Mohon tunggu...
Aditia Ekalaya
Aditia Ekalaya Mohon Tunggu... wiraswasta -

Lahir di Bandung, besar di Cilegon Banten, nakal di Bandung, merasakan pedih nya menuntut ilmu di Sydney Australia, bercinta di Bandung lagi, belajar hidup mandiri di Jakarta sampai akhirnya mencari rejeki di Kramatwatu Banten... oiii Rejeki, where are youuuu ??

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Media Wajib Mengedukasi

23 November 2011   03:56 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:19 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah membaca dua media Radar Banten dan Kabar Banten saya menemukan sebuah berita yang sama.
Radar Banten memberitakan " Bunga bangkai hebohkan warga Ciwasiat ".
Sedangkan Kabar Banten memberi judul " Geger, tanaman mirip bunga bangkai ".
Saya tertawa membaca berita tersebut karena setelah melihat foto berita tentang tanaman yg disebut bunga bangkai tersebut memang lazim ditemui dipulau jawa.
Bunga bangkai yang menghebohkan tersebut adalah Amorphaphollus campanulatus, biasa disebut ' suweg '.
Masih berkerabat dengan Amorphaphollus titanium yang ukurannya super jumbo,
tanaman ini akan menampakkan bunga nya ketika musim penghujan.
Sedangkan ketika sedang tidak berbunga tanaman ini hanya menampakkan batang dan daunnya saja.

Dari berita dari media tersebut telah terbaca bahwa media cenderung memelihara ' keistimewaan ' dan ' keajaiban ' penemuan tanaman tersebut.
Tanpa mengedukasi tentang tanaman tersebut maka berita tersebut cenderung dibesar-besarkan dan terkesan membodohi masyarakat bahwa hal tersebut adalah sebuah keajaiban.

Di wilayah Serang Banten tanaman tersebut lazim ditemui apalagi ketika mendekati musim hujan.
Saya bahkan sering menemukan tanaman tersebut tumbuh liar di pinggir jalan Serang - Cilegon.
Tanaman tersebut bahkan telah dimanfaatkan oleh PT.Perhutani untuk menjadi tanaman industri.

Yang saya sesalkan atas pemberitaan dua media cetak tersebut adalah tidak dilengkapi dengan informasi edukasi tentang tanaman tersebut.
Jika sang peliput tanggap akan nilai edukasi sudah tentu dia/mereka akan menanyakan jenis tanaman tersebut atau minimal menggunakan internet untuk melakukan riset tentang jenis tanaman tersebut.
Ayolah para insan jurnalis, beritakan hal yang jujur, bertanggungjawab, informatif dan mengedukasi masyarakat banyak.
Itulah tugas mulia yang anda pikul.

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun