Mohon tunggu...
Aditia Ekalaya
Aditia Ekalaya Mohon Tunggu... wiraswasta -

Lahir di Bandung, besar di Cilegon Banten, nakal di Bandung, merasakan pedih nya menuntut ilmu di Sydney Australia, bercinta di Bandung lagi, belajar hidup mandiri di Jakarta sampai akhirnya mencari rejeki di Kramatwatu Banten... oiii Rejeki, where are youuuu ??

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Dampak pencabutan subsidi BBM

10 Februari 2011   02:33 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:44 2444
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Sepertinya pemerintah akan jalan terus dengan pencabutan subsidi BBM untuk kendaraan pelat hitam.
Saya merasa ngeri dengan dampak yang akan ditimbulkan oleh pencabutan subsidi tersebut.
Saya sedari dulu sudah menduga bahwa suatu saat subsidi akan dicabut.
Saya tidak merasa khawatir jika BBM untuk kebutuhan transportasi saya melonjak tinggi karena saya sedari dahulu sudah siap akan resiko mempunyai kendaraan roda 4.
Tapi itu duluuuuuuuu.
Dulu ketika saya belum menikah.
Dulu ketika saya belum mempunyai 2 anak.
Dulu ketika saya belum mempunyai usaha sendiri.
Dulu ketika saya masih numpang di rumah orang tua hehehe.

Jika pemerintah beralasan bahwa pemilik kendaraan pelat hitam adalah golongan mampu, mari kita lihat kenyataannya.
Kendaraan pengangkut sayuran atau apapun yang berjenis pick-up atau small Truck mayoritas berpelat hitam.
Okelah jika mereka dicap golongan mampu tapi bukan itu yang saya maksud..

Dampak yang akan terasa dimasyarakat adalah :


  1. Naiknya harga sembako dan barang-barang kebutuhan lain.
    Ini tidak dapat dihindari karena sudah pasti jasa angkutan akan membebankan ongkos BBM kepada penjual.
    Dan pada akhirnya sang penjual akan membebankan kepada pembeli.
  2. Naiknya biaya lain.
    Jika mencermati pengalaman masa lalu,biaya jasa dan lain-lain sudah pasti akan ikut naik.
    Sebagai contoh kecil saja, penjual makanan gorengan dipinggir jalan sudah tentu akan ikut menaikkan harga atau minimal mengurangi ukuran gorengan yang dijualnya.
    Alasannya sudah tentu karena harga bahan baku yang naik.
  3. Naiknya ongkos produksi.
    Jangan lupakan penggunaan genset atau alat produksi lain yang masih mengandalkan BBM pada perusahaan skala kecil dan menengah.
    Pencabutan subsidi sudah tentu akan makin membuat mereka tidak punya pilihan lain selain menaikkan harga.
    Sebagai contoh adalah usaha cuci mobil/motor. Mereka masih mengandalkan mesin yang menggunakan bahan bakar bensin, untuk beralih menggunakan mesin yang digerakkan oleh listrik mereka cenderung berkeberatan karena kebetulan didaerah saya pasokan listrik dari PLN rajin sekali nyala mati nya hehehe.
  4. Naiknya harga lain.
    Jangan sepelekan tukang becak didekat rumah anda!
    Walau becak cuma bermodalkan tenaga tapi tenaga tersebut dihasilkan oleh makanan yang harus mereka olah atau beli. Jadi kesimpulannya ... ya naik juga deh hehehe.
  5. Ketidakpastian harga.
    Yang paling saya takutkan adalah naiknya TDL dari PLN.
    Siapa yang bisa menjamin bahwa TDL tidak akan naik untuk jarak waktu tertentu ?
    Harga segini yang dibarengi oleh byarpet sudah cukup bikin saya pusing karena banyak pekerjaan yang lewat dari deadline..
    Byarpet nya dalam seminggu bisa 6 kali, dan iya... Saya masih tinggal di pulau Jawa..
  6. Besar pasak daripada tiang.
    Pengeluaran bertambah sedangkan pendapatan tetap.
    Kalau yang ini silahkan anda sendiri yang menyimpulkan hehehe


Kesimpulannya, Pemerintah harus lebih teliti dalam mengambil keputusan.
Saya tidak menentang pencabutan subsidi BBM akan tetapi semoga ada kebijakan yang mengatur agar dampak dari pencabutan subsidi BBM tersebut tidak akan menyengsarakan rakyat banyak.

Maaf jika tulisan saya ini ngawur.
Maklum tulisan ini dibuat sambil bekerja.

Salam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun