Seri terakhir dari rangkaian Triple Header atau tiga seri balap F1 dalam tiga minggu berturut-turut akan ditutup di sirkuit Silverstone, Britania Raya, pada akhir pekan ini. Sirkuit legendaris yang terkenal akan tikungan-tikungan cepat menantang dan menghibur para pembalap serta penonton.
Silverstone memang tempat yang spesial bagi balap Formula Satu. Tempat ini menjadi saksi balapan pertama ajang F1, putar balik pada 13 Mei 1950. Balapan yang dimenangkan oleh Nino Farina dengan mobil Alfa Romeo, yang saat ini menjadi partner kerja sama dengan tim Sauber.
Sirkuit Silverstone tergolong sirkuit yang besar dan bisa dikategorikan sirkuit cepat karena mayoritas tikungan-tikungan di sirkuit ini biasa dilibas dengan kecepatan lebih dari 230 kpj. Memiliki panjang 5,891 km dan 18 tikungan, sirkuit ini juga terdapat tikungan legendaris yang terkenal sangat menantang di sirkuit ini. Ada tikungan pertama yang dinamai Abbey. Lalu ada Copse, Maggots dan Becketts yang sangat terkenal karena sensasi kecepatan dan tekanan gravitasi-nya yang tinggi.
Tingkat downforce di sirkuit ini bisa bilang lumayan tinggi, mengingat banyaknya tikungan cepat yang membutuhkan daya cengkram yang tinggi. Sirkuit ini dulunya adalah landasan pacu yang digunakan pada era perang dunia kedua.
Untuk menambah kesempatan menyalip, FIA menambah satu lagi zona DRS (Drag Reduction System) yang diletakkan pada trek lurus start/finish sampai tikungan ketiga. Hal ini memungkinkan pembalap membuka DRS sambil gas pol alias flat-out di tikungan Abbey (tikungan pertama) dan Farm (tikungan kedua). Tapi, nampaknya hal ini cukup berbahaya, buktinya pada sesi latihan bebas pertama kemarin, Romain Grosjean harus mengalami insiden di tikungan pertama akibat membuka gas pol dengan DRS terbuka di Abbey.
Flat-out ditambah DRS terbuka di tikungan Abbey dan Farm sepertinya hanya dapat dilakukan di sesi kualifikasi, Sabtu nanti. Kondisi saat kualifikasi memang sangat memungkinkan untuk melakukan itu, berat mobil yang ringan karena bahan bakar yang sedikit, menggunakan mode kualifikasi dan ban yang tercepat sekaligus memiliki cengkraman paling kuat.
Mercedes tentu dan sudah pasti menjadi favorit di sirkuit ini. Mereka menang di sirkuit ini dalam lima edisi terakhir. Satu dari Nico Rosberg di tahun 2013, dan sisanya oleh pembalap tuan rumah, Lewis Hamilton yang memenangi GP Inggris berturut-turut empat kali berturut-turut sejak era hibrida dimulai.
Mereka pun makin dijagokan karena Pirelli selaku penyuplai ban resmi F1 akan menggunakan ban dengan permukaan yang 0,4 mm lebih tipis dari ban normal, untuk menyesuaikan permukaan sirkuit Silverstone yang baru saja di aspal ulang. Ban ini juga digunakan di sirkuit Paul Ricard dan Katalunya beberapa waktu lalu, hasilnya Mercedes mendominasi balapan.
Mercedes datang ke Inggris dengan membawa semangat menebus kesalahan mereka sewaktu GP Austria minggu lalu, dimana dua mobil mereka harus keluar balapan lebih awal karena masalah kebocoran hidrolik (Bottas) dan masalah aliran bahan bakar (Hamilton), yang menyebabkan mereka kehilangan poin dan singgasana di klasemen.
Tapi, jangan harap pesaing terdekat mereka diam saja. Ferrari siap menggebrak di Silverstone. Mereka membawa misi untuk mematahkan dominasi Mercedes di GP Inggris. Mereka ingin mempertahankan singgasana saat ini, dimana mereka memimpin klasemen pembalap dan konstruktor. Terbukti dari langkah mereka merespon pembaruan aerodinamika Mercedes di Austria lalu.
Terbukti, Mercedes bertarung ketat dengan Ferrari di papan waktu saat sesi latihan bebas kemarin. Waktu tercepat mereka hanya terpaut 0,065 detik. Keduanya memakai ban Soft. Ini sangat ketat dan sepertinya sesi kualifikasi akan berjalan cukup sengit.