Pada Rabu, 21 Juli 2021, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan bahwa di Indonesia terdapat 2.983.830 yang terkonfirmasi positif COVID-19. Penambahan tersebut merupakan penambahan per-hari terbanyak sejak pemerintah memperbarui update konfirmasi positif COVID-19. Penyebaran COVID-19 yang dengan cepat menyebar dan bisa mengakibatkan kematian terutama golongan manula.Â
Orang yang terkena COVID-19 setiap hari selalu bertambah tak luput diiringi dengan bunyi mobil ambulance yang cukup sering kita dengar dalam sehari tersebut. Akhirnya pemerintah mulai memberlakukan suatu kebijakan - kebijakan pembatasan seperti PSBB, PPKM Jawa-Bali, PPKM Mikro dan PPKM Darurat Jawa-Bali. Dalam penerapan kebijakan tersebut mengakibatkan adanya keterbatasan seseorang untuk bertemu dan menjaga jarak, hal ini sesuai dengan pencegahan 5M, seperti : Memakai masker, Menjauhi Kerumunan, Mencuci tangan, Menjaga Jarak, Membatasi mobilitas. Oleh karena itu banyak perubahan gaya hidup yang dialami oleh setiap orang terutama dalam ekonomi dan pendidikan menjadi lebih work from home.
Dalam pandemic seperti ini, teknologi memiliki peran untuk berkontribusi dalam dunia pendidikan, termasuk pembelajaran jarak jauh atau online. Pada sektor pendidikan diberlakukannya pembelajaran online atau daring dimana peserta didik dan guru melakukan pembelajaran maupun interaksi lewat teknologi informasi, seperti melalui Google Meet, Zoom, V Con, Google Classroom, hal ini dilakukan agar pembelajaran tetap berlangsung dan peserta didik tetap menerima ilmu. Perangkat mobile seperti ponsel, laptop, tablet menjadi pendukung pembelajaran online. Pebisnis atau para pelaku usaha yang menjual perangkat mobile langsung diserbu setiap orang dari berbagai kalangan karena untuk saat ini perangkat mobile bisa disebut sebagai kebutuhan primer yang dibutuhkan.
International Data Center (IDC) menaksir, permintaan perangkat IT termasuk data intelligence dan aplikasi akan tumbuh 12,3% tahun ini dibandingkan takun 2019. Adapun kuartal II-2020, terjadi karena permintaan computer dan laptop sebesar 18,6% dengan jumlah pengiriman 38,6 juta unit. Â
Dikarenakan permintaan yang melonjak membuat harga perangkat mobile menjadi melambung tinggi, salah satu factor yang mendukung harga menjadi tinggi karena mulai adanya kelangkaan chip. Chip prosesor merupakan komponen penting yang bisa meng-otaki berbagai perangkat elektronik. Kelangkaan chip prosesor dipicu oleh beberapa factor, seperti : sanksi pada perusahaan China, kurangnya investasi pada industry chip, dan kebakaran di pabrik chip Jepang yang dilaporkan menjadi penyebab utama stok chip menjadi langka.
Berdasarkan catatan The Guardian, menipisnya persediaan chipset di pasaran ternyata sudah berlangsung sejak tahun lalu. Tepatnya, kala pandemi dimulai. Pasalnya, beberapa pabrik terpaksa menghentikan produksi akibat kebijakan lockdown yang diterapkan beberapa wilayah atau negara.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H