Finally, after had been pushed by my friend @akbarnikmatullah, I tried to write something, by all means, it will be dedicated to my truly warrior.
Dad,
Menyesal tiada guna kuucapkan,
Seseorang yang mengajarkan bahwa sedikit tindakan lebih bernilai dari jutaan kata-kata
Untuknya yang berjuang, tanpa pernah memikirkan dirinya sendiri
Yang merasa bahwa kebahagiaan keluarga besar adalah puncak kepuasannya
Kau gadaikan waktu tidur dan istirahatmu,
Mungkin karena kau pun tahu bahwa kini kau bisa melampiaskan itu sekarang.
Saat kau tiada, ratusan orang berkata bahwa kau adalah orang yang luar biasa .
Tidakkah kau dengar itu?
Atau mungkin senyum kecutmu sekarang mengembang disana, seraya berkata kepada anakmu,
“Aku tinggalkan beban menjaga nama baikku.”
Mungkin doa tiada cukup melampiaskan rasa rindu,
Tapi jika disana engkau mengetahui solusi paling tepat untuk semua ini
Beritahu anakmu
Maaf jika bibir ini terlalu mahal dan angkuh mengucapkan kata sayang dan bangga
Tapi 2 kata itu rasanya terlalu murah untuk orang seperti dirimu
Kuasa TUHAN jauh lebih kuat,
1 yang pasti, jika anakmu nanti masuk ke tempat bernama NERAKA, kita tidak akan pernah bertemu kembali
Karena aku tahu dimana tempatmu saat ini.
Cukup jauh aku menuntut ilmu, tanpa sadar bahwa guru terbaik yang dikirimkan TUHAN sudah tiada, cukup jauh jika dikatakan dekat, cukup dekat jikalau dirasa jauh
lengkap meninggalkan sejarah, kebanggaan dan beban yang sudah dijelaskan tadi.
Your son,
I Gede Aditya Mahendra
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H