siswa. Dalam islam, manusia memiliki kedudukan yang istimewa sebagai khalifah di muka bumi(QS. Al-Baqarah: 30). Ini menegaskan bahwa interaksi manusiawi tidak dapat tergantikan oleh kecerdasan buatan atau perangkat teknologi , pendidikan yang ideal juga didukung oleh adanya kemajuan teknologi dan sentuhan manusiawi dari seorang guru. Namunkita harus menciptakan kreatifitas yang tinggi,menciptakan siswa yang cerdas secara akademis dan menjadikan siswa yang memiliki individu serta karakter yang kuat dan empati yang tinggi.

C. Dampak positif Ai

Kecerdasan buatan (AI) membawa berbagai keuntungan dalam dunia pendidikan digital terutama teknologi ini memfasilitasi pembelajaran, memberikan akses yang lebih luas terhadap sumber belajar, serta meningkatkan efisiensi dalam pengelolaan data siswa. Dengan bantuan AI, kita dapat mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan siswa, menyajikan materi yang sesuai dengan kebutuhan mereka, dan menciptakan pengalaman pembelajaran jarak jauh yang lebih responsive. Pembelajaran kini mendapatkan akses yang lebih luas terhadap berbagai sumber ilmu, seperti tafsir Al-Qur'an, hadis, dan karya-karya klasik yang sebelumnya sulit dijangkau. Dengan bantuan kecerdasan buatan (AI), siswa dapat belajar tentang agama secara interaktif. Misalnya, terdapat aplikasi yang dirancang untuk membantu menghafal Al-Qur'an atau memahami hukum-hukum fikih dengan penjelasan yang lebih sederhana. AI juga memberikan peluang untuk personalisasi pembelajaran. Dalam konteks pendidikan Islam, setiap individu memiliki kebutuhan dan kemampuan yang berbeda. Prinsip ini sejalan dengan ajaran Islam yang menekankan pentingnya memberikan pendidikan sesuai dengan kapasitas masing-masing, sebagaimana sabda Rasulullah:
"Berbicaralah kepada manusia sesuai dengan kadar akal mereka. " (HR. Bukhari)

D. Dampak Negative Ai
Meskipun teknologi dapat mengotomatiskan berbagai tugas administratif dan memberikan umpan balik secara instan, dalam proses pengajaran,tetapi Ai belum dapat memiliki kemampuan untuk memahami
konteks individu setiap siswa, masih memerlukan kehadiran manusia. Dalam hal ini, meskipun teknologibisa memberikan dukungan yang signifikan, peran guru sebagai fasilitator dan pembimbing dalam pendidikan tetap tidak tergantikan. Pendidikan Islam tidak hanya berfokus pada kecerdasan intelektual, tetapi juga mengutamakan pembentukan hati dan akhlak. Al-Qur'an menegaskan: "Sungguh beruntunglah orang yang menyucikan jiwa itu." (QS. Asy-Syams: 9). Proses penyucian jiwa ini memerlukan sentuhan manusiawi, seperti interaksi langsung dengan guru yang berperan sebagai murabbi (pendidik), bukan hanya sekadar penyampai informasi. Meskipun kecanggihan AI sangat mengesankan, teknologi ini tidak bisa menggantikan peran tersebut. Selain itu,ketergantungan yang berlebihan pada AI dapat mengurangi kesempatan siswa untuk mengembangkan keterampilan sosial yang penting, seperti komunikasi, empati, dan kerja sama. Islam menekankan keutamaan kehidupan bermasyarakat dan saling tolong-menolong " sesuatu yang sulit diajarkan tanpaadanya interaksi antar manusia." (QS. Al-Maidah: 2).

Teknologi sebagai Pelengkap, Bukan Pengganti:Dalam perspektif Islam, kecerdasan buatan (AI) seharusnya dilihat sebagai alat yang mendukung proses pembelajaran, bukan sebagai pengganti peran guru. Guru berfungsi sebagai pembimbing spiritual, moral, dan intelektual, yang keberadaannya tidak dapat digantikan oleh teknologi. Teknologi memang membawa perubahan yang signifikan dalam dunia pendidikan, menawarkan kemudahan fleksibilitas dan akses ke informasi menjadi lebih luas dan umpan balik dapat diperoleh secara instan dalam pendidikan, tetapi nilai-nilai kemanusiaan harus tetap menjadi pondasi utama. Dalam proses belajar tetapi nilai-nilai kemanusiaan (guru) dalam proses belajar mengajar tidak dapat digantikan . Pendidikan ideal dalam Islam adalah yang mampu mengintegrasikan kemajuan teknologi dengan prinsip-prinsip keislaman, sehingga menghasilkan siswa yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga memiliki akhlak mulia, empati, serta kecintaan kepada Allah dan Rasul-Nya. Karena pendidikan bukan hanya mengisi kepala dengan informasi melainkan membentuk karakter. Oleh karena itu, dalam konteks ini, AI dapat berperan sebagai pelengkap yang memperkaya pengalaman belajar, namun
tidak pernah dapat menggantikan kehadiran manusia yang penuh hikmah dan kasih sayang dalam mendidik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun