Mohon tunggu...
Ditta Atmawijaya
Ditta Atmawijaya Mohon Tunggu... Editor - Editor

Pencinta tulisan renyah nan inspiratif

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Baby Blues, Apa Peran Suami?

26 Juni 2024   16:41 Diperbarui: 26 Juni 2024   17:10 349
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image: Made by Canva (edit pribadi)

"Cha, lo pernah denger tentang baby blues nggak?" tanya Amel sambil menyeruput minuman dinginnya.

Di bawah rindangnya pohon flamboyan, Icha dan Amel duduk bersantai di kursi kayu taman rumah Icha. Mereka berbincang santai sambil menikmati semilir angin yang membawa aroma bunga. Dua sahabat ini mengobrolkan segala tema yang terlintas di pikiran. Maklum saja, entah berapa puluh tahun mereka tak bertemu sejak lulus SMA.

"Iya, Mel. Gue pernah ngalamin sendiri. Bener-bener nggak nyangka bakal seberat itu," jawab Icha.

"Serius, lo? Ceritain dong, gimana rasanya?" Amel memandang Icha dengan rasa ingin tahu.

"Waktu itu, gue baru pulang dari rumah sakit, dan semua orang seneng banget, dong. Eh, gue malah ngerasa aneh. Sedih, cemas, dan kadang-kadang marah tanpa alasan jelas. Padahal, gue harusnya bahagia, kan?” Icha mulai bercerita dengan ekspresi wajah yang serius.

Amel mengangguk mengerti. "Kayaknya berat banget ya, Cha. Itu terjadi pas anak pertama atau kedua?"

"Pas anak kedua, Mel. Aneh banget, kan? Gue bener-bener ngrasa nggak siap sama perubahan yang tiba-tiba. Perasaan gue jadi kacau balau. Padahal, kan, itu bukan pengalaman pertama gue," jawab Icha sambil menghela napas panjang.

"Momen yang paling bikin lo merasa gak nyaman banget itu apa, sih, Cha?"

"Waktu malam pertama di rumah, bayi gue nangis terus-terusan. Gue udah coba nyusuin, ganti popok, pokoknya semuanya, deh. Tapi nggak berhenti juga. Di situ gue ngerasa gagal jadi ibu, ngerasa nggak mampu buat nenangin bayi gue sendiri. Rasanya hopeless banget," Icha mengenang momen tersebut dengan mata sedikit berkaca-kaca.

"Terus, apa yang terjadi sama perasaan lo waktu itu?" Amel bertanya dengan penuh perhatian.

"Awalnya gue ngerasa sedih, tapi lama-lama jadi marah sama diri sendiri. Kenapa gue nggak bisa kayak ibu-ibu lain yang keliatannya enjoy aja? Gue juga jadi gampang nangis, cemas berlebihan, bahkan sempet mikir yang aneh-aneh tentang diri gue dan bayi gue," Icha menjelaskan dengan suara yang agak bergetar. Rupanya momen itu masih begitu membayangi perasaan Icha.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun