Lewat jendela itu, aku menumbuhkan pemahaman baru, memperluas sudut pandang, dan menyerap ide-ide segar dari sesama penulis.Â
Hingga kini, meski baru empat belas tulisan yang kuhadirkan, setiap karya adalah refleksi dari perjalanan hidup, ide, dan pengalaman yang ingin kubagikan dengan para pembaca; tentang segala hal yang memberiku sebuah pelajaran yang membawa tumbuh kembang dalam kehidupanku.
Salah satu karya yang paling berkesan bagiku adalah tulisan berjudul Menemukan Ketuhanan dalam Persahabatan. Tulisan tersebut bukanlah artikel pilihan apalagi yang utama, tetapi bagiku begitu istimewa.Â
Aku menceritakan kisah anak bungsuku yang, dalam persahabatannya, mengajarkanku tentang ketuhanan, tentang bagaimana pertemanan sejati bisa mencerminkan nilai-nilai luhur yang menghubungkan kita dengan Sang Pencipta.Â
Anak bungsuku, tanpa disadarinya, telah menjadi guruku, mengingatkanku bahwa pelajaran hidup bisa datang dari mana saja bahkan dari seorang anak kecil.
Kompasiana, bagiku, ibarat buku harian yang terbuka. Di dalamnya, aku menorehkan pelajaran hidup, pengalaman, dan refleksi diri.Â
Setiap pengalaman, yang berkesan mendalam serta melahirkan sebuah pelajaran atau pemahaman baru, layak untuk kutuliskan; dan Kompasiana adalah tempat yang setia menyimpan kisah-kisah tersebut.
Pantun untuk Kompasiana
Selamat ulang tahun, Kompasiana tercinta,
Enam belas tahun usiamu berjaya.
Menyemai cerita dan inspirasi di sana,
Untuk penulis, pembaca, dan bangsa Indonesia.
Doaku untukmu, semoga tetap bersinar,
Menjadi rumah bagi kisah-kisah bermakna.
Menggapai mimpi dan harapan yang besar,
Menjadi cahaya bagi dunia literasi kita.
Happy birthday, Kompasiana!